• Tentang UGM
  • Simaster
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
  • Surel
  • PPID UGM
  • Indonesia
    • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Teknologi Pertanian
  • Tentang Kami
    • Pengantar
    • Sejarah FTP UGM
    • Visi dan Misi
    • Tujuan dan Sasaran
    • Struktur Kelembagaan
      • Senat Fakultas
      • Pengelola Fakultas
      • Pengelola Departemen
      • Pengelola Program Studi
      • Pelaksana Administrasi
      • Unit Manajemen Mutu (UMM)
    • Dies Natalis
    • Tenaga Pendidik
    • Kompetensi Lulusan
    • Fasilitas
      • Perpustakaan
    • Kerjasama
    • Kontak Kami
  • Pendidikan
    • Departemen
    • Program Studi
    • Program Pascasarjana
    • Akreditasi
    • Sistem Pendidikan
    • Persyaratan Menyelesaikan Studi
    • Panduan Akademik
    • Kalender Akademik
    • Summer School NUS & FH Upper Austria
    • SUMMER COURSE
    • Program Fast Track FTP
    • Penerimaan Mahasiswa Baru
  • Penelitian
    • Laboratorium
      • Inkubator
      • Uji Public Service
      • Pimpinan Laboratorium
    • Jurnal
    • Buku
    • Publikasi
  • Mahasiswa
    • Calon Mahasiswa
    • Organisasi Mahasiswa
    • Magang
    • Beasiswa
    • Layanan Mahasiswa
    • Pengajuan Aktivitas Mahasiswa dan SKPI
    • Yudisium dan Wisuda Program Sarjana
    • Layanan Akademik Online – Sarjana
    • Layanan Akademik Online – Pascasarjana
  • Alumni
    • Layanan Alumni
    • Karir
    • Survei Alumni
    • KAGAMA TP
  • Informasi Publik
  • Beranda
  • Rilis Berita
  • hal. 90
Arsip:

Rilis Berita

Cultural Exchange : Thailand to Indonesia

Rilis Berita Kamis, 19 April 2018

Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada berkesempatan untuk menyelenggarakan program Cultural Exchange pada tanggal 10-17 April 2018. Kegiatan yang bertemakan “Explore the Uniqueness of Diversity” ini diikuti oleh 17 mahasiswa dari departemen Food Technology, Biotechnology, Geotechnology dan Production Technology, Faculty of Technology, Khon Kaen University (KKU) dan didampingi oleh 18 mahasiswa dari Fakultas Teknologi Pertanian, UGM.

 

Kegiatan Cultural Exchange dimulai dengan Opening Ceremony yang dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, UGM Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc pada Rabu 11 April 2018 dan dihadiri oleh Associate Dean for International Relations and Communication, Faculty of Technology, KKU Asst. Prof. Pholritt Julmon, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Yudi Pranoto, STP., MP., Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni Dr. Sri Rahayoe, STP., MP., Ketua Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Dr. Ir. Muhammad Nur Cahyanto, M.Sc, Sekretaris Departemen Teknologi Industri Pertanian Dr. Nafis Khuriyati, STP., M.Agr., dan beberapa Dosen FTP lainnya. Kegiatan hari pertama ini bertemakan Campus and City Tour, yang diawali dengan kunjungan Laboratorium di Fakultas Teknologi Pertanian, UGM, yaitu Pengelolaan Limbah, Pangan dan Gizi, Kimia dan Biokimia Pangan dan Hasil Pertanian, Rekayasa Proses, dan Bioteknologi. Kemudian dilanjutkan dengan kunjungan kelas yaitu pada mata kuliah Pengembangan Produk dan Proses. Pada sore harinya peserta Cultural Exchange diajak untuk city tour mengunjungi Malioboro dan menaiki andong menuju Tamansari.

Hari Kamis 12 April 2018 peserta Cultural Exchange mengunjungi Candi Borobudur, kemudian makan siang bersama di Jejamuran. Setelah itu dilakukan kunjungan wisata ke Tebing Breksi di Kabupaten Sleman.

Kunjungan wisata ke Candi Borobudur
Kunjungan wisata ke Tebing Breksi

Pada hari Jumat 13 April 2018 dilaksanakan program factory visit ke PT. So Good Food yang berlokasi di Boyolali, kemudian perjalanan dilanjutkan dengan kunjungan ke Museum Sangiran di Sragen, Jawa Tengah.

Factory visit di PT So Good Food Boyolali
Kunjungan ke Museum Sangiran

Pada hari Sabtu, 14 April 2018 diadakan Seminar Cultural Exchange: Thailand to Indonesia yang dilaksanakan di ruang 105 Fakultas Teknologi Pertanian, UGM dengan mengundang dua orang speaker yakni Prof. Dr.rer.nat. Junun Sartohadi, M.Sc guru besar di bidang Soil Geography dari Fakultas Geografi, UGM yang menyampaikan materi tentang “Geographical Condition of Indonesia” dan Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc yaitu Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, UGM yang menyampaikan materi tentang “Health Food Tradition in Asia Project”. Seminar ini dihadiri pula oleh Wakil Dekan Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Teknologi Pertanian, UGM Prof. Dr. Yudi Pranoto, STP., M.P. dan Ketua Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, FTP, UGM Dr. Ir. Muhammad Nur Cahyanto, M.Sc. dengan total peserta sebanyak 46 orang. Menariknya, sebelum seminar diadakan program Cooking Session, peserta dengan antusias menyiapkan satu menu Thailand yaitu Pumpkin Custard dan menu Indonesia yaitu Soto yang dihidangkan sebagai menu makan siang. Tidak hanya itu, agenda seminar juga menyuguhkan hiburan seperti lagu daerah dan tari-tarian serta presentasi tentang kebudayaan Thailand dan Indonesia oleh mahasiswa KKU dan UGM.

Seminar Cultural Exchange: Thailand to Indonesia
Acara masak bersama Thai Food dan Indonesian Food

Pada hari Minggu, 15 April 2018 peserta Cultural Exchange berwisata mengunjungi Goa Pindul di Gunungkidul, kemudian dilanjutkan makan siang di pantai Ngandong, dan eksplorasi ke Pantai Drini. Saat malam hari peserta Cultural Exchange makan malam di Restoran Manglung Bukit Bintang.

Eksplorasi Goa Pindul
Eksplorasi di Pantai Drini

Pada hari Senin, 16 April 2018 dilakukan perjalanan menuju kawasan merapi untuk lava tour. Kemudian diadakan acara farewell party yang dilaksanakan di Pondok Cabe. Agenda terakhir dalam program Cultural Exchange ini yaitu foto-foto di Tugu Jogja.

Wisata di kawasan Merapi
Merapi Lava Tour, pemberhentian pertama; Mini Museum

Call for Application: Summer Course “Traditional Food for Agro-biodiversity, Health and Tourism”

Rilis Berita Senin, 16 April 2018

Course Description

Awareness on the influence of lifestyle on health and life style related diseases is increasing. Fast food and high calorie density food have been known to cause degenerative disease such as, diabetes, hyper cholesterol, hypertension, coronary heart disease, etc. Hence, the challenge is now how to educate people and to introduce them to food with balance nutrition and thus beneficial for human health. In this aspect, traditional food besides acting as a cultural heritage, they also have a health impact. Since traditional food has been locally consumed for a very long time and is passed through generation, its impact on the human health is crucial. Furthermore, traditional food is specific for certain geographic location and has a historic value. Therefore, traditional food can be used as a tool to promote tourism.

In this summer course, the complexity of traditional food will be revealed and discussed from the different aspect, namely social aspect, custom, echo tourism and health. It is important to nurture young generation in the area of agriculture, forestry and tourism to be able to conserve and fully utilized traditional food as a healthy food and a tool to promote tourism.

Faculty of Agricultural Technology has been doing intensive studies on traditional food and its benefits. Furthermore, the Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada has been working intensively to conserve and study traditional food for years. Accordingly, Universitas Gadjah Mada has experiences both in the application and scientific issue of traditional food making the university is qualified to host this event.

 

FOR DETAILED INFORMATION AND REGISTRATION

[icon name=”envelope” class=”fa-2x”] fateta@ugm.ac.id
[icon name=”globe” class=”fa-2x”] https://tp.ugm.ac.idscftp2018/

 

Anisakis di Ikan Laut Merupakan Fenomena Alami

Rilis Berita Rabu, 4 April 2018

Temuan cacing Anisakis sp. dalam sejumlah merek produk ikan makarel kalengan belum lama ini  menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Dosen Perikanan UGM, Dr. Eko Setyobudi, menyampaikan kemunculan anisakis dalam ikan laut merupakan hal yang biasa.

“Keberadaan anisakis di ikan laut merupakan fenomena biasa yang terjadi secara alami,” jelasnya, saat ditemui diruang kerjanya di Departemen Perikanan UGM, Selasa (3/4).

Eko mengatakan anisakis merupakan kelompok nematoda dari famili Anisakidae yang umum ditemukan sebagai parasit pada berbagai jenis ikan laut di seluruh dunia. Sementara itu, penyebarannya melibatkan krustasea, ikan, cumi-cumi, maupun mamalia laut sebagai inang.

Secara umum siklus hidup anisakis dicirikan dengan 4 kali moulting. Hanya stadia larva-2 yang bersifat hidup bebas dalam perairan dan akan berubah menjadi larva-3 setelah masuk dalam tubuh krustasea laut karena proses pemangsaan. Anisakis yang menginfeksi ikan atau cephalopoda berada dalam tahap larva-3 dengan ukuran kurang lebih 2-4 cm. Sementara  untuk tahap anisakis dewasa hanya ditemukan pada mamalia laut.

Eko menjelaskan bahwa infeksi anisakis dalam organisme laut telah diteliti dalam beberapa studi dan sejumlah besar spesies ikan dan cephalopoda rentan terhadap infeksi nematoda ini. Sampai saat ini tidak kurang dari 200 jenis ikan dan 25 jenis cephalopoda telah dilaporkan terinfeksi anisakis. Adapun jenis ikan yang banyak dilaporkan terinfeksi adalah Atlantic Mackerel, Horse Mackerel,  Blue Mackerel, Indian Mackerel,  dan Hering.

“Hasil penelitian Departemen Perikanan UGM juga menunjukkan bahwa beberapa spesies ikan di Samudera Hindia Selatan Jawa juga terinfeksi oleh nematoda in,” jelas pria yang fokus menekuni penelitian anisakis sejak 2006 ini.

Anisakis terdiri dari banyak spesies dan beberapa diantaranya diyakini hanya terdistribusi dalam area terbatas. Eko mencontohkan pada Anisakis simplex lebih banyak ditemukan di belahan bumi utara bagian barat dan timur Samudera Atlantik dan Pasifik. Namun, Anisakis simplex kadang ditemukan di perairan barat Mediterania, khususnya pada ikan pelagis yang melakukan migrasi dari Atlantik. Sedangkan anisakis yang teridentifikasi di Samudera Hindia Selatan Jawa adalah Anisakis typica.

“Tingkat prevalensi dan intensitas infeksi Anisakis sp. terhadap suatu jenis ikan sangat dipengaruhi oleh wilayah geografis, habitat dan musim. Namun, ikan yang hidup atau bermigrasi ke daerah endemik anisakis berpeluang lebih besar terkena infeksi,” jelas pria yang meraih doktor dari Gangneung -Wonju National University, Korea ini.

Prevalensi dan intensitas infeksi cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan ukuran atau usia ikan. Anisakis dapat hidup pada rongga perut, saluran pencernaan, organ tubuh bahkan dalam daging, dengan preferensi yang berbeda untuk setiap jenis inang.

Eko mengungkapkan di negara-negara maju, salah satunya Kanada, ikan yang telah diketahui mempunyai prevalensi larva anisakis yang tinggi akan diperiksa keberadaan nematodanya pada saat pengolahan. Daging ikan dengan infeksi berat akan dilakukan pemotongan bahkan dibuang. Proses seleksi ini dilakukan untuk menghindari kerugian ekonomi dan mencegah anisakis pada manusia.

Untuk mengurangi risiko keberadaan anisakis dalam industri pengolahan ikan, Eko menekankan pentingnya memastikan ikan bahan baku yang diperoleh bukan berasal dari wilayah dan musim musim penangkapan yang bebas dari infeksi anisakis. Selain itu, juga perlu dilakukan sampling terhadap bahan baku akan kemungkinan infeksi nematoda dan melakukan prosedur standar operasional penanganan bahan baku yang dicurigai terinfeksi dengan membuang bagian yang terinfeksi.

Cacing Mati Saat Proses Pengalengan

Pakar Keamanan Pangan, Prof. Endang Sutrisnawati Rahayu, saat dihubungi secara terpisah menyebutkan cacing anisakis pada ikan makarel kalengan dipastikan mati dan tidak membahayakan kesehatan manusia jika dikonsumsi. Pasalnya, cacing akan mati setelah melalui berbagai proses pengalengan sesuai dengan standar.

‘’Konsumsi bahan makanan yang mengandung parasit mati tidak membahayakan bagi kesehatan tubuh. Hanya saja dari segi estetika cacing memang sebaiknya tidak ada dalam ikan,” jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan Trisye, sapaan akrab Endang Sutrisnawati Rahayu, pada proses pengalengan memiliki persyaratan thermal untuk  memastikan seluruh mikroorganisme yang ada di bahan pangan yang diolah seluruhnya mati, termasuk endopsora  bakteri yang sering dipakai sebagai tolak ukur karena paling tahan dengan panas. Dengan demikian, pada proses pengalengan yang dilakukan sesuai dengan persyaratan yang ada dapat dipastikan aman bahkan hingga masa kadaluwarsa.

“Dalam proses sterilisasi untuk membunuh endospora saat pengalengan dilakukan di suhu lebih dari 121 °C. Kalau endospora saja sudah mati maka mikroorganisme serta parasit atau larva yang ada dalam bahan makanan yang diolah dipastikan juga sudah mati duluan,”tegasnya.

Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM ini mengimbau masyarakat untuk tidak panik menghadapi kejadian ini. Kasus ikan makarel kalengan yang bercacing ini diharapkan tidak menjadikan masyarakat takut untuk mengonsumsi ikan laut.

“Yang terpenting adalah diperhatikan dalam mengolah dan memasak ikan laut dengan sempurna,” katanya.

Yang harus diperhatikan, lanjutnya, justru pada ikan yang dikonsumsi mentah atau setengah matang. Menurutnya, perlu dilakukan kontrol terhadap bahan bakunya. Sebab, memasak ikan laut tanpa panas atau panas yang kurang tidak akan mematikan larva cacing dan bisa menyebabkan penyakit.

Trisye juga mengimbau industri pengalengan ikan untuk melakukan update standar operasional produk (SOP) pada Good Manufacturing Practice (GMP) maupun Hazard Analysis and Critical Control Point (HCPP) dan melakukan validasi  kecukupan panas dengan memperhatikan keberadaan nematoda pada bahan baku yang diolah.

Sebelumnya, BPOM merilis temuan  sebanyak 27 merek produk ikan makarel kalengan yang dinyatakan positif terdapat cacing parasit jenis Anisakis sp. BPOM telah melakukan pengawasan dengan menarik merek-merek tersebut dari pasaran di berbagai wilayah Indonesia. (Humas UGM/Ika)

 

Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/15976-anisakis.di.ikan.laut.merupakan.fenomena.alami

Tradisi Mapag Toya di Embung Potorono Bantul

Rilis Berita Rabu, 4 April 2018

Di bawah guyuran hujan, ratusan warga berbondong-bondong mendatangi Embung Potorono, Banguntapan, Bantul. Pasalnya, di lokasi tersebut telah diadakan peringatan Hari Air Dunia yang sekaligus perayaan ulang tahun ke-5 Gerakan Irigasi Bersih (GIB) Merti Tirto Amartani. Memperingati dua agenda tersebut, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak dengan Universitas Gadjah Mada melaksanakan kegiatan budaya Mapag Toya. Acara yang dilaksanakan pada Minggu (25/3) tersebut dihadiri beberapa perwakilan dari instansi pemerintah dan UGM.

Mapag Toya merupakan tradisi mengambil air dari Sungai Tambak Boyo yang membelah Desa Potorono. Air sebagai simbol dari kehidupan tersebut kemudian diambil dan ditampung dalam beberapa kendi. Sebelum melakukan tradisi itu, iring-iringan warga yang mengendarai bendi serta membawa tiga gunungan hasil bumi dan jajanan pasar diarak mengelilingi desa dan berakhir di Embung Potorono. Sontak karnaval ini mengundang antusiasme tersendiri bagi warga Desa Potorono dan sekitarnya.

Dr. Murtiningrum  selaku Sekretaris Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian UGM menyampaikan dukungannya atas terus berlangsungnya GIB hingga tahun ke-lima ini. Ia menuturkan bahwa FTP UGM sangat mendukung adanya GIB sebagai salah satu cara untuk mempertahankan kualitas sumber daya air hingga dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia.

“Air adalah pemberian Tuhan sehingga harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar bisa digunakan untuk kepentingan masyarakat, khususnya untuk pertanian,” ungkap Murtiningrum.

Sementara itu, Lurah Desa Potorono, Prawata, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan Mapag Toya. Ia berharap kegiatan ini dapat mengajarkan kepada warga untuk menjaga kebersihan sungai. “Semoga dengan adanya kegiatan GIB, petani dan pengguna air lainnya dapat lancar menggunakan air karena sungai-sungai telah bersih,” tutur Prawata. (Humas UGM/Catur)

 

Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/15937-tradisi.mapag.toya.di.embung.potorono.bantul

SUIJI-Service Learning Program 2018 di UGM Yogyakarta

Rilis Berita Senin, 12 Maret 2018

Universitas Gadjah Mada, dalam hal ini Fakultas Teknologi Pertanian menjadi koordinator pelaksana salah satu kegiatan Six University Initiative Japan Indonesia (SUIJI) yaitu Service Learning Program (SLP) atau semacam KKN yang diikuti oleh 12 mahasiswa dari 2 universitas di Jepang, yaitu Ehime University dan Kochi University yang berlangsung dari tanggal 24 Februari hingga 10 Maret 2018. Kegiatan SUIJI-SLP bertempat di Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul didampingi 21 mahasiswa dari Fakultas Agrokompleks UGM (Teknologi Pertanian, Pertanian, Peternakan dan Kehutanan) dan 1 Dosen Pendamping dari Kochi University Prof. Masuda Kazuya dan 2 Dosen Pembimbing Lapangan dari Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Dr. Agung Putra Pamungkas dan Dr. Ngadisih

 

Kegiatan diawali pada tanggal 24 Februari 2018 dengan penyambutan oleh Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM Prof. Dr. Eni Harmayani didampingi oleh Kepala Kantor Urusan Internasional UGM Dr. I. Made Andi Arsana dan dilanjutkan dengan pengarahan teknis oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FTP UGM Prof. Dr. Yudi Pranoto dan diskusi kelompok dengan mahasiswa pendamping dan Dosen Pembimbing Lapangan untuk persiapan penerjunan.

Penyambutan oleh Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM Prof. Dr. Eni Harmayani dan pembukaan oleh Kepala Kantor Urusan Internasional UGM Dr. I. Made Andi Arsana

Prof. Masuda Kazuya dari Kochi University, Japan sebagai Dosen Pendamping SUIJI-SLP 2018 di Yogyakarta

Berpose di area Gedung Balairung kantor rektorat Universitas Gadjah Mada

Welcoming night di Desa Selopamioro, Imogiri, Kabupaten Bantul

Cardio exercise, senam sehat bersama warga di Desa Selopamioro

Belajar seni lipat janur (daun kelapa muda) untuk merangkai kembar mayang

Menanam tanaman cabe di lahan pertanian warga

Penutupan program SUIJI-SLP 2018 di Yogyakarta dengan penyerahan sertifikat peserta oleh Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM Prof. Dr. Eni Harmayani

 

1…8889909192…97

Berita Terakhir

  • FTP UGM Buka Kegiatan Summer School Bersama National University of Singapore dan University of Applied Sciences Upper Austria
  • Dosen FTP UGM Berkontribusi dalam Kegiatan Pengembangan dan Penerapan Inovasi Teknologi Pascapanen Tanaman Pangan di Siak, Riau
  • Southeast Asia Friendship Initiative Perkuat Kolaborasi Mahasiswa NUS dan UGM
  • FTP UGM Berkontribusi dalam Sosialisasi Konsumsi Pangan B2SA 2025 di Kulon Progo
  • Kolaborasi Mahasiswa NUS dan UGM Bahas Ketahanan Pangan dan Rantai Pasok Buah Salak

Berita UGM

  • Gelar Aksi Peduli Lingkungan, LEM Fakultas Kehutanan UGM Tanam Ratusan Bibit Pohon 5 Juni 2025
  • Menteri Pratikno Dorong Lulusan Perguruan Tinggi Bisa Ciptakan Lapangan Kerja 5 Juni 2025
  • Bawa Misi Ketahanan Pangan, KKN UGM Siap Panen Padi Gamagora di Pulau Enggano 5 Juni 2025
  • Dikukuhkan jadi Guru Besar UGM, Gabriel Lele Sebut Kebijakan Publik Tidak Boleh jadi Alat Kekuasaan 5 Juni 2025
  • Dorong Gaya Hidup Sehat, Fakultas Psikologi UGM Ajak Pegawai Ikut Latihan Kebugaran 5 Juni 2025
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Jl. Flora No. 1 Bulaksumur
Yogyakarta, Indonesia 55281
+62 274 589797
+62 274 589797
fateta[at]ugm.ac.id

Info Fakultas

  • Rilis Berita
  • Agenda
  • Akademik
  • Kemahasiswaan
  • Perpustakaan
  • Beasiswa
  • Info Magang
  • Lowongan Kerja
  • Bantuan Hibah
  • Pengabdian
  • Seminar-Workshop

Departemen

  • Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian
  • Teknik Pertanian dan Biosistem
  • Teknologi Industri Pertanian

Layanan Akademik Online

  • Layanan Akademik Sarjana
  • Layanan Akademik Pascasarjana

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Permohonan Informasi Publik

Jurnal

  • Agritech
  • Agroindustrial Journal
  • Indonesian Food and Nutrition Progress

© 2024 Fakultas Teknologi Pertanian UGM

Peta SitusAturan PenggunaanKontak

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY