Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada (UGM) secara resmi membuka kegiatan The 7th Summer Course in Agri-food pada Senin, 28 Juli 2025. Kegiatan yang mengangkat tema “Artificial Intelligence Applications for Advancing the Agri-food Industry” ini diselenggarakan secara hybrid hingga 2 Agustus 2025 di FTP UGM setelah sebelumnya diawali dengan sesi asynchronous melalui LMS eLOK pada 21–27 Juli 2025.
Kegiatan internasional ini diikuti oleh 90 peserta dari 13 negara, yaitu Indonesia, Filipina, Malaysia, Vietnam, Italia, Pakistan, Jepang, Meksiko, Sri Lanka, Turkmenistan, Prancis, Bangladesh, dan Yaman. Rangkaian pembukaan diawali dengan sesi penyambutan peserta luring dan daring, dilanjutkan dengan sambutan resmi oleh para tamu kehormatan, termasuk Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, H.E. Nezar Patria, S.Fil., M.Sc., M.B.A., dan Direktur Direktorat Kemitraan dan Hubungan Global UGM, Prof. Dr. apt. Puji Astuti, S.Si., M.Sc.,
Sambutan utama disampaikan oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Wamenkomdigi). , H.E. Nezar Patria, S.Fil., M.Sc., M.B.A., beliau menyoroti urgensi transformasi sektor pertanian dan pangan melalui teknologi digital, khususnya kecerdasan buatan. “Transformasi menuju sistem pertanian cerdas bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. AI dan data menjadi akselerator yang akan memungkinkan kita mencapai ketahanan dan kedaulatan pangan secara inklusif dan berkelanjutan,” tegas Nezar. Wamenkomdigi mencontohkan pemanfaatan AI di berbagai negara seperti Belanda, Tiongkok, dan Amerika Serikat, yang telah terbukti meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi limbah, dan menjaga kualitas pangan. Dalam konteks Indonesia, menurutnya, perlu adanya infrastruktur digital yang kokoh, peningkatan literasi digital petani, dukungan riset dan regulasi yang adaptif, serta kolaborasi lintas sektor.
Sejalan dengan Wamenkomdigi, Ketua Panitia 7th Summer Course, Dr. Fiametta Ayu Purwandari, S.T.P., M.Sc., menyampaikan bahwa tema tahun ini sangat relevan dengan tantangan dan peluang yang dihadapi sektor agri-food di era digital. “Selama tujuh hari ke depan, para peserta akan mengikuti rangkaian kegiatan akademik dan budaya yang komprehensif, termasuk pembelajaran video asynchronous, kuliah pakar, diskusi kelompok, proyek kolaboratif, dan presentasi akhir,” jelas Dr. Fiametta. Ia juga mengungkapkan harapannya agar pertemuan lintas negara ini tidak hanya memperkaya pengetahuan akademik, tetapi juga mempererat pemahaman lintas budaya dan menjalin persahabatan internasional yang berkelanjutan.
Direktur Direktorat Kemitraan dan Hubungan Global UGM, Prof. Dr. Puji Astuti juga menyoroti nilai strategis dari keberagaman peserta tahun ini. “Partisipasi peserta yang berasal dari berbagai belahan dunia menjadi kekuatan besar yang memperkaya pengalaman pembelajaran lintas budaya serta membuka peluang kolaborasi global,” ujar Prof. Puji. Ia juga mendorong peserta untuk saling bertukar perspektif akademik dan budaya selama program berlangsung.
Kegiatan program Summer Course ini merupakan wujud nyata dari visi FTP UGM untuk menjadi pusat unggulan dunia dalam pelaksanaan tridarma perguruan tinggi di bidang agroindustri. “Program ini sejalan dengan misi fakultas untuk memberikan pendidikan tinggi yang diakui secara internasional, menghasilkan lulusan berkualitas dan berkarakter, serta melakukan penelitian dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan melalui sains, teknologi, dan kewirausahaan berbasis agroindustri,” tutur Dekan FTP UGM, Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc. Prof. Maya juga menekankan bahwa potensi transformatif dari sistem pangan berbasis kecerdasan buatan (AI) dapat mendorong efisiensi, keberlanjutan, dan ketahanan pangan di masa depan.
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FTP UGM, Prof. Dr. Yudi Pranoto, M.P., turut memperkenalkan struktur akademik FTP UGM kepada para peserta. Prof. Yudi menjelaskan bahwa FTP memiliki tiga departemen utama, yaitu Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, serta Departemen Teknologi Industri Pertanian. “Setiap departemen memiliki peran penting dalam memajukan inovasi dan pendidikan di bidang agroindustri,” ujar Prof. Yudi. Selain itu juga dipaparkan program pendidikan FTP UGM dari jenjang sarjana hingga pascasarjana yang dirancang untuk menghasilkan lulusan berwawasan global dan berkomitmen pada keberlanjutan. Prof. Yudi menutup pengenalan fakultas dengan mengajak peserta untuk menjajaki peluang kolaborasi jangka panjang melalui pertukaran pelajar atau studi lanjut di UGM.
Rangkaian pembukaan 7th Summer Course ini ditutup dengan sesi foto bersama, makan siang, dan aktivitas membatik di Taman Pintar sebagai bagian dari kegiatan budaya yang memperkenalkan kekayaan budaya Yogyakarta kepada peserta internasional, serta berkunjung ke Museum Benteng Vredeburg untuk mengenalkan sejarah Indonesia dan pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia di wilayah Yogyakarta.
Penyelenggaraan 7th Summer Course in Agri-food ini merupakan bagian dari kontribusi aktif FTP UGM dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya poin 4 (Quality Education), poin 9 (Industry, Innovation and Infrastructure), dan poin 17 (Partnerships for the Goals). Melalui program ini, FTP UGM tidak hanya memperluas jejaring kolaborasi internasional, tetapi juga memperkuat peran strategisnya dalam mencetak generasi global yang mampu menjawab tantangan industri agri-food masa depan dengan pendekatan teknologi dan keberlanjutan.