Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (DTPHP) FTP UGM bersama Keluarga Mahasiswa Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (KMTPHP) menyelenggarakan kegiatan “Desa Binaan 2025” pada 21 September 2025 di Balai Desa Ngargosari, Sami Galuh, Kulon Progo. Kegiatan ini diikuti oleh anggota lembaga Desa Preneur dan Desa Prima Ngargosari.
Kegiatan berupa Pelatihan Pembuatan Produk Olahan Pisang serta Sosialisasi Perizinan Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) dan Keamanan Pangan, dengan menghadirkan Intan Dewi Larasati, S.T.P., M.Sc. sebagai dosen pembimbing sekaligus pemateri. Dalam penyampaiannya, beliau menegaskan pentingnya PIRT bagi pelaku usaha. “PIRT merupakan kunci agar produk dapat dipasarkan lebih luas dan mendapat kepercayaan konsumen,” ujarnya. Ia juga menekankan bahwa sanitasi dan keamanan pangan harus dijaga sejak pemilihan bahan baku hingga pengemasan, sehingga produk tidak hanya memiliki nilai jual tetapi juga aman dikonsumsi.
Setelah penyampaian materi, dilakukan sosialisasi dan praktik pembuatan produk olahan berbasis pisang, mengingat Desa Ngargosari memiliki pisang sebagai komoditas lokal namun belum terolah dengan baik. Praktik Produk yang dilakukan, yakni selai pisang dan abon kulit pisang. Kedua produk ini juga dirancang sebagai produk siap jual dengan nilai tambah dan daya saing yang lebih tinggi. Tidak hanya praktik, peserta juga dibekali strategi penjualan seperti pemilihan kemasan menarik dan penentuan harga yang kompetitif.
Pada akhir kegiatan, peserta juga menerima produk dalam kemasan siap jual. Salah satu warga menyampaikan dengan antusias, “Selainya enak dan abonnya unik. Selama ini kulit pisang hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak, tetapi ternyata dapat bernilai jual.” Melalui Desa Binaan 2025, diharapkan terjadi pengembangan produk lokal yang semakin terarah dan berdaya saing. Dengan pemahaman mengenai PIRT dan keamanan pangan, masyarakat Ngargosari memiliki bekal untuk mengolah menjadi produk legal, aman, serta siap dipasarkan secara lebih luas.Kegiatan ini mendukung berbagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), antara lain SDG 1 (No Poverty) melalui penciptaan peluang usaha berbasis produk lokal, SDG 2 (Zero Hunger) lewat diversifikasi pangan bergizi, SDG 3 (Good Health and Well-being) dengan penerapan sanitasi serta keamanan pangan, serta SDG 12 (Responsible Consumption and Production) dengan pemanfaatan kulit pisang sebagai bahan olahan bernilai tambah.
Penulis: Anantya Arief Pranawesti & Jasmine Naila Ramadhani