Puncak Peringatan Dies Natalis Ke-56 FTP UGM telah dilaksanakan pada hari Kamis, 19 September 2019 dengan rangkaian acara Rapat Terbuka Senat FTP UGM yang didalamnya disampaikan Laporan Dekan Tahun 2019 dan Orasi Ilmiah Purna Tugas, Prof. Dr. Ir. Yustinus Marsono, M.S.. Disampaikan pula pengahargaan bagi purna tugas dan insan berprestasi FTP UGM, disusul dengan penandatanganan dua MoU antara FTP UGM dengan Universitas Muhadi Setiabudi Brebes dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., I.P.U. menyatakan, UGM bangga dengan keberadaan FTP dengan segala prestasinya di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan kerja sama. “Prestasi FTP di tingkat nasional tidak diragukan lagi. Untuk menjadikan FTP UGM referensi dunia tentu diperlukan usaha yang lebih giat lagi dalam peningkatan kerja sama di berbagai bidang dengan para mitra, baik mitra nasional maupun mitra internasional. Juga, peningkatan jumlah publikasi hasil-hasil riset di forum dan jurnal tingkat internasional bereputasi dan mengusahakan lebih banyak lagi,” harapnya.
Dies Natalis tahun ini mengambil tema Penguatan Peran Teknologi Pertanian dalam Pengembangan dan Inovasi Agroindustri Indonesia di Era Digital. Prof. Eni Harmayani menuturkan langkah dasar yang diperlukan untuk menunjang implementasi inovasi di bidang ini adalah meningkatkan kompetensi sumber daya manusia melalui program yang terpadu.
Prof. Dr. Ir. Y. Marsono, M.S yang menyampaikan orasi ilmiah berjudul Peran Teknologi Pangan Dalam Mendukung Penyediaan Pangan Yang Menyehatkan. Dalam paparannya Prof. Marsono mengatakan pengembangan teknologi pangan untuk menghasilkan produk dengan manfaat lebih dapat dilakukan dengan produksi pangan fungsional sekaligus untuk mencegah berkembangnya penyakit degeneratif.
Pada tahun ini diberikan pula cinderamata bagi para dosen dan tenaga kependidikan purna tugas sebagai bentuk rasa syukur dan penghargaan atas dedikasi bagi FTP UGM. Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, Sumber Daya Manusia dan Sistem Informasi, Dr. Kuncoro Harto Widodo, S.T.P., M.Eng. mengumumkan secara langsung insan berprestasi FTP UGM tahun 2019, mereka adalah 3 dosen dari 3 departemen, Dr. Widiastuti Setyaningsih, S.T.P., M.Sc., Arifin Dwi Saputro, S.T.P., M.Sc., Ph.D., Dr. Nafis Khuriyati, S.T.P., M.Agr., juga 3 orang tenaga kependidikan yaitu, Endry Kurniawan, Sri Widyati, dan Jumino. Sebagai bentuk sinergi alumni dan FTP UGM, pada kesempatan tersebut diumumkan pula lomba penulisan artikel ilmiah populer dengan tema : “My healthy food” yang diinisiasi oleh KAGAMA TP Pengda DIY.

Pada akhir sesi acara dilakukan penandatanganan 2 MoU antara FTP UGM dengan Universitas Muhadi Setiabudi Brebes dalam bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat dan pengembangannya, dan yang kedua antara FTP UGM dengan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia dalam bidang penelitian, pengembangan SDM dan pengabdian dalam rangka Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Indonesia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni lebih dari seribu etnis yang hidup bersama dengan kekayaan seni dapurnya. Ditunjang dengan kekayaan biodiversity yang terdiri atas bahan pangan nabati dan hewani, serta lebih dari 120 ragam bumbu, bisa dibayangkan bahwa Indonesia adalah dapur gastronomi terbesar di dunia. Informasi mutakhir dari berbagai penelitian tentang nilai fungsional bahan pangan, rempah, serta rimpang atau rizoma menunjukkan sangat besar manfaatnya untuk kesehatan penikmat hasil seni dapur Indonesia. Apabila nilai fungsional ini dipadukan dengan ragam teknik memasak maka jadilah hasil berupa hidangan yang nikmat dan eksotik untuk membangun kualitas kehidupan bangsa. Bukti keunggulan kuliner Indonesia juga ditunjukkan oleh produk kuliner fermentasi asli Indonesia yang digunakan dalam memasak dan menikmati makanan. Oleh karena itu, diperlukan promosi ragam kuliner sehat berbasis biodiversity Indonesia sebagai kekayaan budaya untuk membangun persatuan bangsa.



