Pada hari Senin, 6 Mei 2024, dilaksanakan kuliah tamu yang disampaikan oleh Prof. Dr. Gary R. Sand di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM. Prof. Gary adalah Professor di Department of Bioproducts and Biosystems Engineering, University of Minnesota, Amerika. Kuliah tamu yang dilaksanakan di Ruang 384 Fakultas Teknologi Pertanian mengambil topik “Navigating Water Resource Challenges in U.S Agriculture: Towards Achieving Zero Hunger and Sustainable Practices under SDG #2”. Kuliah tamu dipandu oleh Dr. Chandra Setyawan, Kepala Laboratorium Teknik Sumberdaya Lahan dan Air dan diikuti oleh sekitar 100 orang baik mahasiswa Departemen Tekni Pertanian dan Biosistem, dosen, dan alumni.

SDG No. 2 Zero Hunger mempunyai 8 target, yang salah satu targetnya adalah to ensure sustainable food production systems and implement resilient agricultural practices that increase productivity and production, that help maintain ecosystems, that strengthen capacity for adaptation to climate change, extreme weather, drought, flooding and other disasters and that progressively improve land and soil quality. Prof. Gary menggarisbawahi bahwa dalam memproduksi pangan dengan pola produksi yang menjamin keberlanjutan lingkungan sangat tidak mudah. Dengan adanya perubahan iklim, kesulitan ini menjadi bertambah lagi. Dalam paparannya Prof. Gary menyampaikan karakteristik pertanian di Amerika dengan perbedaan sifat alamiah seperti curah hujan dan temperature maupun variasi budaya Masyarakat. Permasalahan yang dihadapi oleh sumberdaya air untuk pertanian di Amerika antara lain terkait dengan kekeringan, perkembangan kota yang memerlukan air, dan kualitas air. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Prof. Gary untuk mengantisipasi permasalahan tersebut seperti drainasi bawah permukaan tanah dan mitigasi kehilangan unsur N.

(29/4/2024) Departemen Teknik Pertanian & Biosistem FTP UGM, mengundang Prof. Hajah Rosnah Shamsudin dari Department of Process and Food Engineering, Universiti Putra Malaysia (UPM) untuk memberikan kuliah tamu secara daring dan luring. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu rangkaian dari peringatan Dies Natalis Fakultas Teknologi Pertanian ke-61. Pada kesempatan tersebut Prof. Rosnah berkesempatan untuk menjelaskan mengenai penggunaan Model dan Simulasi pada Bidang Teknik Pertanian, khususnya penggunaan model kinetika selama pencucian padi dalam proses pembuatan Parboileed Rice.

Kuliah tamu secara luring yang diselenggarakan di Ruang 384 Gedung FTP dihadiri oleh Mahasiswa Program Pascasarjana serta Mahasiswa Program Sarjana FTP. Pada kuliah tamu ini Prof. Rosnah menekankan, dalam penentuan model harus memperhatikan kesesuaian model dengan fenomena yang kita amati. Hal yang dapat menjadi indikator kesesuaian model adalah hubungan yang kuat antara nilai berdasarkan model yang kita pilih dengan nilai yang kita amati (observasi). Selain itu juga dengan melihat error antara nilai berdasarkan model yang kita pilih dengan nilai observasi. Prof. Rosnah juga menekankan pentingnya memeriksa model yang kita gunakan dengan membandingkan dengan dengan penelitian sejenis. Kuliah tamu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh para peserta. Acara diakhiri dengan foto bersama seluruh peserta kuliah.

Kuliah tamu secara daring dilakukan untuk mendukung Massive Open Online Course (MOOC) yang saat ini sedang digencarkan di UGM. Harapannya dengan adanya kuliah secara daring ini, materi pembelajaran dapat diakses oleh kalangan yang lebih luas. Proses pembuatan Video Pembelajaran ini dilakukan di ruangan MOOC FTP UGM.  Kegiatan kuliah tamu ini diharapkan mampu mendukung peningkatan mutu pendidikan (Quality Education (SDGs 4)) khususnya di lingkungan Departemen Teknik Pertanian & Biosistem.

Dalam rangka menyambut ulang tahun ke-61, pada Kamis, 25 April 2024 Fakultas Teknologi Pertanian menyelenggarakan Kick Off Dies Natalis ke-61 bersamaan dengan kegiatan Halal Bihalal 1445 H di Auditorium Kamarijani-Soenjoto. 

Tahun ini, FTP memilih tema “Teknologi Pertanian Adaptif untuk Menghadapi Tantangan Ketersediaan dan Akses Pangan yang Berkelanjutan dan Berkeadilan”, dilatarbelakangi perlunya inovasi dalam bidang pertanian untuk mengatasi tantangan global terkait ketersediaan pangan, berkelanjutan, dan keadilan dalam akses terhadap pangan. Dengan memfokuskan pada teknologi pertanian adaptif, harapannya adalah dapat menciptakan sistem pertanian yang lebih tangguh, efisien, berkelanjutan, dan inklusif, yang dapat menghadapi tantangan masa depan dalam ketersediaan dan akses pangan.

