Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), Universitas Gadjah Mada (UGM) berperan aktif dalam kegiatan Sosialisasi Irigasi Kabut yang diselenggarakan di Padukuhan Temon pada Kamis, 26 Juni 2025. Kegiatan ini diinisiasi oleh Yakkum Emergency Unit dan menghadirkan dosen FTP UGM, Hanggar Ganara Mawandha, S.T., M.Eng., Ph.D., sebagai narasumber. Sosialisasi ini bertujuan untuk memperkenalkan penerapan sistem irigasi kabut sebagai solusi berkelanjutan bagi lahan tadah hujan guna mendukung ketahanan pangan masyarakat setempat.
Dalam kegiatan tersebut, Hanggar Ganara Mawandha, S.T., M.Eng., Ph.D., memaparkan materi bertema “Implementasi Irigasi Kabut untuk Mendukung Ketahanan Pangan.” Irigasi kabut, atau fog irrigation, merupakan metode penyiraman yang memanfaatkan butiran air berukuran mikro yang disemprotkan langsung ke tanaman, sehingga efisiensi penggunaan air dapat meningkat secara signifikan. Sistem ini menjadi relevan bagi lahan-lahan yang bergantung pada curah hujan musiman, karena mampu menjaga ketersediaan air bagi tanaman meskipun di musim kemarau.
Penerapan irigasi kabut tidak hanya menawarkan efisiensi air, tetapi juga berpotensi meningkatkan produktivitas pertanian di daerah dengan keterbatasan sumber daya air. Dengan teknologi ini, petani dapat mengoptimalkan lahan pertanian, mengurangi risiko gagal panen, serta meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan masyarakat. Model irigasi yang ramah lingkungan ini menjadi salah satu upaya strategis dalam mendukung pembangunan pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim.
Kegiatan sosialisasi ini juga memiliki keterkaitan erat dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals / SDGs). Penerapan irigasi kabut berkontribusi pada SDGs 1 (No Poverty / Tanpa Kemiskinan) melalui peningkatan produktivitas yang dapat meningkatkan pendapatan petani, SDGs 2 (Zero Hunger / Tanpa Kelaparan) melalui upaya mewujudkan ketersediaan pangan yang berkelanjutan, dan SDGs 13 (Climate Action / Penanganan Perubahan Iklim) melalui pengelolaan sumber daya air yang efisien untuk mengurangi dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian. Dengan dukungan akademisi, teknologi tepat guna seperti irigasi kabut diharapkan dapat diadopsi lebih luas demi kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.
Keterlibatan FTP UGM dalam kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen institusi dalam mendukung pengembangan sistem pertanian yang tangguh dan berbasis teknologi tepat guna melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Dengan menyinergikan keilmuan teknik sumber daya lahan dan irigasi dengan kebutuhan lapangan, diharapkan hasil dari workshop ini dapat diimplementasikan secara nyata oleh masyarakat dalam memperkuat keberlanjutan pertanian daerah.
Irigasi kabut berbasis IoT merupakan inovasi teknologi yang mengandalkan penyemprotan partikel air berukuran mikro (mist) yang dikendalikan melalui sistem sensor dan konektivitas daring. Teknologi ini dikembangkan sebagai solusi adaptif bagi wilayah dengan ketersediaan air terbatas dan kondisi iklim ekstrem. Demplot Rukun Santoso dipilih sebagai lokasi uji coba karena mewakili karakteristik umum wilayah lahan kering di Kabupaten Gunungkidul. Dengan dukungan masyarakat lokal, kegiatan ini juga melibatkan transfer pengetahuan mengenai operasionalisasi dan pemeliharaan sistem irigasi kabut kepada petani setempat. Pendekatan partisipatif ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas petani dalam memanfaatkan teknologi pertanian yang ramah lingkungan dan hemat sumber daya.