• Tentang UGM
  • Simaster
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
  • Surel
  • PPID UGM
  • Indonesia
    • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Teknologi Pertanian
  • Tentang Kami
    • Pengantar
    • Sejarah FTP UGM
    • Visi dan Misi
    • Tujuan dan Sasaran
    • Struktur Kelembagaan
      • Senat Fakultas
      • Pengelola Fakultas
      • Pengelola Departemen
      • Pengelola Program Studi
      • Pelaksana Administrasi
      • Unit Manajemen Mutu (UMM)
    • Dies Natalis
    • Tenaga Pendidik
    • Kompetensi Lulusan
    • Fasilitas
      • Perpustakaan
    • Kerjasama
    • Kontak Kami
  • Pendidikan
    • Departemen
    • Program Studi
    • Program Pascasarjana
    • Akreditasi
    • Sistem Pendidikan
    • Persyaratan Menyelesaikan Studi
    • Panduan Akademik
    • Kalender Akademik
    • Summer School NUS & FH Upper Austria
    • SUMMER COURSE
    • Program Fast Track FTP
    • Penerimaan Mahasiswa Baru
  • Penelitian
    • Laboratorium
      • Inkubator
      • Uji Public Service
      • Pimpinan Laboratorium
    • Jurnal
    • Buku
    • Publikasi
  • Mahasiswa
    • Calon Mahasiswa
    • Organisasi Mahasiswa
    • Magang
    • Beasiswa
    • Layanan Mahasiswa
    • Pengajuan Aktivitas Mahasiswa dan SKPI
    • Yudisium dan Wisuda Program Sarjana
    • Layanan Akademik Online – Sarjana
    • Layanan Akademik Online – Pascasarjana
  • Alumni
    • Layanan Alumni
    • Karir
    • Survei Alumni
    • KAGAMA TP
  • Informasi Publik
  • Beranda
  • Rilis Berita
  • hal. 81
Arsip:

Rilis Berita

Pasangan Suami Istri Pengajar di FTP UGM Dikukuhkan sebagai Guru Besar

Rilis Berita Selasa, 26 November 2019

Universitas Gadjah Mada (UGM) mengukuhkan Prof. Dr. Ir. Supriyanto, M.S. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pengolahan Hasil Pertanian dan Prof. Dr. Ir. Agnes Murdiati, M.S., sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian. Keduanya merupakan pasangan suami istri yang menjadi pengajar di Departemen TPHP FTP UGM.

Acara pengukuhan yang digelar di Balai Senat UGM, Selasa (26/11) tersebut dilaksanakan secara bergantian. Pengukuhan tersebut sekaligus bertepatan dengan peringatan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-41.

Pada pengukuhan itu, Prof. Supriyanto menyampaikan pidato pengukuhan berjudul Perkembangan Pengolahan Biji Kakao dan Perspektif Baru Hasil Olahan Kakao Sebagai Sumber Anti Oksidan Alami. Dia menyebutkan biji kakao berpotensi sebagai sumber antioksidan alami, sebab di dalamnya mengandung senyawa polifenol yang cukup tinggi. Kendati begitu, kandungan polifenol itu bisa berkurang selama pengolahan biji kakao.

“Proses pengeringan pada suhu 55°C selama 24 jam terjadi kehilangan polifenol lebih dari 80 persen. Sedangkan pada pengeringan selama 48 jam akan kehilangan lebih dari 95 persen,”papar Kelapa Laboratorium Rekayasa Proses FTP UGM ini.

Supriyanto menjelaskan kehilangan total polifenol yang lebih besar terjadi pada proses penyangraian. Oleh sebab itu, untuk mempertahankan senyawa polifenol selama pengolahan biji kakao perlu diupayakan. Sejumlah penelitian  dilakukan dengan menggunakan bahan dasar biji kakao yang tidak difermentasi atau setengah fermentasi. Cara lainnya dengan menonaktifkan enzim polifenol okisdase dengan pemanasan melalui pengukusan atau memakai energi gelombang mikro.

Sementara Prof. Agnes dalam pengukuhan itu memaparkan pidato berjudul Peran Kacang-Kacangan Dalam Memantapkan Ketahanan Pangan Nasional. Anggota Kelompok Kerja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Daerah DIY ini menuturkan kacang-kacangan memiliki peran strategis untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi masyarakat.

Kacang-kacangan merupakan bahan pangan nabati yang kaya protein dan lemak. Selain bermanfaat sebagai sumber protein, kacang-kacangan juga bermanfaat sebagai sumber kalori dan sumber asam lemak esensial.

“Indonesia kaya akan berbagai jenis kacang-kacangan, termasuk koro-koroan, tetapi sampai saat ini belum dimanfaatkan dengan optimal,”sebutnya.

Agnes memaparkan pemanfaatan yang belum optimal ini dikarenakan sejumlah alasan. Salah satunya, kulit koro pedang putih yang tebal dan keras yang menyulitkan proses penghilangan kulit. Selain itu, juga kandungan senyawa atau zat anti gizi HCN yang cukup tinggi menyebabkan kurang enak dimakan dan membahayakan tubuh.

(Berita & foto oleh Humas UGM)

Probiotik Lokal untuk Pangan Fungsional

Rilis Berita Selasa, 19 November 2019

Dengan mengisolasi jasad renik yang membantu fermentasi aneka panganan tradisional di Indonesia, para peneliti Universitas Gadjah Mada berhasil membuat probiotik lokal. Temuan ini memberi peluang pemanfaatan keberlimpahan mikroorganisme lokal sebagai pangan fungsional, yang selama ini didominasi produk impor.

Industri pangan modern saat ini berlomba-lomba memproduksi beragam jenis pangan fungsional, yaitu makanan yang bukan sekadar memberikan nutrisi bagi konsumen, melainkan juga menyehatkan tubuh. ”Salah satu pangan fungsional yang banyak diproduksi adalah yang mengandung probiotik yang bisa menyehatkan saluran pencernaan,” kata Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Endang Sutriswati Rahayu.

Probiotik ini diartikan sebagai makanan yang mengandung bakteri baik dalam jumlah yang cukup dan tetap hidup saat dikonsumsi hingga membantu keseimbangan mikrobiota atau kehidupan mikroorganisme di saluran pencernaan. Berbagai kajian menunjukkan, keseimbangan dan kesehatan mikrobiota saluran pencernaan berperan penting bagi kesehatan inangnya, dalam hal ini manusia.

Konsep tentang peranan bakteri hidup pada kesehatan telah diketahui saat ilmuwan Rusia peraih Nobel, Laurete, tahun 1907 menyampaikan, rahasia kesehatan dan umur panjang orang Bulgaria karena rajin meminum susu terferemantasi oleh bakteri Lactobacillus. Susu terfermentasi atau yang kini populer disebut yogurt ini dianggap mampu menurunkan toksin di kolon.

Endang menambahkan, fungsi utama bakteri probiotik adalah mengurangi berkembangnya bakteri merugikan di kolon melalui kompetisi nutrisi, menekan munculnya metabolit berbahaya, menjaga saluran pencernaan, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Beberapa manfaat lain meliputi mencegah dan mengurangi diare akibat rotavirus atau patoge, mengurangi potensi kanker kolon, serta mengurangi alergi hingga mengurangi atopi pada bayi.

”Indonesia dikenal sebagai megabiodiversitas, tetapi selama ini kita tergantung produk pangan dari luar negeri, termasuk juga untuk mikroorganisme yang menjadi starter beragam bahan pangan terfermentasi,” kata Endang.

Dia mencontohkan, hampir semua produk yogurt di Indonesia menggunakan mikroorganisme impor, termasuk bakteri yang digunakan untuk bahan baku aneka roti hingga keju di Indonesia.

Dengan latar belakang ini, Endang dan timnya di Teknologi Pengolahan Hasil Pangan Fakultas Teknologi Pertanian UGM kemudian melakukan serangkaian riset untuk mencari probiotik asli Indonesia. Studi dimulai sejak 1995 dengan mengisolasi bakteri asam laktat dari beragam jenis makanan tradisional di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Lombok.

Beberapa jenis makanan terfermentasi yang diteliti sebagai kandidat probiotik di antaranya growol dan gatot yang berbahan baku singkong, dan dadih yang berbahan baku susu, hingga tempoyak dari durian. ”Agensi probiotik ini diisolasi dari makanan tradisional yang selama ini aman dikonsumsi nenek moyang kita dan kemungkian besar cocok dengan tubuh kita,” kata Endang.

Dari beragam sumber pangan ini bisa diseleksi menjadi sekitar 500 isolat. Bakteri-bakteri ini kemudian dicari yang memiliki ketahanan tinggi terhadap kondisi pH asam dan garam empedu sehingga bisa mencapai lambung, usus, dan kolon. Selain itu dipilih bakteri yang memiliki beberapa karakteristik baik, di antaranya mampu mendegradasi laktosa, menurunkan kolesterol, meningkatkan antioksidan, dan menghasilkan asam folat.

Asli Indonesia

Melalui penelitian panjang, Endang dan tim menemukan bakteri baik yang dominan ditemukan pada beragam makanan tradisional terfermentasi di Indonesi, yaitu Lactobacillus plantarum, Streptococcus thermophilus dan Pediococcus pentosaceus. Di antara tiga jenis ini, Lactobacillus plantarum merupakan yang paling dominan.

Kajian terpisah oleh Rahayu dan tim terhadap mikrobiota pencernaan anak muda dan dewasa di Yogyakarta dan Bali ternyata juga menemukan bahwa Lactobacillus plantarum memiliki prevalensi tertinggi. ”Jadi, Lactobacillus plantarum ini seperti marka dominan bagi masyarakat di Indonesia,” katanya.

Eksperimen lebih lanjut terhadap Lactobacillus plantarum yang berhasil diisolasi dari makanan tradisional terfentasi ternyata memiliki karakteristik yang cocok sebagai agensia probiotik untuk masyarakat di Indonesia. Beberapa probiotik ”asli” atau indigenous yang dianggap potensial itu di antaranya L. plantarum Dad-13 yang diisolasi dari dadih, L. plantarum Mut-7 dan Mut-13 dari gatot, serta L. plantarum T3 dari growol.

Beberapa isolat ini bisa dimanfaatkan pada proses pengolahan pangan, fermentasi makanan, pengawet makanan, dan produk makanan fungsional.

Uji keamanan bakteri L. plantarum Dad-13 dan Mut-7 pada hewan percobaan diperoleh bahwa isolat itu tak terdeteksi pada darah dan organ-organ atau tidak melakukan translokasi dan dikonfirmasi secara molekular sehingga aman dikonsumsi. Dua jensi isolat bakteri ini juga terbukti mampu tumbuh dan berkoloni di saluran pencernaan sehingga layak menjadi probiotik.

Sejak tahun 2000, Endang dan tim peneliti UGM mulai mengembangkan L. plantarum sebagai probiotik dan menggunakannya ke dalam berbagai produk pangan olahan, di antaranya sebagai kultur starter tape ketan yang diproses lebih lanjut menjadi brem atau dibuat menjadi minuman segar tape ketan. Strain probiotik lokal ini juga telah digunakan untuk farmentasi susu kedelai ataupun susu kacang yang produknya disebut soya (peanut) lactic drink.

Selain itu, probiotik juga telah diintegrasikan ke beberapa produk dalam bentuk bubuk untuk suplemen dan melalui proses enkapsulisasi. Saat ini tengah dikembangkan permen probiotik hingga coklat probiotik, serta jus buah probiotik.

Uji coba dilakukan dengan memberikan probiotik lokal ini kepada anak-anak malnutrisi usia sekolah dasar di Lombok. Hasilnya, konsumsi probiotik ini dalam jangka dua bulan memberikan perubahan signifikan pada kesehatan mikrobiota pencernaan. ”Pencernaan sehat otomatis akan memperbaiki penyerapan dan kesehatan,” ungkapnya.

Sejak lima tahun terakhir, tim UGM mulai bekerja sama dengan sejumlah industri untuk menerapkan probiotik lokal ini dan bisa menerapkannya untuk beberapa produk makanan dan minuman. ”Peluang pasarnya besar,” kata Endang.

Dalam Konferensi Pangan ASEAN ke-16 di Denpasar, Bali, bulan lalu, tren global saat ini mengarah pada perkembangan pangan fungsional, yaitu jenis makanan yang selain memberikan nutrisi dan energi juga bermanfaat bagi kesehatan dan mencegah penyakit.

Menurut Teruo Miyazawa, profesor ilmu pangan dari Universitas Tohoku Jepang, dalam paparannya, saat ini ada lebih dari 1.000 ragam makanan fungsinal yang diproduksi dan diedarkan di Jepang, mulai dari beras hipoalergi, minuman probiotik, hingga minuman kalsium. Pada 2019, nilai pasar pangan sehat di Jepang mencapai 1.450 miliar yen, sedangkan makanan dengan klaim kesehatan mencapai 900 miliar yen. Produk pangan fungsional yang menguasai pasar global, termasuk di Indonesia, adalah minuman fermentasi.

Endang berharap probiotik lokal yang dikembangkan timnya suatu saat bisa bersaing di pasar nasional. Meski demikian, upaya menggandeng industri dalam negeri ternyata tidak mudah. ”Sebagian besar industri besar di Indonesia hanya mau menerima produk yang siap dipasarkan atau memilih impor probirotik. Sekalipun produk kami sudah cukup stabil, untuk masuk pasar butuh studi lanjutan, termasuk riset pasar,” ucapnya.

Oleh karena itu, dia berharap industri besar di Indonesia mulai mengalokasikan dana untuk riset dan menggandeng akademisi dari kampus. Ini dipraktikkan di Jepang, yang menjadikan negara ini sebagai produsen penting pangan fungsional di dunia.

 

Sumber : https://bebas.kompas.id/baca/utama/2019/11/18/probiotik-lokal-untuk-pangan-fungsional/

 

 

Lima Prestasi FTP di Malam Penghargaan Insan UGM Berprestasi Tahun 2019

Rilis Berita Jumat, 18 Oktober 2019

Rabu, 16 Oktober 2019 di halaman Balairung UGM dihelat Malam Penghargaan Insan UGM Berprestasi Tahun 2019. Ini adalah penganugerahan yang selalu diberikan oleh UGM setiap tahun bagi civitas akademika, tenaga kependidikan, dan alumni berprestasi baik di lingkungan UGM maupun di kompetisi tingkat nasional maupun internasional. Sekretaris Rektor, Drs. Gugup Kismono, M.B.A., Ph.D. dalam sambutannya mengatakan, “UGM besar bukan karena jumlah, namun karena keterampilan dan kerendahan hati mahasiswa, tenaga kependidikan, dan para dosen”. Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng. berpesan agar para civitas dan tenaga kependidikan dapat menjadi agen perubahan (agent of change) di unit kerja masing-masing.

Pada malam tersebut FTP UGM meraih beberapa penghargaan untuk capaian prestasi, antara lain:

1. Ashari Priyanto, S.T.P. sebagai Laboran Terbaik I
2. Nova Kumara, S.T.P. sebagai Pengelola Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Terbaik 3
3. Juara Harapan 2 Lomba Keprotokolan
4. Juara 3 Lomba Kehumasan Kategori Pengelolaan Media Sosial
5. Jocelyn Tanya sebagai Mahasiswa Berprestasi 2019

Selamat atas capaian prestasi civitas akademika dan tenaga kependidikan FTP UGM.

 

 

Prestasi Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian UGM pada Agricultural Engineering Annual Regional Convention 2019

Rilis Berita Senin, 30 September 2019

Agricultural Engineering Annual Regional Convention (ARC) yang berlangsung di Kota Bharu, Malaysia, 23-25 September 2019 adalah suatu pertemuan mahasiswa Teknik Pertanian di Asean. ARC menjadi ajang untuk saling berbagi sekaligus berkompetisi tentang berbagai hal terkait teknik pertanian. Tahun 2019, ARC diselenggarakan di Politeknik Kota Bharu, Kelantan, Malaysia dan diikuti oleh sekitar 200 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Philipina, Thailand, Indonesia, dan tuan rumah Malaysia. Universitas Gadjah Mada (UGM) berpartisipasi pada pertemuan ini dengan menurunkan enam mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) yaitu Mira Aprilia Nur Fadilah, Aulia Rizkiana, Anjar Firmansyah, M. Soleh Hidayat, Abipraya Wibawa Jati, dan M. Akbar Andi Arief dengan dosen pendamping Dr. Andri Prima Nugroho dan Dr. Murtiningrum.

presentasi inovasi produk di hadapan juri

Dalam ARC 2019, mahasiswa FTP UGM telah mengukir beberapa prestasi, yaitu:
1. Anjar Firmansyah meraih medali emas pada presentasi ilmiah “Recent issues in agriculture and food engineering” dengan membawakan tema “Role of Agricultural Mechanization towards Sustainable Development Goals” dengan dosen pendamping Dr. Andri Prima Nugroho.
2. Mira Aprilia meraih medali perak pada presentasi ilmiah “Recent issues in agriculture and food engineering” dengan membawakan tema “Sustainable and productive land and water” dengan dosen pendamping Dr. Murtiningrum.
3. M. Soleh Hidayat, Abipraya Wibawajati, dan Anjar Firmansyah memperoleh medali perunggu pada lomba product innovation dengan menampilkan inovasi bertema “Agriculture smart monitoring system”
4. M. Akbar Andi Arief dan Abipraya Wibawa Jati juara harapan lomba tractor part identification
5. M. Akbar Andi Arief dan Aulia Rizkiana juara harapan lomba Mini tractor competition.
Selain sebagai ajang kompetisi, ARC juga menjadi sarana mahasiswa teknik pertanian untuk saling berbagi pengalaman. Dengan mengikuti ARC, mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengalaman yang akan diperlukan di masa mendatang. Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem mendukung keikutsertaan mahasiswa untuk mengikuti ARC agar mahasiswa memperoleh manfaat dari kegiatan ini.(tpb)

Emas dan Perak untuk Mahasiswa Teknik Pertanian dan Biosistem UGM dari Kelantan Malaysia

Rilis Berita Jumat, 27 September 2019

Mahasiswa Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknolgi Pertanian UGM, Anjar Firmansyah dan Mira Aprilia Nur Fadilah, mendapatkan medali emas dan perak berturut-turut pada kompetisi presentasi ilmiah “Recent Issues in Agricultural and Food Engineering” dalam rangkaian acara Agricultural Engineering Annual Regional Convention (AE ARC) 2019, kompetisi tahunan mahasiswa Teknik Pertanian se-ASEAN, yang diselenggarakan pada 22-25 September 2019 di Politeknik Kota Bharu, Malaysia.

Anjar Firmansyah sukses menjadi juara dan mendapatkan medali emas dengan topik presentasi mengenai “Role of Agricultural Mechanization towards Sustainable Development Goals” dengan dosen pendamping Dr. Andri Prima Nugroho. Sedangkan Mira Aprilia Nur Fadilah berada di peringkat dua dan mendapatkan medali perak dengan judul presentasi “Sustainable and productive land and water” dengan dosen pendamping Dr. Murtiningrum. Anjar dan Mira menyisihkan 16 kontestan dari beberapa perwakilan universitas dari empat negara yang hadir seperti Malaysia, Thailand, Filipina, dan Indonesia.

“Saya tidak menyangka akan dapat memenangi kompetisi ini, mengingat topik yang diberikan adalah dengan undian sehari sebelum waktu presentasi, Alhamduliah bisa memberikan yang terbaik” ujar Anjar.

Demikian juga diungkapkan Mira, “Mengingat pembagian topik yang acak serta waktu persiapan yang terbatas, saya tidak mengira dapat menjadi juara dua, namun karena doa dan bantuan teman-teman serta bimbindan dari dosen penamping alhamdulilah dapat menyiapkan konten dan mempersiapkan presentasinya dengan baik”.

Sebelum dinyatakan sebagai juara 1 dan 2, Anjar dan Mira mendapatkan skor penilaian yang sama dari Juri dengan nilai 253, sehingga diputuskan untuk diminta presentasi kembali untuk mendapatkan medali emasnya. Sebagai hasilnya, Anjar menempati posisi juara 1 dan Mira pada Posisi 2.

Andri Prima Nugroho sebagai dosen pendamping menyatakan bahwa kompetisi presentasi di AE ARC ini merupakan ajang bergengsi dimana para peserta dituntut untuk siap membahas isu terkini dibidang Teknik Pertanian di negara masing-masing dengan topik spesifik yang diundi sehari sebelumnya, sehingga pengetahuan, pemahaman serta kemampuan argumentasi peserta sangat menentukan. “Alhamdulilah kedua kontestan dari UGM dapat memberikan performa terbaiknya”.(tpb)

1…7980818283…102

Berita Terakhir

  • Dosen FTP UGM Berkontribusi dalam Diskusi Ketahanan Pangan Lintas Kementerian di Jakarta
  • Kick Off Dies Natalis ke-62 FTP UGM : Meriahkan Awal Rangkaian dengan Semangat Kesehatan dan Kebersamaan
  • Undangan Bootcamp Persiapan Pendaftaran Program Exchange dan Beasiswa
  • FTP UGM Gandeng NUS dan FHUA dalam Summer School Global Logistics and Supply Chain Management 2025
  • Dosen FTP UGM Perkuat Kapasitas Petani dan Penyuluh Hortikultura di Banggai, Sulawesi Tengah

Berita UGM

  • Menyikapi Ketegangan Iran-Israel, Pakar UGM Dorong Diplomasi Aktif RI di Kancah Internasional  28 Juni 2025
  • Pelaku UMKM Perlu Memperhatikan Keamanan dan Mutu Produk Pangan yang Dipasarkan 28 Juni 2025
  • Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI Sambangi Vihara Kampus UGM 26 Juni 2025
  • Teliti Perlindungan Zona Imbuhan Air Tanah, Haikal Raih Doktor di UGM 26 Juni 2025
  • Fakultas Biologi UGM Tambah Tiga Guru Besar  26 Juni 2025

Agenda

  • 21Jul Summer Course in Agri-food Sector
  • 19Sep Rapat Terbuka Senat dan Puncak Dies Natalis Ke-62 FTP UGM
Semua Agenda
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Jl. Flora No. 1 Bulaksumur
Yogyakarta, Indonesia 55281
+62 274 589797
+62 274 589797
fateta[at]ugm.ac.id

Info Fakultas

  • Rilis Berita
  • Agenda
  • Akademik
  • Kemahasiswaan
  • Perpustakaan
  • Beasiswa
  • Info Magang
  • Lowongan Kerja
  • Bantuan Hibah
  • Pengabdian
  • Seminar-Workshop

Departemen

  • Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian
  • Teknik Pertanian dan Biosistem
  • Teknologi Industri Pertanian

Layanan Akademik Online

  • Layanan Akademik Sarjana
  • Layanan Akademik Pascasarjana

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Permohonan Informasi Publik

Jurnal

  • Agritech
  • Agroindustrial Journal
  • Indonesian Food and Nutrition Progress

© 2024 Fakultas Teknologi Pertanian UGM

Peta SitusAturan PenggunaanKontak

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY