Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (DTPB FTP UGM) kembali mengenalkan alat mesin pertanian modern pada para petani. Kali ini sosialisasi dilakukan pada petani di Desa Palur, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Ketua Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM, Prof. Dr. Bambang Purwantana, M.Agr., mengatakan peralatan yang dikenalkan dan didemokan kepada petani di Madiun ini merupakan alat mesin pertanian produk Korea Selatan yakni AGM S&E yang berafiliasi dengan Seoul National University (SNU) Korea dan Daedong Co., yang selama dua tahun terakhir bekerja sama dengan institusinya.
“Kegiatan ini menjadi sarana untuk mengintroduksi beberapa alat mesin pertanian yakni traktor dan alat pemanen padi (rice combine harvester) dalam upaya memberikan alternatif pilihan bagi petani untuk meningkatkan produktivitas hasil pertnaian dan kesejahteraan petani,” paparnya disela-sela demo alat mesin pertanian, Sabtu (1/12) di Madiun.
Sosilalisasi dan demo alat mesin pertanian ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat DTPB UGM bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan perikanan Kabupaten Madiun. Dalam kegiatan pengenalan alat mesin pertanian secara umum dan pengenalan traktor serta rice combine harvester ini dihadiri sekitar 130 petani di Kecamatan Kebonsari. Turut hadir dalam acara demo, Prof. Kyeong Uk Kim, peneliti utama dari AGM S&E dan Seoul National University, dan Mr. In-Cheol Yeo dari Daedong Co.
Bambang menyampaikan mesin pemanen padi yang didemokan merupakan jenis Combine Harvester Kioti. Merupakan mesin pemanen padi kombinasi bertipe full feeding berdaya 73HP dengan lebar media potong sepanjang dua meter.
“Mesin ini dapat meningkatkan efektivitas kerja saat memanen padi. Mulai memotong, merontokkan, memisahkan dan membersihkan hingga pengarungan padi,” jelasnya.
Peralatan lain yang turut diperkenalkan adalah traktor sedang Kioti DK45 berdaya 45 HP untuk , budidaya padi sawah. Selanjutnya, Kioti RX72 dengan daya 72 HP untuk budidaya tanaman tebu.
Dia berharap melalui sosialisasi dan demo alat mesin pertanian tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani. Tak hanya itu, penggunaan alat mesin pertanian modern itu kedepan diharapkan mampu memberikan keuntungan bagi petani serta menarik minat generasi muda untuk terjun dalam bidang pertanian.
Kasi Sarana, Prasarana, Alat, dan Mesin Pertanian, Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Isna Handayani menyambut baik kegiatan sosialisasi dan demo alat mesin pertanian dari Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem UGM bekerja sama dengan pihak Korsel tersebut.
“Kegiatan ini bisa memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan baru bagi petani Kabupaten Madiun demi kemajuan teknologi pertanian setempat,” tuturnya.”Kegiatan ini bisa memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan baru bagi petani Kabupaten Madiun demi kemajuan tekologi pertanian setempat,” kata Isna.
Adapun, Kabupaten Madiun menjadi lokasi pertama di Jawa Timur yang dipilih Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem dari UGM sebagai tempat pengenalan dan demo alat mesin pertanian dari Korea tersebut. Sebelumnya sosialisasi telah dilakukan di wilayah Prambanan, Bantul, dan Kulonprogo.(Humas UGM/Ika) (/Mtt)
Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/17458-ugm.gandeng.korsel.kenalkan.mesin.pertanian.ke.petani.madiun
Ketua Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM, Prof. Dr. Bambang Purwantana, M.Agr., mengatakan kegiatan sosialisasi dan demo alat mesin pertanian ini menjadi wahana untuk mengintroduksi beberapa alat mesin pertanian seperti traktor dan combine harvester sebagai upaya mengenalkan dan memberikan alternatif pilihan pada petani. Hal tersebut juga ditujukan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi.
Namun, bisa berkontribusi pada mekanisasi pertanian Indonesia. “Uji coba ini alat ini merupakan pertama kalinya di Indonesia dan menjadi awal kolaborasi dalam bidang teknologi pertanian. Semoga melalui teknologi pertanian moderen bisa mewujdukan kehidupan petani yang lebih baik,” katanya.
Wahyono mencontohkan sebelum menggunakan mesin pemanen padi, untuk memanen di sawah seluas 1.500 meter setidaknya membutuhkan dua orang tenaga pemotong tanaman padi dan dua orang yang bertugas merontokkan bulir padi dalam satu hari. Namun, dengan menggunakan mesin pemanen padi, petani bisa menghemat tenaga, waktu, dan biaya untuk pemotong tanaman padi dan merontokkan bulir padi. “Kedepan kami tertarik untuk menggunakan mesin ini karena sangat membantu dalam memanen padi,” ungkapnya. (Humas UGM/Ika) (/Mtt)








Lulusan yang mendapatkan predikat Cumlaude adalah Adrian Hilman, M.Sc (IPK 3,84), Ardhika Ulfah, M.Sc (IPK 3,80), Atma Elfahdi, M.Sc (IPK 3,80), Mudrikah, M.Sc (IPK 3,93), Riyanti Ekafitri, M.Sc (IPK 3,91), Arsyad Sumantika, M.Sc (IPK 3,83), Nur Kartika Indah Mayasti, M.Sc (IPK 9,95), dan Retno Utami Hatmi, M.Sc (IPK 3,98).
Lulusan yang berasal dari Program Studi S2 Ilmu dan Teknologi Pangan adalah Adrian Hilman, M.Sc, Ardhika Ulfah, M.Sc, Atma Elfahdi, M.Sc, Mudrikah, M.Sc, Novika Mila P, M.Sc, Prajwalita Rukmakharisma R, M.Sc, Riyanti Ekafitri, M.Sc, dan Windra Prayoga, M.Sc.
Dalam sambutannya Prof. Eni Harmayani menyampaikan ucapan selamat kepada wisudawan/wisudawati yang telah berhasil menempuh jenjang program pendidikan Magister dan program Doktor di Fakultas Teknologi Pertanian UGM. “Semoga ilmu yang diperolah dapat dimanfaatkan untuk membangun bangsa, negara, masyarakat, diri pribadi dan keluarga. Tunjukkan bahwa lulusan FTP UGM adalah insan-insan unggul yang bermartabat dan berbudaya”, kata Prof. Eni. Dekan FTP tersebut juga berharap kepada para magister dan doktor lulusan FTP untuk siap mengharumkan bangsa dan negara dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang masing-masing. (/Mtt)

Ditempat yang sama Dekan Fakultas Pertanian UNHAS Prof. Dr. Ir. Baharuddin Patpajeng berharap dalam kesempatan kali ini bisa saling tukar menukar pemikiran dalam hal administrasi pengelolaan keuangan, akademik dan kemahasiswaan yang ada di masing-masing universitas. “Saya kira dalam hasil diskusi tadi cukup banyak pembelajaran yang kami dapatkan dari UGM. Semoga kegiatan ini nantinya akan berkelanjutan”, imbuh Prof. Baharuddin. (/Mtt)