Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mencatatkan prestasi membanggakan melalui keberhasilan tim mahasiswa Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB) yang meraih Juara 3 Subkategori Sustainable Village dalam kompetisi SustainAction 2025 yang diselenggarakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Grand Final kompetisi ini dilaksanakan pada 20 Oktober 2025 di Kantor Pusat PLN, Jakarta Selatan, dengan tim DTPB FTP UGM dibimbing oleh Ardan Wiratmoko, S.T.P., M.Sc. sebagai dosen pembimbing.
SustainAction 2025 merupakan kompetisi inovasi, ide, dan gagasan berbasis Sustainable Development Goals (SDGs) yang mengajak peserta untuk menghadirkan solusi berkelanjutan bagi isu lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Pada tahun ini, kompetisi diikuti oleh lebih dari 2.000 peserta dari seluruh Indonesia, mencerminkan tingginya minat generasi muda dalam memberikan kontribusi nyata untuk keberlanjutan lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Dari ribuan peserta tersebut, hanya 50 proposal terbaik yang berhasil lolos ke tahap semifinal. Selanjutnya, 15 finalis terpilih mengikuti program mentoring intensif bersama para juri dan tim pengembang dari PLN untuk memperkuat konsep dan dampak program sebelum menghadapi sesi penjurian final. Salah satu tim finalis berasal dari DTPB FTP UGM, yang terdiri dari mahasiswa: Les’ Aullian Achmad Argito, Kayla Maliska Putri Fida, Shidqon Fathul Muqorrobin, M. Fajar Ridho Ilham, Ilham Mubarok, dan Achmad Tijani. Tim ini membawakan proposal berjudul “EcoMaggot Village: Wonokerto Berdaya” dalam kategori Sustainable Village.
Gagasan EcoMaggot Village mengangkat konsep pengelolaan sampah organik berbasis budidaya maggot sebagai solusi berkelanjutan yang ramah lingkungan sekaligus bernilai ekonomi. Program ini dirancang untuk mendorong pemberdayaan masyarakat desa dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang efisien, meningkatkan nilai tambah limbah organik menjadi pakan berkualitas tinggi, serta memperkuat ekonomi lokal melalui pendekatan ekonomi sirkular.
Dalam sesi Grand Final, tim DTPB FTP UGM mempresentasikan ide mereka melalui pitching di hadapan dewan juri. Pendekatan yang menggabungkan inovasi teknologi, pemberdayaan sosial, dan keberlanjutan ekonomi berhasil menarik perhatian juri sehingga tim dinobatkan sebagai Juara 3. Selain penghargaan, tim juga memperoleh kesempatan pendampingan lanjutan dari PLN untuk mengembangkan program menjadi aksi nyata yang memberikan dampak bagi masyarakat Wonokerto dan daerah lainnya.
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata kompetensi mahasiswa FTP UGM dalam merancang solusi yang aplikatif dan berdampak langsung pada masyarakat. Selain itu, prestasi ini mencerminkan komitmen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM dalam mempersiapkan generasi muda yang adaptif, inovatif, dan responsif terhadap tantangan global berkelanjutan.
Pencapaian ini selaras dengan beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu SDG 2 (Zero Hunger) melalui optimalisasi sumber daya pangan berbasis limbah organik, SDG 8 (Decent Work and Economic Growth) melalui penciptaan peluang ekonomi sirkular di desa, SDG 11 (Sustainable Cities and Communities) melalui penerapan sistem pengelolaan lingkungan berbasis komunitas, dan SDG 12 (Responsible Consumption and Production) dengan mendorong pola pemanfaatan sumber daya yang efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat sistem ketahanan pangan nasional, di mana pengelolaan irigasi yang bersih dan terawat berperan penting dalam mendukung produktivitas pertanian. Melalui pendekatan yang berbasis ekologi dan teknologi, sistem irigasi bersih dapat mengurangi pencemaran, meningkatkan efisiensi penggunaan air, serta menjaga keberlanjutan lingkungan pertanian. Upaya ini juga mencerminkan sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam mewujudkan pertanian modern yang tangguh dan adaptif terhadap tantangan perubahan iklim.
Melalui observasi lapangan, tim SUIJI mengidentifikasi bahwa Selopamioro memiliki potensi tinggi terhadap bencana tanah longsor dan gempa bumi akibat kondisi topografi yang curam. Data ini menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir, terjadi 2.223 laporan gempa bumi di Kabupaten Bantul dan 24 kejadian tanah longsor di Selopamioro. Dari hasil wawancara dengan warga setempat, ditemukan bahwa peta bahaya hanya tersedia di kantor desa, sosialisasi kebencanaan bagi masyarakat masih terbatas dan hanya dilakukan setahun sekali, serta belum adanya edukasi mitigasi bencana bagi anak-anak sekolah dasar.
Prof. Dr. Puji Astuti, S.Si., M.Sc., Apt., Direktur Kemitraan dan Relasi Global UGM, pada diskusi presentasi menekankan pentingnya keberlanjutan program ini, ia menyampaikan “I guess this experience will be beneficial during the study, back home, and after graduation.”.