SDG 2: Tanpa Kelaparan
Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Diseminasi Registrasi Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) pada Selasa, 12 Agustus 2025, bertempat di Kantor Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta. Dalam kegiatan ini, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada berperan aktif melalui kontribusi Prof. Dr. Sri Raharjo yang hadir sebagai narasumber utama.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Dr. Sri Raharjo menyampaikan materi mengenai pedoman registrasi PSAT-PDUK (Pangan Segar Asal Tumbuhan Produksi Dalam Negeri untuk Peredaran di Dalam Negeri). Materi ini menekankan pentingnya registrasi sebagai bentuk jaminan mutu dan keamanan pangan, khususnya bagi pedagang, pengecer, serta produsen PSAT. Registrasi ini tidak hanya melindungi konsumen dari risiko pangan yang tidak aman, tetapi juga membantu pelaku usaha dalam meningkatkan daya saing produk mereka di pasar.
Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai kewajiban registrasi PSAT-PDUK, sekaligus menjadi wadah sosialisasi agar seluruh pihak yang terlibat dalam rantai pasok pangan segar lebih memperhatikan standar keamanan pangan. Dengan demikian, keberlangsungan usaha di sektor pangan segar dapat berjalan dengan lebih sehat, berkelanjutan, serta mengedepankan aspek perlindungan konsumen.
Keterlibatan Fakultas Teknologi Pertanian UGM dalam kegiatan ini sejalan dengan komitmen mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 2 (Zero Hunger/Tanpa Kelaparan), SDG 3 (Good Health and Well-being/Kehidupan Sehat dan Sejahtera), serta SDG 12 (Responsible Consumption and Production/Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). Melalui kegiatan ini, peningkatan pemahaman akan pentingnya registrasi PSAT-PDUK diharapkan mampu mendukung ketahanan pangan, menjamin kesehatan masyarakat, serta mendorong praktik produksi dan konsumsi yang lebih bertanggung jawab di masa mendatang.
Karanganyar, 12 Agustus 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-80, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo menyelenggarakan acara Gerakan Irigasi Bersih sebagai bagian dari upaya mendukung program prioritas Pemerintah menuju swasembada pangan.
Acara ini berlangsung di Kantor Lapangan Unit Pengelola Irigasi (UPI) Colo, yang secara administratif terletak di Desa Nangsri, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan sistem irigasi nasional.
Dalam acara ini dilakukan Dialog Inspiratif Irigasi Bersih dan Terpelihara. Salah satu sorotan utama acara sesi dialog ini menghadirkan Dr. Murtiningrum, dosen dari Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB), Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada.
Dalam paparannya, Dr. Murtiningrum menekankan pentingnya peran aktif Perhimpunan Petani Pemakai Air (P3A) dalam menjaga kebersihan dan keberlanjutan jaringan irigasi. Irigasi bersih bukan hanya soal teknis, tetapi juga soal pemberdayaan. Ketika P3A diberdayakan, maka partisipasi mereka dalam pemeliharaan irigasi akan tumbuh secara alami dan berkelanjutan.
Sebagai bentuk komitmen terhadap gerakan ini, dilakukan penyerahan peralatan kebersihan secara simbolis kepada perwakilan petani dan pengelola irigasi. Kegiatan dilanjutkan dengan aksi pembersihan jaringan irigasi di Saluran Colo Timur, yang melibatkan berbagai unsur masyarakat dan instansi terkait.
