• Tentang UGM
  • Simaster
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
  • Surel
  • PPID UGM
  • Indonesia
    • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Teknologi Pertanian
  • Tentang Kami
    • Pengantar
    • Sejarah FTP UGM
    • Visi dan Misi
    • Tujuan dan Sasaran
    • Struktur Kelembagaan
      • Senat Fakultas
      • Pengelola Fakultas
      • Pengelola Departemen
      • Pengelola Program Studi
      • Pelaksana Administrasi
      • Unit Manajemen Mutu (UMM)
    • Dies Natalis
    • Tenaga Pendidik
    • Kompetensi Lulusan
    • Fasilitas
      • Perpustakaan
    • Kerjasama
    • Kontak Kami
  • Pendidikan
    • Departemen
    • Program Studi
    • Program Pascasarjana
    • Akreditasi
    • Sistem Pendidikan
    • Persyaratan Menyelesaikan Studi
    • Panduan Akademik
    • Kalender Akademik
    • Summer School NUS & FH Upper Austria
    • SUMMER COURSE
    • Program Fast Track FTP
    • Penerimaan Mahasiswa Baru
  • Penelitian
    • Laboratorium
      • Inkubator
      • Uji Public Service
      • Pimpinan Laboratorium
    • Jurnal
    • Buku
    • Publikasi
  • Mahasiswa
    • Calon Mahasiswa
    • Organisasi Mahasiswa
    • Magang
    • Beasiswa
    • Layanan Mahasiswa
    • Pengajuan Aktivitas Mahasiswa dan SKPI
    • Yudisium dan Wisuda Program Sarjana
    • Layanan Akademik Online – Sarjana
    • Layanan Akademik Online – Pascasarjana
  • Alumni
    • Layanan Alumni
    • Karir
    • Survei Alumni
    • KAGAMA TP
  • Informasi Publik
  • Beranda
  • Utama
  • Utama
  • hal. 47
Arsip:

Utama

Gebyar Mie Bakso Aman dan Deklarasi Produk Pangan Aman

Rilis Berita Rabu, 27 September 2017

Bakso menjadi terkenal di Indonesia oleh masyarakat Tionghoa yang tinggal di Indonesia. Bermula pada awal abad ke-17 seorang pemuda dari sebuah desa kecil di kota Fuzhou (Tionghoa) bernama Meng Bo yang menciptakan masakan dari daging dengan cara menumbuk dan menghaluskan tekstur daging kemudian dibentuk menjadi bola-bola dan direbus. Istilah bakso juga berasal dari kata Bak-So dalam bahasa Hokkien (Taiwan) yang artinya adalah daging giling. Dikarenakan penduduk Indonesia mayoritas adalah muslim maka kebanyakan bakso dibuat dari daging halal seperti daging ayam, sapi, udang, dan ikan. Sekarang ini makanan lezat berbentuk bulat ini lebih banyak dijual oleh orang-orang Jawa dan yang terkenal adalah berasal dari kota Malang, Solo dan Wonogiri.

Dengan semakin banyaknya penggemar bakso, maka pedagang dituntut untuk membuat dan menyajikan bakso secara aman, sehat, dan higienis. Gerakan Pangan Aman (GPA) KAGAMA TP yang merupakan gerakan moral dari sekumpulan Alumni FTP UGM mencoba untuk memberi solusi sekitar problem keamanan pangan yang berkembang di masyarakat, yang harapannya GPA lebih berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pangan yang aman, yaitu melalui edukasi yang langsung dapat memberikan wawasan dan pengetahuan, baik bagi pelaku usaha maupun konsumennya. Demikian yang disampaikan Dr. Saiful Rochdiyanto, selaku Ketua Panitia Gebyar Mie Bakso yang berlangsung Rabu (27/9) di Auditorium Kamarijani Soenjoto FTP UGM.

Aksi yang diawali dengan melakukan survei terhadap pedagang/pembuat bakso yang berlokasi di wilayah Sleman dan Kota Yogyakarta ini telah mendatangi sebanyak kurang lebih 150 pedagang mie bakso yang ditetapkan secara random untuk dilakukan uji terhadap adanya kandungan bahan berbahaya yang kemungkinan terdapat dalam produk bakso serta mie yang digunakan. Uji dilakukan di Laboratorium FTP oleh Tim GPA KAGAMA TP, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Dinas Pertanian DIY.

ketua-kagama-tp-dr-saiful-rochdyanto
Ketua Kagama TP, Dr. Ir. Saiful Rochdiyanto, M.S.

“Hasil yang diperoleh sangat melegakan para penggemar mie bakso, terutama yang berdomisili di Yogyakarta, karena dari 150 sampel pedagang mie bakso, seluruhnya dinyatakan negatif dari kandungan berbahaya yang berupa boraks, formalin, serta bahan pewarna sintetis”, kata Saiful Rochdiyanto. Yogyakarta telah membuktikan dan menjamin bahwa produk mie baksonya aman dari bahan berbahaya. “Dengan demikian pedagang bakso yang telah dijadikan sampel berhak untuk memasang stiker Produk Pangan Aman dari GPA KAGAMA TP, BPOM, Instansi Pemerintah DIY, serta Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY”, tambah Saiful. Stiker yang terpasang ditempat jualan mie bakso tersebut sebagai jaminan bahwa produk yang dijual merupakan produk yang aman bagi kesehatan.

Dalam acara Gebyar Mie Bakso yang merupakan salah satu rangkaian acara dalam rangka Dies Natalis Ke-54 FTP UGM tersebut juga ditetapkan 6 dari 150 pedagang mie bakso sebagai nominator untuk mendapatkan predikat juara 1 sampai juara harapan III. Dari 6 nominator tersebut Bakso Blangkon menduduki urutan 1, disusul Bakso Jawi dan Bakso Pak Narto di urutan 2 dan 3. Sementara Juara Harapan I diraih oleh Bakso Klenger, Bakso Lestari, dan Bakso Emha sebagai Juara Harapan II dan III. Keenam nominator, disamping mendapatkan sertifikat dan stiker, juga akan mendapatkan uang pembinaan. Para pedagang mie bakso di DIY yang terdiri atas 4 Kabupaten dan 1 Kota akan mendapatkan pelatihan tentang Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) dari BBPOM DIY, Dinas Kesehatan DIY, Dinas Pertanian DIY, dan BKPP DIY. Pelatihan tersebut bertujuan agar pedagang mie bakso mempraktekkan cara pengolahan yang baik dan menjadikan produknya sebagai mie bakso yang aman.

Selain dihadiri oleh ratusan pedagang mie bakso di wilayah DIY dan mahasiswa, acara Gebyar Mie Bakso juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M,Sc, didampingi Ketua Dies Natalis Ke-54 FTP UGM, Wagiman, STP, dan Ketua GPA KAGAMA TP Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu, M.Sc. Acara tersebut diawali dengan Pelatihan Tentang Cara Produksi dan Penyajian Mie Bakso yang Baik dan Aman yang diikuti oleh pedagang mie bakso dan mahasiswa. Sedangkan materi pelatihan disampaikan oleh Dwi Prastiti, STP (BPPOM DIY), Gamal Iskandar, SKM (Dinas Kesehatan DIY), Safrina Tanjung, STP (Dinas Pertanian DIY), dan Dr. Ir. Titiek F. Djaafar, MP (BPTP DIY).

Di akhir acara, seluruh peserta pelatihan yang terdiri dari pedagang mie bakso dan mahasiwa melakukan Deklarasi atau Pernyataan Bersama tentang kesediaannya memproduksi mie bakso yang aman, sehat, higienis, dan halal. (Ttk)

Peringatan Dies Ke-54, FTP Bersinergi dan Berinovasi

Rilis Berita Senin, 25 September 2017

Pendidikan tinggi yang berkualitas dipadukan dengan inovasi dan sinergi akan menghasilkan profesional-profesional yang handal dan mampu mentranslasikan ilmu dan teknologi menjadi sebuah kekuatan bangsa. Demikian disampaikan Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM dalam rangka Dies Natalis Ke-54 Fakultas Teknologi Pertanian UGM selasa (19/9) kemarin di Auditorium Kamarijani Soenjoto dalam peringatan puncak Dies Natalis Ke-54 Fakultas Teknologi Pertanian UGM.

Hal tersebut sesuai dengan tema yang diangkat pada Dies Natalis Ke-54 FTP tahun ini, yaitu “Sinergi dan Inovasi Agroindustri untuk Mengangkat Sumber Daya Lokal Mencapai Reputasi Global”. Tema ini dipilih berkaitan dengan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia di masa yang akan datang. “Sinergi dan Inovasi adalah dua kata kunci yang diperlukan bangsa ini untuk meningkatkan daya saing terutama di bidang Agroindustri”, kata Dekan FTP tersebut.

“Pada tahun ini, masih dalam rangka Dies Ke-54 FTP dilaksanakan juga Kongres Alumni untuk membentuk wadah alumni FTP yang tersebar di seluruh penjuru tanah air dengan berbagai profesi masing-masing. Wadah alumni tersebut bertujuan untuk menjalin hubungan secara kuat dan harmonis antara fakultas dan alumni untuk saling menunjang aktivitas dan menguntungkan bagi kedua belah pihak”, tambahnya.

Menurut Prof. Dr. Ir Eni Harmayani, FTP telah memasuki babak baru pada periode ini. Dalam bidang pendidikan, FTP telah memasuki fase internasionalisasi yang ditandai dengan pengakuan internasional dengan diperolehnya akreditasi dan sertifikasi internasional pada Program Sarjana dan Dual Degree Program dengan universitas terkemuka di luar negeri untuk Program Pascasarjana yang diikuti dengan program student mobility. Hal tersebut semakin meningkatkan peluang mahasiswa untuk mengakses sumber daya internasional dan meningkatkan kompetensi dan reputasi internasional.

Selain jumlah riset dan output publikasi yang telah diraih dengan baik, FTP juga memasuki babak baru yaitu inovasi dan hilirisasi hasil riset untuk meningkatkan daya saing terutama di bidang Agroindustri. (Ttk)

 

 

FTP UGM dan Kelompok Tani Kembangkan Beras Hitam Organik

Rilis Berita Sabtu, 16 September 2017

Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM menggelar pameran karya inovasi yang dihasilkan oleh dosen baik lewat riset maupun pendampingan pada petani dan UMKM. Beberapa hasil karya inovasi tersebut berupa produk pangan, teknologi tepat guna dan maket pabrik pengolahan pangan. Beberapa diantaranya minuman sari tempe, alat cetak rengginang, pie buah dan biskuit serta cookies, maket pabrik asap cair, maket pabrik kacang rendah lemak, produk beras hitam dari hasil pengembangan padi SRI di Bantul dan Kediri.

Dekan FTP, Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc., mengatakan pameran produk inovasi pangan ini merupakan hasil dari kerja sama FTP UGM dengan para mitra, seperti kelompok tani dan UMKM.”Kita harapkan lewat pameran inovasi ini nantinya makin dikenal luas berbagai produk yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan industri,” kata Eni saat peluncuran pameran produk karya inovasi dan temu mitra di selasar FTP UGM, Selasa (12/9).

Salah satu produk inovasi yang dipamerkan adalah produk beras hitam dari kelompok tani Bantul dan Kediri. Prof Dr. Ir. Sigit Supadmo Arif, M.Eng., pembina budidaya padi SRI (System of Rice Intensification) dari FTP UGM, mengatakan budidaya tanam beras hitam bermula dari gerakan budidaya padi SRI dan gerakan irigasi bersih di Imogiri Bantul. Konsep budidaya padi SRI menarik minat beberapa orang petani untuk menanam varietas lokal seperti beras hitam yang berasal dari Imogiri Bantul. “Sudah dikembangkan oleh kelompok tani empat tahun yang lalu, sekali panen baru 1,4 ton,” kata Sigit.

Meski petani yang menanam beras hitam masih sedikit, kata Sigit, namun peminat beras hitam cukup tinggi. Dikatakan Sigit, keunggulan beras hitam dibanding beras lainnya dari sisi kesehatan sehingga menarik banyak calon pembeli. Sigit menuturkan beras hitam Bantul ini diketahui rendah karbohidrat. “Kadar glikemik sangat rendah sehingga bisa mengurangi risiko penyakit diabetes,” papar Sigit.

Selain di Bantul, kata Sigit, pengembangan budaya padi SRI juga dilakukan di Kediri. Salah satu kelompok tani di sana ternyata juga tertarik mengembangkan beras hitam dengan menggunakan sistem pertanian organik. Ali Maksun, 47 tahun, anggota kelompok tani Mulur, Desa Kencong, Kediri, mengatakan awalnya mereka menggunakan budidaya tanam padi SRI yang ditawarkan oleh UGM. Setelah hasil panen mereka per hektar meningkat maka Maksun bersama anggota kelompok tani lainnya menanam berbagai jenis varietas padi lokal. “Ada delapan varietas lokal di Kediri,”katanya.

Maksun mengakui sengaja menanam padi lokal dikarenkan peminatnya cukup banyak. “Saya kembangkan betul, menurut konsumen, rasanya enak, apalagi kita tanam secara organik,” ujarnya.

Saat ini, kata Maksun, untuk satu kilogram beras hitam mereka jual seharga Rp25 ribu. Sementara produk beras lokal Bantul, kata Sigit, dijual Rp20 ribu per kilogram. “Kita akan bantu menghubungkan ke petani jika ada peminat dari luar kota menginginkan varietas ini,” kata Sigit. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

sumber dari https://ugm.ac.id/id/berita/14707-ftp.ugm.dan.kelompok.tani.kembangkan.beras.hitam.organik

gerakan-pangan-aman

Gerakan Pangan Aman FTP UGM Berkolaborasi dengan Alumni

Rilis Berita Senin, 12 Juni 2017

Bermula dari obrolan di Grup WA yang bernama JEBOLAN108 (Alumni Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada) tentang problem-problem keamanan pangan, maka beberapa anggota bersepakat untuk membentuk kelompok yang berperanserta dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pangan yang aman.

Pada hari Sabtu tanggal 10 Juni 2017 bertempat di FTP UGM telah dideklarasikan Gerakan Pangan Aman Universitas Gadjah Mada (GPA-UGM). Bersamaan dengan deklarasi tersebut telah dilakukan Rumusan Aksi GPA-UGM.

Deklarasi yang disaksikan oleh Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc. (Dekan FTP UGM) beserta para Wakil Dekan FTP UGM, telah dibentuk semacam Tim Aksi yg dikoordinasi oleh Endang S. Rahayu (Trisye). Dalam operasionalnya, Tim tersebut dibantu oleh : Saiful Rochdyanto, Sotja Prajati, Nunuk S. Rahayu, Maman Suherman, Titiek F. Djafar, Agung Sugihandono, Benyamin Mangitung, Edhy Sutanto, Andreas Maryoto, dll.

Sebagai bentuk eksplorasi kegiatan aksi serupa, maka dalam deklarasi tersebut telah dilakukan pula tukar pengalaman dari beberapa narasumber dari Dinas/Instansi terkait yaitu : IGA Adhi Aryapatni (Kepala BBPOM DIY), Tyas Kristanti (DisTan DIY), Heny Aprita R (DinKes), Kuncoro Hadi Purwoko (BKPP DIY).

Berdasar Rumusan Aksi tersebut akan dilakukan beberapa aksi. Aksi pertama adalah GEBYAR MIE BAKSO AMAN yang akan dilaksanakan pada bulan September bersamaan dengan Peringatan Dies Natalis Ke-54 FTP UGM.

Informasi mengenai GPA-UGM dapat diikuti di Facebook Fanpage Gerakan Pangan Aman Alumni Ftpugm

Mahasiswa FTP UGM Mengembangkan Sistem Irigasi Otomatis Kelapa Sawit

Rilis Berita Kamis, 5 Januari 2017

Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan sistem irigasi secara otomatis sesuai kebutuhan tanaman di areal perkebunan kelapa sawit. Alat yang masih berupa prototipe ini bahkan menjadi jawara dalam kompetisi Agribiz Challenge  yang digelar pada bulan Desember 2016 lalu.

Sistem irigasi yang dinamai dengan “AiRi” ini memperoleh juara pertama kategori on farm di ajang bergengsi tersebut dengan menyisihkan ratusan karya lainnya.  Sistem ini dikembangkan oleh Andrianto Ansari  dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) berkolaborasi dengan beberapa alumni FTP, yaitu Widagdo Purbowaskito, Yustafat Fawzi,  dan Dualim Atma serta Muhammad Ghufron Mustaqim dari FISIPOL. Kelimanya tergabung dalam  tim Merapi Tani Instrument (Mertani) Indonesia.

“AiRi merupakan teknologi otomatisasi untuk irigasi pada pembibitan kelapa sawit yang mengombinasikan hardware dan software yang bekerja secara real time,” jelas Andrianto, Rabu (4/1).

Andrianto memaparkan pengembangan alat yang telah dilakukan sejak tahun 2012 silam ini berawal dari keprihatin terhadap sistem irigasi yang dilakukan para petani Indonesia karena masih berjalan secara tradisional. Irigasi secara manual dinilai kurang efektif karena membutuhkan banyak tenaga dan waktu dalam pengerjaannya.

Dengan adanya teknologi otomatisasi irigasi ini diharapkan tidak hanya bisa mengurangi pengeluaran biaya dan tenaga. Namun, juga dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dan menghemat penggunaan air.

Teknologi otomatisasi irigasi ini, kata Andrianto, menggunakan sensor nutrisi, sensor lengas tanah, serta sensor iklim mikro berbasis jaringan nirkabel. Melalui sensor-sensor itu dapat diketahui kondisi kelembaban tanah, nutrisi dan iklim di area perkebunan. Alat ini juga dilengkapi dengan panel surya sebagai sumber energi dalam pengoperasian sistem irigasi ini.

“Alat ini bekerja secara otomatis saat tanaman membutuhkan air,” ujar pria asal Sedayu, Bantul ini.

AiRi bekerja dengan mengalirkan air irigasi otomatis saat tanaman membutuhkan air melalui pendekatan titik layu. Lalu irigasi akan berhenti otomatis saat tanah mencapai kapasitas lapang lewat pembacaan skor lengas tanah.

“Dengan begitu sistem otomatisasi irigasi ini mampu menghemat penggunaan air,” tuturnya.

AiRi telah diaplikasikan di beberapa tempat salah satunya Pusat Penelitian kelapa Sawit (PPKS) Medan. Selain itu, juga pernah diujicobakan di kebun tembakau PTPN X Klaten.

Saat ini, sistem irigasi yang dikembangkan lima anak muda ini berupa irigasi sistem tetes. Namun kedepan, mereka akan mengembangkan dengan sistem sprinkler agar pengairan lebih optimal.

“Berbagai pengembangan terus kami lakukan agar alat ini  bisa bekerja lebih maksimal dan diproduksi secara massal agar manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat,”tutupnya. (Humas UGM/Ika)

1…45464748

Berita Terakhir

  • FTP UGM Laksanakan Ziarah dan Anjangsana dalam Rangka Peringatan Dies Natalis ke-62
  • YUN, DaeSub Scholarship (GSIAT SNU – 2026 Spring Semester)
  • Dosen FTP UGM Berkontribusi dalam Diskusi Ketahanan Pangan Lintas Kementerian di Jakarta
  • Kick Off Dies Natalis ke-62 FTP UGM : Meriahkan Awal Rangkaian dengan Semangat Kesehatan dan Kebersamaan
  • FTP UGM Dukung Peningkatan Keamanan Pangan Siap Saji bagi Penjamah Makanan di Rumah Sakit Wilayah Kota Yogyakarta

Berita UGM

  • Perkuat Aktualisasi Kampus Berdampak, PTNBH Diajak Bangun Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi di Daerah 13 Juli 2025
  • RI Terancam Kekurangan 18 Juta Talenta Berkualitas 2030, Forum PTNBH Bahas Tata Kelola SDM 11 Juli 2025
  • Pemerintah Bentuk Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara, Dosen UGM Sambut Positif Asal Tidak Menambah Beban Birokrasi 11 Juli 2025
  • Tim KKN UGM Mengikuti Tradisi Adat Peletakan Batu Pertama Bangun Rumah Warga di Kepulauan Talaud 11 Juli 2025
  • Bikin Konten Ekspedisi SNPMB dengan Jumlah Penonton Terbanyak, UGM Raih Penghargaan  11 Juli 2025

Agenda

  • 21Jul Summer Course in Agri-food Sector
  • 19Sep Rapat Terbuka Senat dan Puncak Dies Natalis Ke-62 FTP UGM
Semua Agenda
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Jl. Flora No. 1 Bulaksumur
Yogyakarta, Indonesia 55281
+62 274 589797
+62 274 589797
fateta[at]ugm.ac.id

Info Fakultas

  • Rilis Berita
  • Agenda
  • Akademik
  • Kemahasiswaan
  • Perpustakaan
  • Beasiswa
  • Info Magang
  • Lowongan Kerja
  • Bantuan Hibah
  • Pengabdian
  • Seminar-Workshop

Departemen

  • Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian
  • Teknik Pertanian dan Biosistem
  • Teknologi Industri Pertanian

Layanan Akademik Online

  • Layanan Akademik Sarjana
  • Layanan Akademik Pascasarjana

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Permohonan Informasi Publik

Jurnal

  • Agritech
  • Agroindustrial Journal
  • Indonesian Food and Nutrition Progress

© 2024 Fakultas Teknologi Pertanian UGM

Peta SitusAturan PenggunaanKontak

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY