Jumat, 26 September 2025 — Dr. Murtiningrum, Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, menjadi narasumber dalam Sidang Komisi Pendayagunaan Sumber Daya Air yang diselenggarakan oleh Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) Wilayah Sungai Progo Opak Serang.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Murtiningrum memaparkan Strategi Peningkatan Kelembagaan Pengelola Irigasi. Ia menekankan pentingnya pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi secara berkelanjutan, serta mendorong partisipasi aktif petani melalui Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Pemberdayaan P3A dinilai krusial untuk memperkuat pengelolaan irigasi berbasis masyarakat. Topik ini berkontribusi pada pencapaian SDG no 2 Tanpa Kelaparan dan SDG no 9 Industri, Inovasi dan Infrastruktur.
Acara dibuka oleh Vicky Ariyanti, Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, yang hadir sebagai representasi sekretariat TKPSDA. Sidang ini dihadiri oleh berbagai unsur, baik dari masyarakat pengguna air seperti P3A, maupun dari instansi pemerintah seperti Bappeda, dinas pertanian, dan dinas pekerjaan umum tingkat kabupaten dan provinsi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Pada pertemuan ini, Aliansi Peduli Petani Sleman, Perwakilan DPRD DIY, dan Komisi Irigasi DIY juga hadir sebagai narasumber.
SDG 2: Tanpa Kelaparan
Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (DTPHP) FTP UGM bersama Keluarga Mahasiswa Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (KMTPHP) menyelenggarakan kegiatan “Desa Binaan 2025” pada 21 September 2025 di Balai Desa Ngargosari, Sami Galuh, Kulon Progo. Kegiatan ini diikuti oleh anggota lembaga Desa Preneur dan Desa Prima Ngargosari.
Kegiatan berupa Pelatihan Pembuatan Produk Olahan Pisang serta Sosialisasi Perizinan Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) dan Keamanan Pangan, dengan menghadirkan Intan Dewi Larasati, S.T.P., M.Sc. sebagai dosen pembimbing sekaligus pemateri. Dalam penyampaiannya, beliau menegaskan pentingnya PIRT bagi pelaku usaha. “PIRT merupakan kunci agar produk dapat dipasarkan lebih luas dan mendapat kepercayaan konsumen,” ujarnya. Ia juga menekankan bahwa sanitasi dan keamanan pangan harus dijaga sejak pemilihan bahan baku hingga pengemasan, sehingga produk tidak hanya memiliki nilai jual tetapi juga aman dikonsumsi.
Setelah penyampaian materi, dilakukan sosialisasi dan praktik pembuatan produk olahan berbasis pisang, mengingat Desa Ngargosari memiliki pisang sebagai komoditas lokal namun belum terolah dengan baik. Praktik Produk yang dilakukan, yakni selai pisang dan abon kulit pisang. Kedua produk ini juga dirancang sebagai produk siap jual dengan nilai tambah dan daya saing yang lebih tinggi. Tidak hanya praktik, peserta juga dibekali strategi penjualan seperti pemilihan kemasan menarik dan penentuan harga yang kompetitif.
Pada akhir kegiatan, peserta juga menerima produk dalam kemasan siap jual. Salah satu warga menyampaikan dengan antusias, “Selainya enak dan abonnya unik. Selama ini kulit pisang hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak, tetapi ternyata dapat bernilai jual.” Melalui Desa Binaan 2025, diharapkan terjadi pengembangan produk lokal yang semakin terarah dan berdaya saing. Dengan pemahaman mengenai PIRT dan keamanan pangan, masyarakat Ngargosari memiliki bekal untuk mengolah menjadi produk legal, aman, serta siap dipasarkan secara lebih luas.Kegiatan ini mendukung berbagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), antara lain SDG 1 (No Poverty) melalui penciptaan peluang usaha berbasis produk lokal, SDG 2 (Zero Hunger) lewat diversifikasi pangan bergizi, SDG 3 (Good Health and Well-being) dengan penerapan sanitasi serta keamanan pangan, serta SDG 12 (Responsible Consumption and Production) dengan pemanfaatan kulit pisang sebagai bahan olahan bernilai tambah.
Penulis: Anantya Arief Pranawesti & Jasmine Naila Ramadhani
Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan komitmennya dalam mendukung upaya peningkatan akses pangan sehat melalui partisipasi dalam kegiatan Workshop Peningkatan Akses Pangan Sehat Inklusif yang diselenggarakan oleh Lembaga Konsumen Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan di Sleman, Yogyakarta, pada bulan September 2025 dan menghadirkan dosen FTP UGM, Bambang Dwi Wijatniko, S.T.P., M.Agr.Sc., M.Sc., Ph.D., sebagai penanggap pada materi narasumber.
Dalam kegiatan tersebut, Dr. Bambang Dwi Wijatniko memberikan pandangan dan masukan terkait upaya peningkatan akses terhadap pangan sehat yang inklusif di masyarakat. Kegiatan ini menjadi wadah penting untuk memperkuat kolaborasi antara akademisi, lembaga konsumen, serta masyarakat dalam mewujudkan sistem pangan yang berkelanjutan dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Melalui diskusi yang berlangsung, peserta memperoleh pemahaman lebih mendalam mengenai tantangan dan strategi dalam memperluas akses pangan sehat berbasis potensi lokal.
Workshop ini bertujuan untuk mendorong terselenggaranya pasar rakyat sebagai sarana distribusi pangan lokal yang lebih sehat, aman, dan terjangkau. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana kampanye gaya hidup sehat melalui konsumsi pangan lokal, yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah.
Kegiatan ini turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals / SDGs), khususnya SDGs 1 (No Poverty / Tanpa Kemiskinan), SDGs 2 (Zero Hunger / Tanpa Kelaparan), dan SDGs 3 (Good Health and Well-being / Kehidupan Sehat dan Sejahtera). Melalui kegiatan ini, FTP UGM mempertegas perannya dalam mendukung program-program yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui penguatan sistem pangan yang inklusif, sehat, dan berkelanjutan.
Dalam upaya memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya akses pangan sehat yang inklusif, Lembaga Konsumen Yogyakarta menyelenggarakan Workshop Peningkatan Akses Pangan Sehat Inklusif pada Jumat, 13 September 2025, di Sleman, Yogyakarta. Kegiatan ini menghadirkan Bambang Dwi Wijatniko, S.T.P., M.Agr.Sc., M.Sc., Ph.D., dosen dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada (UGM), yang berperan sebagai penanggap dalam sesi materi narasumber.
Workshop ini diselenggarakan sebagai bagian dari upaya mendorong pemenuhan kebutuhan pangan yang sehat, terjangkau, dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Dalam forum tersebut, Dr. Bambang Dwi Wijatniko memberikan pandangan dan tanggapan ilmiah mengenai strategi peningkatan akses pangan sehat berbasis kearifan lokal serta pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat dalam membangun sistem pangan yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Kegiatan ini juga menyoroti pentingnya penyelenggaraan pasar rakyat sebagai salah satu sarana untuk memperkuat rantai distribusi pangan lokal yang sehat dan inklusif. Pasar rakyat berperan penting dalam memperluas akses masyarakat terhadap bahan pangan bergizi dengan harga terjangkau, sekaligus memberdayakan produsen lokal dan petani kecil. Melalui pendekatan ini, masyarakat diharapkan semakin sadar akan manfaat konsumsi pangan lokal, tidak hanya dari sisi kesehatan, tetapi juga dalam mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat pedesaan.
Selain diskusi dan pemaparan, workshop ini juga menjadi momentum untuk mengkampanyekan gaya hidup sehat berbasis pangan lokal. Peserta diajak memahami bahwa menjaga pola konsumsi yang seimbang dan mengutamakan bahan pangan alami dapat menjadi langkah nyata dalam membangun masyarakat yang lebih sehat dan produktif.
Pelaksanaan Workshop Peningkatan Akses Pangan Sehat Inklusif ini merupakan salah satu bentuk kontribusi FTP UGM dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 1 (No Poverty/Tanpa Kemiskinan), SDG 2 (Zero Hunger/Tanpa Kelaparan), dan SDG 3 (Good Health and Well-being/Kehidupan Sehat dan Sejahtera). Melalui keikutsertaan dosen FTP UGM dalam kegiatan ini, fakultas berperan aktif dalam mendorong peningkatan akses pangan sehat dan inklusif bagi seluruh masyarakat, sejalan dengan visi UGM untuk membangun kemandirian pangan nasional dan mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan bagi semua.