Gerakan Irigasi Bersih ini diharapkan menjadi langkah awal menuju sistem irigasi yang lebih efisien, bersih, dan berkelanjutan—sebagai fondasi penting dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Kegiatan Gerakan Irigasi Bersih ini memiliki keterkaitan langsung dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Pertama, SDG 2: Tanpa Kelaparan, melalui upaya menjaga kebersihan dan kelancaran irigasi yang berkontribusi pada peningkatan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan nasional. Kedua, SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak, dengan memastikan kualitas dan distribusi air irigasi yang lebih baik bagi lahan pertanian. Ketiga, SDG 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan, karena pelestarian jaringan irigasi di kawasan cagar budaya seperti Buk Renteng ikut menjaga keberlanjutan lingkungan dan warisan budaya. Keempat, SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, yang tercermin dari sinergi antara pemerintah, akademisi, petani, dan masyarakat dalam mewujudkan pengelolaan air yang berkelanjutan.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersama Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Keamanan Pangan Segar 2025 pada Senin (11/8/2025) di Balai Omah Warga RW 04, Patehan, Yogyakarta. Kegiatan ini menghadirkan tiga dosen FTP UGM sebagai narasumber, yaitu Dr. Arima Diah Setiowati, S.T.P., M.Sc., Dr.nat.techn. Aulia Ardhi, S.T.P., M.Sc., dan Dr. Qurrotul A’yun, S.T.P., M.Sc. Sosialisasi ini menjadi sarana edukasi bagi masyarakat dan pelaku usaha pangan segar dalam meningkatkan pemahaman serta penerapan prinsip-prinsip keamanan pangan di kehidupan sehari-hari.
Dalam sesi materi, Dr. Arima Diah Setiowati, S.T.P., M.Sc. memberikan paparan mengenai kondisi keamanan pangan segar di Indonesia saat ini. Materi ini menyoroti situasi aktual, mulai dari tantangan distribusi, standar kualitas yang perlu ditegakkan, hingga peran masyarakat dalam menjaga keamanan pangan sejak dari sumber hingga ke tangan konsumen.
Paparan berikutnya disampaikan oleh Dr.nat.techn. Aulia Ardhi, S.T.P., M.Sc. yang membahas mengenai sumber dan ancaman bahaya cemaran pada pangan segar. Beliau menjelaskan bahwa bahaya tersebut dapat berasal dari berbagai aspek, baik biologis, kimia, maupun fisik, yang berpotensi mengurangi mutu serta membahayakan kesehatan. Pemahaman ini penting untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan pelaku usaha agar lebih berhati-hati dalam mengelola pangan segar.
Sementara itu, Dr. Qurrotul A’yun, S.T.P., M.Sc. menyampaikan materi mengenai praktik pemilihan, penyimpanan, dan pengolahan pangan segar yang baik. Fokus utamanya adalah memberikan pedoman praktis dan sederhana yang dapat diterapkan oleh masyarakat, seperti cara memilih bahan pangan yang berkualitas, metode penyimpanan agar tahan lebih lama, hingga teknik pengolahan yang higienis untuk menjaga kandungan gizi sekaligus menjamin keamanan pangan.
Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan pelaku usaha pangan segar terhadap kebijakan, regulasi, serta kaidah-kaidah keamanan pangan. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman tentang pentingnya budaya keamanan pangan yang harus diterapkan dalam setiap rantai pangan, mulai dari produksi, distribusi, hingga konsumsi. Lebih jauh, kegiatan ini diharapkan mampu berkontribusi dalam peningkatan indeks keamanan pangan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga kualitas hidup masyarakat dapat lebih terjamin.
Melalui keterlibatan aktif dosen FTP UGM dalam kegiatan ini, kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah tidak hanya memperkuat peran akademisi dalam penyebaran ilmu pengetahuan, tetapi juga menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat. Edukasi langsung semacam ini mencerminkan kepedulian perguruan tinggi untuk menghadirkan ilmu yang aplikatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Lebih jauh, kegiatan ini juga sejalan dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Tiga tujuan yang didukung meliputi SDG 2 Zero Hunger (Tanpa Kelaparan) melalui upaya memastikan akses masyarakat terhadap pangan segar yang aman; SDG 3 Good Health and Well-being (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) dengan menekankan pentingnya konsumsi pangan yang sehat untuk mendukung kualitas hidup; serta SDG 4 Quality Education (Pendidikan Berkualitas) melalui transfer pengetahuan langsung kepada masyarakat dan pelaku usaha. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi peserta, tetapi juga menjadi bagian dari langkah nyata menuju masyarakat yang lebih sehat, berpengetahuan, dan berkelanjutan.