Bertempat di Auditorium Kamarijani-Soenjoto, Fakultas Teknologi Pertanian UGM, seminar yang berlangsung tanggal 4-5 September 2019 ini menghadirkan pembicara ahli dari kalangan sejarawan, jurnalis, pengusaha, dan akademisi, antara lain Andreas Maryoto dan Fadly Rahman di bidang sejarah kuliner Indonesia, Ir. Benyamin Mangitung tentang potensi produksi dan konsumsi ikan, Prof. Dr. Ir. Y. Marsono, M.S. tentang aspek gizi pengolahan pangan, Santhi Serad tentang manfaat rempah, dan Dekan FTP UGM, Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc. tentang nilai fungsionalitas produk fermentasi asli Indonesia. Para akademisi dan peneliti juga diberi kesempatan untuk mempresentasikan makalah dengan tema “Mengungkap Kuliner Sehat Berbasis Biodiversity Indonesia”. Paper pemakalah dimuat di prosiding seminar yang tersedia secara online dengan ISBN.
Acara dikemas lebih menarik dengan Cooking Demo oleh chef ternama, Bara Pattiradjawane yang menyajikan dua resep makanan berbasis sayuran dan ikan, yaitu ikan kukus bumbu tauco dan kohu-kohu khas Maluku, daerah asal sang chef. Perwakilan peserta seminar juga diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam memasak bersama chef Bara. Antusiasme peserta juga terlihat dari banyaknya pertanyaan terlontar dan interaksi yang cukup dekat dengan chef Bara.
Manfaat yang lebih besar bisa diperoleh dengan disampaikannya cerita tentang tata cara makan dan minum sebagai pengantar dalam menikmati hidangan yang dapat membangun emosi selama menikmati makanan, seperti yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Murdijati Gardjito bersama Paguyuban Bangsawan Yogyakarta, Sapta Wandawa. Dalam sesi ini dijelaskan prosesi “ngunjuk loloh“, yaitu cara minum jamu di kalangan para bangsawan di Yogyakarta menggunakan ramuan dan peralatan khusus. Juga dijelaskan “ladosan dhahar Dalem“, yaitu tata cara makan para raja di Yogyakarta dengan susunan peralatan makan dan minum yang digunakan untuk menyajikan dhahar Dalem.

Dalam pidatonya Prof. Lilik mengatakan bahwa upaya untuk mencapai visi pertanian Indoneia menjadi lumbung pangan dunia 2045 menghadapi beberapa kendala seperti berkurangnya kepentingan pertanian dilihat dari proporsi PDRB, peningkatan beban pertanian karena pertambahan jumlah penduduk, konversi ke penggunan lahan menjadi non pertanian. Pertanian Indonesia juga terdampak perubahan iklim yang ditandai dengan perubahan pola hujan yang mempengaruhi kestabilan produktivitas pertanian. Beberapa langkah yang telah ditempuh pemerintah Indonesia berfokus pada infrastruktur.
Pada bagian akhir pidato Prof. Lilik, disampaikan bahwa alam pengembangan sistem pertanian modern terpadu dan berkelanjutan, human capital menjadi komponen utama sistem yang tidak terlihat (intangible asset). Human capital memiliki fungsi sebagai daya penggerak utama proses reformasi pembangunan pertanian modern yang berkelanjutan. Transisi menuju pembangunan pertanian modern berkelanjutan membutuhkan peningkatan produktivitas tenaga kerja dalam sektor pertanian. Peningkatkan produktivitas memerlukan penguatan tingkat modal manusia (human capital) yang merupakan akumulasi pengetahuan melalui proses jangka panjang pada pengembangan sumberdaya manusia. Peningkatan produktivitas, efisiensi, daya saing dan nilai tambah dalam system pertanian dapat ditingkatkan melalui upaya pengembangan inovasi teknologi pertanian cerdas berbasis human capital.(/tpb)
Bidang PKM yang diikuti oleh tim dari FTP UGM ini adalah penelitian (PKM-PE) dengan judul Formulasi Pangan Pengungsian Fungsional dengan Penambahan Senyawa Prekursor Antidepresi dari Spirulina platensis. Penelitian ini dilatarbelakangi karena Negara kita yang rawan bencana. Dalam satu tahun terakhir, tiga bencana besar terjadi di Lombok, Palu, dan Banten. Data dari Departemen Kesehatan, korban pengungsian akibat bencana tersebut mencapai lebih dari 200 ribu jiwa. Pengungsi memiliki banyak masalah, 2 diantaranya fisik dan psikologis. Masalah fisik disebabkan karena terbatasnya sedian makanan yang dapat membuat kurangnya asupan gizi. Berbagai kerusakan, kehilangan anggota keluarga menyebabkan trauma psikologis yang jika tidak ditangani menyebabkan depresi. Menurut penelitian, 7 dari 10 pengungsi mengalami depresi. Sebenarnya kedua masalah ini dapat ditangani melalui satu solusi, yaitu asupan makanan yang tepat. Tim PKM FTP UGM memformulasikan, NAPaS yang tersusun atas komponen nasi instan, pangsit dari Spirulina, dan abon sapi. Penambahan Spirulina 10% dapat meningkatkan nilai protein dan prekursor senyawa antidepresi (triptofan hingga 3,8 mg/g) pada pangsit. Selain itu, produk pangan pengungsian berupa nasi instan dengan pangsit Spirulina dan abon sapi mampu menyediakan energi 23% dari AKG. Atas itu, NAPaS pas dapat direkomendasikan sebagai pangan darurat dengan nilai fungsional yang diperlukan oleh para pengungsi korban bencana di Indonesia.