Ketua Dies Natalis ke-61 Chandra Setyawan, STP., M.Eng., Ph.D., menyampaikan “Kegiatan rangkaian Dies Natalis ke-61 ini akan meliputi kegiatan akademis/ilmiah, olahraga, seni, pengabdian masyarakat, penganugerahan insan berprestasi, pergelaran musik, FTP Fun Day, temu bisnis dan alumni, serta diakhiri dengan puncak dies natalis yaitu acara rapat senat terbuka.”

Pembukaan Dies Natalis ke-61 diresmikan secara simbolisasi dengan pemukulan gong sekali oleh Dekan FTP  Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc., didampingi oleh Ketua Senat FTP Prof. Dr. Ir. Umar Santoso, M.Sc., dan Chandra Setyawan. 

Bersamaan dengan kegiatan Halal Bihalal yang mengambil tema “Bersyukurlah, dan Kesejahteraan Akan Mengikuti”, Drs. Sentot Haryanto, M.Si., sebagai pembicara memberikan pemikiran-pemikiran dalam mengenai pentingnya rasa syukur dalam mencapai kesejahteraan.

Diselenggarakannya kegiatan ini, sejalan dengan komitmen UGM dalam mempercepat tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) terutama poin Quality Education, Zero Hunger, Good Health and well-being, dan Decent work and economy growth.

Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada (UGM) melaksanakan kegiatan pelepasan wisuda di Auditorium Kamarijani – Soenjoto setelah kegiatan prosesi wisuda di Balairung pada Rabu, 24 April 2024. Dalam prosesi Wisuda Program Pascasarjana Periode III Tahun Akademik 2023/2024, UGM mewisuda 1.391 lulusan Program Pascasarjana terdiri 1.187 lulusan Program Magister, termasuk 2 wisudawan Warga Negara Asing, 89 lulusan Program Spesialis, 8 lulusan Program Subspesialis, 107 lulusan Program Doktor.

FTP UGM kali ini  meluluskan 20 wisudawan, yang terdiri dari 5 wisudawan Program Studi (Prodi) Magister Ilmu dan Teknologi Pangan, 6 Prodi Magister Teknik Pertanian, 5 Prodi Magister Teknologi Industri Pertanian, 3 Prodi Doktor Ilmu Pangan, dan 1 Doktor Ilmu Teknik Pertanian.

Pada periode kali ini, wisudawan IPK Tertinggi diraih oleh Dr. Suwardi, S.T.P., M.Si., dengan IPK 4.00 dari Prodi Doktor Ilmu Teknik Pertanian dan Mega Desy Safitri, S.T., M.Sc.  Wisudawan tercepat diraih oleh Tri Ulfa Agustiyani, S.Pi., M.Sc., dengan lama studi 1 tahun 7 bulan 5 hari.

Pada kegiatan pelepasan wisuda, Dekan FTP UGM Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc mengucapkan selamat untuk para wisudawan dan memberikan piagam penghargaan kepada lulusan berpredikat cumlaude/pujian didampingi Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Yudi Pranoto, S.T.P., M.P. Berikut adalah nama-nama lulusan yang meraih predikat tersebut:

1. Dr. Suwardi, S.T.P., M.Si. – IPK 4,00 (Doktor Ilmu Teknik Pertanian)
2. Mega Desy Safitri, S.T., M.Sc. – IPK 3,96 (Magister Teknologi Industri Pertanian)
3. Shiammita Rosmindari, S.T.P., M.Sc. – IPK 3,93 (Magister Teknik Pertanian)
4. Hikmah Muji Rahayu, S.T., M.Sc. – IPK 3,87 (Magister Ilmu dan Teknologi Pangan)
5. Ilmiasa Saliha, S.T., M.Sc. – IPK 3,87 (Magister Teknologi Industri Pertanian)
6. Salma Salsabila Rabbani, S.T.P., M.Sc. – IPK 3,85 (Magister Teknik Pertanian)
7. Tri Ulfa Agustiyani, S.Pi., M.Sc. – IPK 3,82 (Magister Ilmu dan Teknologi Pangan)
8. Ikhsan Nurdziky, S.T.P., M.Sc. – IPK 3,81 (Magister Teknologi Industri Pertanian)
9. Hasna Maheswari, S.Si., M.Sc. – IPK 3,76 (Magister Teknik Pertanian)

Kegiatan ditutup dengan doa dan pemberian ucapan selamat dengan berjabat tangan oleh dekan, ketua departemen, sekretaris department, para dosen, dan karyawan untuk wisudawan dan keluarga wisudawan. Kegiatan Guest Lecturer ini sejalan dengan komitmen UGM untuk mempercepat tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), terutama pada poin Quality Education (Pendidikan Berkualitas).

Beberapa waktu belakangan ini, masyarakat dihadapkan pada beras yang langka dan mahal di pasaran. Banyak pihak menyatakan bahwa kenaikan harga ini salah satunya disebabkan adanya dampak perubahan iklim yang menjadikan jadwal tanam di tahun lalu (2023) mundur. Mundurnya jadwal panen inipun disebut menjadikan pasokan beras menjadi berkurang, dan berdampak pada tingginya harga beras di pasaran.

Menurut Pengamat Bidang Agrometeorologi, Ilmu Lingkungan, dan Perubahan Iklim UGM, Bayu Dwi Apri Nugroho, S.T.P., M.Agr., Ph.D. masyarakat diharapkan tidak boleh hanya menyalahkan persoalan mundurnya jadwal tanam sebagai akibat perubahan iklim sebagai faktor penyebab saja, tetapi sudah seharusnya banyak pihak bisa membuat suatu perencanaan agar kejadian naiknya harga beras yang tidak terkendali bisa diantisipasi jauh-jauh hari.

“Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan memperkuat data pertanian. Pemanfaatan informasi dalam sistem produksi pertanian harus dilakukan dengan pendekatan penelitian berbasis penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, information and communication technology,” terangnya di Kampus UGM, Rabu (20/3).

Penggunaan teknologi ini, menurutnya memungkinkan perekaman lebih detail terkait proses-proses yang terlibat mulai dari hulu sampai hilir. Mulai dari lingkungan (environment) hingga pada tanaman (crop).

Data yang tersimpan dalam basis data (database) tentunya semakin lama semakin besar, seiring dengan berjalannya waktu pengamatan dalam proses produksi. Analisis data yang tersimpan dalam jumlah besar atau Big Data Analysis tentunya diharapkan bisa memberikan pemahaman kepada petani dari hasil ekstraksi nilai informasi yang mungkin dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan produktivitas.

“Sejauh ini, metode analisis big data sesungguhnya sudah banyak dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas industri, namun untuk bidang pertanian masih perlu untuk dieksplor lebih lanjut,” katanya.

Bagi Bayu Dwi Apri Nugroho model pengembangan data pertanian tingkat desa sangat penting karena berkaitan dengan peningkatan produktivitas, penentuan komoditas yang akan ditanam, kualitas tanah, penanganan hama dan penyakit dan masih banyak lagi. Data pertanian ini dapat ditangkap atau dibarui secara realtime dalam framework data tunggal sehingga dapat diolah dan dianalisa menjadi sebuah keputusan yang tepat secara bisnis.

Sayangnya persoalan Institusional, SDM dan Teknologi dan Informasi sejauh ini masih menjadi permasalahan utama dalam pengembangan data pertanian. Padahal posisi Kementrian Pertanian dalam model pengembangan data pertanian tingkat desa ini adalah sebagai Lead untuk kemudian diserahkan di tingkat daerah yaitu kepada Dinas Pertanian masing-masing, dan kemudian dibreakdown lagi ke wilayah yang lebih kecil yaitu kecamatan dan desa.

Data tentu saja berkaitan dengan informasi yang berhubungan dengan Teknologi Informasi dan Komuniasi (TIK) perlu adanya kerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informasi di level yang sama. Kominfo pun mempunyai peran penting dalam pengembangan data pertanian dengan memposisikan perannya di bawah koordinasi Kementan, yaitu dengan melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian, Dinas Informasi dan Komunikasi dan pemerintah daerah terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi untuk pertanian.

“Pengumpulan data ini melibatkan tenaga lapangan yang dikoordinasi oleh Dinas Pertanian melalui penyuluh-penyuluh lapangan. Tenaga lapangan dapat ditambah dengan merekrut sistem lapangan, hal ini tergantung APBD dari masing-masing daerah,” terangnya.

Lebih lanjut, Bayu menyatakan pengembangan data pertanian di tingkat desa ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk jangka panjang sehingga perlu persiapan dan koordinasi antara lembaga dan pemerintah daerah agar program ini dapat berjalan dengan lancar. Adanya data pertanian di tingkat desa ini tentunya akan memudahkan pemerintah untuk membuat suatu kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan petani di lapangan.

Pemetaan teknologi, disebutnya dapat dilakukan dengan melihat data tunggal ini. Kementerian Komunikasi dan Informasi dapat berperan banyak terkait hal ini agar tidak terjadi overlapping dengan kementerian atau lembaga lain, seperti Badan Pusat Statistik, Kementerian Pertanian, dan lain-lain.

“Sinkronisasi data untuk melakukan analisis dan prediksi merupakan salah satu hal penting yang harus dipenuhi oleh bidang pertanian. Dalam hal ini upaya penggunaan data tunggal yang terintegrasi antar badan terkait adalah solusi yang tepat sehingga dengan ketepatan data dapat digunakan sebagai dasar keputusan dan kebijakan dalam bidang pertanian contohnya keputusan impor beras, termasuk sebagai langkah antisipasi adanya dampak perubahan iklim seperti fenomena El Nino dan La Nina,” ungkapnya.

Penulis: Agung Nugroho

Foto: Freepik.com