Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada (UGM) melaksanakan kunjungan balasan ke College of Bioresources & Agriculture (CBA), National Taiwan University (NTU), di Taipei, Taiwan, pada Senin, 20 Oktober 2025. Kunjungan ini dihadiri oleh pimpinan FTP UGM, yakni Dekan dan Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia, sebagai bentuk tindak lanjut kerja sama akademik dan penelitian yang telah terjalin antara kedua institusi.
Kegiatan kunjungan ini merupakan bagian dari upaya FTP UGM untuk memperkuat jejaring internasional dalam bidang teknologi pertanian, pangan, dan bioresources. Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak berdiskusi mengenai peluang pengembangan program kolaboratif di bidang pendidikan, riset, serta pertukaran mahasiswa dan dosen. Selain memperkuat hubungan kelembagaan, kunjungan ini juga menjadi kesempatan penting bagi FTP UGM untuk meninjau langsung proses supervisi studi lanjut dosen FTP UGM, Shafira Wuryandani, S.T.P., M.Sc., yang saat ini sedang menempuh studi doktoral di College of Bioresources & Agriculture, National Taiwan University.
Agenda kunjungan mencakup pembahasan rencana tindak lanjut kerja sama yang telah diinisiasi sebelumnya, termasuk peluang joint research, pengembangan kurikulum bersama, dan peningkatan mobilitas akademik antara kedua universitas. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana memperkuat hubungan antardosen serta menjajaki potensi kerja sama baru di bidang teknologi bioindustri, pangan fungsional, dan inovasi berkelanjutan yang relevan dengan kebutuhan global saat ini.
Kolaborasi antara FTP UGM dan NTU telah berlangsung secara aktif dalam beberapa tahun terakhir melalui berbagai kegiatan akademik, seperti joint symposium, penelitian bersama, dan partisipasi dalam kegiatan pertukaran akademik. Kunjungan balasan ini menjadi bentuk nyata komitmen kedua institusi untuk terus memperluas dampak kerja sama internasional, khususnya dalam pengembangan ilmu dan teknologi pertanian yang berbasis keberlanjutan.
Pelaksanaan kunjungan balasan ini juga sejalan dengan komitmen FTP UGM dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 4 Quality Education (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 17 Partnerships for the Goals (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). Melalui kerja sama lintas negara dan kolaborasi akademik yang berkelanjutan, FTP UGM terus berperan aktif dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi yang unggul, inklusif, dan kolaboratif di tingkat global. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat posisi FTP UGM sebagai salah satu institusi pendidikan terkemuka di Asia Tenggara dalam bidang teknologi pertanian dan pangan yang berkontribusi nyata terhadap pembangunan berkelanjutan.
Kegiatan kunjungan kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama pimpinan fakultas, dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc. Dekan FTP UGM untuk membahas bentuk penguatan kerja sama ke depan. Kunjungan ini menegaskan komitmen FTP UGM dalam memperkuat jejaring internasional dan memperluas dampak riset strategis dalam bidang pertanian cerdas, serta mendorong kolaborasi berkelanjutan yang memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu dan teknologi di kedua institusi.
Program UGMPreneurs diikuti oleh 30 peserta dari berbagai fakultas yaitu 4 mahasiswa dari Fakultas Filsafat; 2 mahasiswa Fakultas Geography; 2 mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya; 3 mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan; 1 mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam; 1 Fakultas Pertanian; 2 Fakultas Teknik; 11 Fakultas Teknologi Pertanian; 2 Sekolah Pascasarjana; dan 2 Sekolah Vokasi. Program UGMPreneurs dirancang sebagai wadah pembelajaran kewirausahaan lintas fakultas di UGM, yang menggabungkan pendekatan akademik dan praktis. Berbeda dari kelas bisnis konvensional, UGMPreneurs menghadirkan pengajar dari kalangan pengusaha aktif agar peserta memperoleh wawasan terkini tentang praktik bisnis nyata, tantangan industri, serta tren ekonomi digital. Dalam paparannya, Prof. Eka Sari Lorena Surbakti menguraikan materi Entrepreneurship 101 yang menekankan pentingnya membangun mental adaptif, berpikir kreatif, dan memiliki kemampuan untuk melihat peluang di tengah perubahan ekonomi yang cepat. Ia juga menyoroti pentingnya inovasi berbasis teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), dalam menjaga daya saing generasi muda di era global.