• Tentang UGM
  • Simaster
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
  • Surel
  • PPID UGM
  • Indonesia
    • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Teknologi Pertanian
  • Tentang Kami
    • Pengantar
    • Sejarah FTP UGM
    • Visi dan Misi
    • Tujuan dan Sasaran
    • Struktur Kelembagaan
      • Senat Fakultas
      • Pengelola Fakultas
      • Pengelola Departemen
      • Pengelola Program Studi
      • Pelaksana Administrasi
      • Unit Manajemen Mutu (UMM)
    • Dies Natalis
    • Tenaga Pendidik
    • Kompetensi Lulusan
    • Fasilitas
      • Perpustakaan
    • Kerjasama
    • Kontak Kami
  • Pendidikan
    • Departemen
    • Program Studi
    • Program Pascasarjana
    • Akreditasi
    • Sistem Pendidikan
    • Persyaratan Menyelesaikan Studi
    • Panduan Akademik
    • Kalender Akademik
    • Summer School NUS & FH Upper Austria
    • SUMMER COURSE
    • Program Fast Track FTP
    • Penerimaan Mahasiswa Baru
  • Penelitian
    • Laboratorium
      • Inkubator
      • Uji Public Service
      • Pimpinan Laboratorium
    • Jurnal
    • Buku
    • Publikasi
  • Mahasiswa
    • Calon Mahasiswa
    • Organisasi Mahasiswa
    • Magang
    • Beasiswa
    • Layanan Mahasiswa
    • Pengajuan Aktivitas Mahasiswa dan SKPI
    • Yudisium dan Wisuda Program Sarjana
    • Layanan Akademik Online – Sarjana
    • Layanan Akademik Online – Pascasarjana
  • Alumni
    • Layanan Alumni
    • Karir
    • Survei Alumni
    • KAGAMA TP
  • Informasi Publik
  • Beranda
  • Utama
  • Utama
  • hal. 40
Arsip:

Utama

Ribuan Peserta Menikmati Kuliner Olahan Ikan di Lustrum XI FTP UGM

Rilis Berita Rabu, 19 September 2018

Laut dan perikanan menjadi tema utama dari Lustrum XI FTP UGM. Dalam salah satu rangkaian acara yang diselenggarakan Selasa (18/9) di Grha Sabha Pramana UGM, panitia menyediakan 9 macam kuliner olahan ikan yang siap untuk dinikmati para peserta acara. Tidak tanggung-tanggung, jumlah ikan yang diolah untuk acara ini mencapai 1,3 ton.

“FTP memiliki komitmen untuk pengembangan pangan dan agroindustri, termasuk hasil-hasil perikanan. Komitmen ini dibuktikan dengan acara hari ini dan kita akan menikmati 1,3 ton ikan laut yang dimasak oleh 30 chef ternama sebagai salah satu cara memasyarakatkan konsumsi ikan yang bergizi dari laut kita sendiri,” ucap Dekan FTP UGM, Prof. Dr. Eni Harmayani.

Sajian yang dihidangkan dalam acara ini cukup bervariasi, mulai dari sup kuah kuning, ikan grill filet, asam manis bumbu bali, telur ikan pepes, sup tomyam, mangut, pepes, cumi goreng, hingga ikan bakar. Makanan ini dinikmati oleh lebih dari 2 ribu tamu undangan serta peserta yang berasal dari kalangan sivitas akademika UGM serta berbagai mitra dari kalangan bisnis maupun pemerintahan.

Eni menuturkan masyarakat perlu dibiasakan untuk mengonsumsi produk pangan yang lebih sehat. Produk-produk perikanan, ujarnya, perlu dikonsumsi secara rutin karena mengandung protein tinggi serta kandungan lainnya yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.

“Mudah-mudahan acara ini menjadi langkah awal pengembangan sumber daya kelautan sebagai sumber kesejahteraan bangsa di masa depan,” imbuhnya.

Sajian kuliner boga bahari ini dihidangkan usai acara kuliah umum dengan tema “Laut Masa Depan Bangsa” yang menghadirkan Kepala Badan Riset dan SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Syarief Widjaja.

Dalam kesempatan ini, Syarief yang hadir menggantikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, berbicara mengenai upaya-upaya yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah, khususnya melalui KKP, untuk mengoptimalkan potensi kelautan dan perikanan Indonesia.

“Saat melantik Bu Susi beberapa tahun yang lalu, Presiden Jokowi telah menyampaikan bahwa laut adalah masa depan bangsa. Ini kalimat yang sederhana tapi pemikirannya sangat mendalam karena laut mempunyai dimensi teritorial dan ini adalah wilayah yang harus kita jaga,” ujarnya.

Sebelum dijajah oleh bangsa Eropa, Indonesia cukup disegani di mata dunia karena memiliki wilayah laut yang strategis dengan kekuatan maritim yang besar. Meski demikian, sejak masuknya VOC perhatian Indonesia digeser untuk lebih berfokus pada kontinental, dan setelah kemerdekaan pun pemerintah Indonesia lebih banyak menuangkan perhatian pada pembangunan di darat.

“Untuk waktu yang lama negara kita seperti tertidur karena wilayah yang besar tidak dikelola secara maksimal. Tapi dalam beberapa tahun terakhir kita mulai mengatasi satu per satu persoalan dan ketika dijalankan dengan konsisten, dampaknya sangat luar biasa,” terang Syarief.

Di akhir pemaparannya, ia menyampaikan beberapa pesan dari Susi Pudjiastuti kepada generasi muda Indonesia untuk menjaga kebersihan laut Indonesia, terutama dari sampah plastik, menjaga keberlanjutan sumber daya laut Indonesia dari berbagai eksploitasi, serta mengawal kedaulatan laut Indonesia.

“Selain itu, mari kita gemar memakan ikan supaya sehat, cerdas, dan kuat,” ucapnya.

Berbarengan dengan acara kuliah umum dan festival makan ikan, FTP juga menghadirkan 50 UMKM lokal yang bergerak di bidang pangan untuk meramaikan pameran. Sebagian besar peserta pameran merupakan mitra serta kelompok binaan dari FTP. Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto) (/Mtt)

 

Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/17062-ribuan.peserta.menikmati.kuliner.olahan.ikan.di.lustrum.xi.ftp.ugm

Meningkatkan Daya Saing Global dengan Inovasi Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian

Rilis Berita Rabu, 19 September 2018

Dalam rangkaian acara Lustrum yang ke-11 Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada, Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian bersama dengan Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) cabang Yogyakarta baru saja mengadakan Seminar Nasional dengan tema “Inovasi Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian untuk Meningkatkan Daya Saing Global”, 30-31 Agustus 2018.

Tema ini cukup strategis dan relevan mengingat diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang menuntut daya saing yang tinggi pada suatu produk hasil pertanian, termasuk produk pangan.

Pada 30 Agustus peserta seminar melakukan kunjungan ke Taman Teknologi Pertanian (TTP) di Desa Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul. TTP Nglanggeran berada di bawah otoritas Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kementrian Pertanian Republik Indonesia yang bekerja sama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada.

Perwakilan BPTP, Dr. Titiek D. Djafaar, pada kesempatan itu memperkenalkan hasil riset yang dilakukan TPP Nglanggeran dan UGM berupa aplikasi pengembangan produk. Selain itu, pada acara ini, juga ditampilkan kesenian tradisional bernama “Gejlok Lesung” yang dimainkan oleh masyarakat setempat.

Sementara itu, di hari ke-2, kegiatan seminar diawali dengan sambutan dari ketua panitia seminar, Dr. Tyas Utami, M.Sc.., dan dibuka secara resmi oleh Dekan FTP, Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc.

Pada seminar kali ini menghadirkan 2 keynote speakers yakni, Dr. Asep Nurhitman,MP dengan judul “Makanan Kaleng: From Local to Global” dan Prof. Dr. Ir. Umar Santoso, M.Sc dengan judul “Halal Foods”. Kegiatan dilanjutkan dengan presentasi oral para peserta dengan 5 topik berbeda, antara lain Mutu dan Keamanan Pangan, Gizi dan Pangan Fungsional, Teknologi Proses, Bioteknologi, dan Sosial Ekonomi dan Manajemen Industri Pertanian.

Setelah presentasi selesai, dilanjutkan dengan pengumuman dan pembagian hadiah bagi para pemenang Student Competition untuk presentasi oral tebaik dan poster terfavorit yang dimenangkan oleh presenter dari UGM dan Universitas Padjadjaran. Acara kemudian ditutup oleh Ketua Panitia Lustrum, Dr. Ria Millati, ST., MT. (Humas UGM/Satria) (/Mtt)

 

Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/16974-meningkatkan.daya.saing.global.dengan.inovasi.teknologi.pangan.dan.hasil.pertanian

Sektor Pertanian Menurun, Sudah Saatnya Petani Diperhatikan

Rilis Berita Kamis, 16 Agustus 2018

Profesi petani makin ditinggalkan oleh generasi muda dikarenakan hasil yang didapatkan dari bertani dianggap tidak lagi menguntungkan. Sebab, harga beras yang diberlakukan oleh pemerintah melalui program harga pangan murah dirasakan merugikan para petani. Oleh karena itu, sudah saatnya petani diperhatikan dengan memperhatikan harga pangan yang bisa meningkatkan kesejahteraan petani serta diberikan akses pada petani untuk mengelola lahan yang lebih luas seperti yang dilakukan pemerintah memberikan akses pada pengusaha untuk mengelola hutan untuk perkebunan kelapa sawit.

Demikian simpulan yang mengemuka dalam seminar yang bertajuk Teknologi Pertanian Menyongsong Industri 4,0, Selasa (15/8), di Kampus UGM. Seminar yang diselenggarakan  oleh Fakultas Teknologi Pertanian ini menghadirkan tiga orang pembicara, yakni Ketua Komisi Teknis Pangan dan Pertanian, Dewan Riset Nasional Dr. Ir. Haryono, M.Sc., Managing Director of The Nielsen Company Indonesia, Dr. Agus Nurudin dan Kepala Pusat Inovasi dan Kajian Akademik, Dr. Hatma Suryatmaja.

Agus Nurudin mengatakan penduduk Indonesia saat ini mencapai 260 juta sehingga kebutuhana pangan terus meningkat. Ia menyebutkan setiap tahun diperlukan minimal 33 juta ton beras, 16 juta ton jagung, dan 2,2 juta ton kedelai dengan 75 persennya masih impor, 2,8 juta ton gula dan 484 ribu ton daging sapi untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut.

Soal pasokan pangan beras, menurutnya, ketergatungan dengan impor semakin besar karena produksi nasional yang tidak mampu mencukupi kebutuhan konsumen. Sementara itu, profesi petani makin ditinggalkan karena dianggap tidak menguntungkan. Menurutnya, apabila masyarakat masih mengharapkan harga pangan yang murah sama saja dengan mematikan profesi petani. “Jika kita mengharapkan pangan murah sama dengan mematikan satu hingga dua petani,” kata alumnus FTP UGM ini.

Berdasarkan riset dari Lembaga Nielsen Company, kata Agus, diketahui pertumbuhan pertanian Indonesia terus mengalami penurunan dibanding pertumbuhan GDP (Produk Domestik Bruto). Penurunan pertumbuhan pertanian tersebut disebabkan pemerintah dari setiap periode pemerintahan  tidak memiliki komitmen kuat pada sektor pertanian, “Nampaknya kita tidak punya komitmen, kepemilikan lahan untuk petani perlu dikelola dengan baik,” katanya.

Ia mengusulkan agar setiap periode kepemerintahan tidak lagi mengintervensi pemain beras meski dengan alasan mengatur harga ekonomis. Baginya, pengendalian harga pokok pangan tanpa memperhatikan aspek komersial, sama saja membunuh profesi petani, “Apakah (harga) sawit diintervensi pemerintah? Kan tidak, jika tetap diintervensi maka tidak akan ada yang yang mau (jadi petani),” katanya

Dalam pemaparan pembicara lainnya, Ketua Komisi Teknis Pangan dan Pertanian, Dewan Riset Nasional, Dr. Ir. Haryono, M.Sc.,mengatakan produk makanan dan minuman dari sektor pertanian menjadi kebutuhan yang terus meningkat, namun produk yang layak untuk dikonsumsi tersebut harus melalui tahapan riset dan inovasi yang berkualitas.

Sementara Dr. Hatma Suryatmaja mengakui perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi sudah berdampak pada perubahan pemanfaatan teknologi dalam proses pendidikan. Apalagi mahasiswa yang tengah kuliah sekarang ini merupakan generasi post milenial. “Peran dosen diharapkan lebih sebagai fasilitator bukan lagi sumber ilmu karena mahasiswa sudah sangat dekat dengan dunia digital,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson) (/Mtt)

 

 

Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/16844-sektor.pertanian.menurun.sudah.saatnya.petani.diperhatikan

Video sebagai Media Edukasi di Era Revolusi Industri 4.0

Rilis Berita Kamis, 16 Agustus 2018

Dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM, Arifin Dwi Saputro, memenangkan lomba vlog inovasi teknologi dalam rangka Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2018 di Pekanbaru, Riau. Arifin memenangkan lomba yang diselenggarakan oleh Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tersebut, setelah dinilai oleh dewan juri memenuhi tema yang diangkat, yakni ‘Inovasi untuk Kemandirian Pangan dan Energi’.

Materi yang digunakan Arifin untuk lomba tersebut merupakan video publikasi teknologi pemroduksi gula semut terintregasi yang diambil dari tahun 2010. Alat tersebut diciptakan oleh tim FTP UGM yang dipimpin Dr. Sri Rahayoe M.P., yang sekarang menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Penelitian, Kerja Sama, dan Alumni FTP.

Arifin, yang juga menjadi salah satu anggota tim,  menjelaskan alasan dibalik pembuatan alat itu karena ia melihat bahwa Indonesia merupakan salah satu produsen gula semut terbesar di dunia. Namun, sebagian produsen masih menggunakan cara konvensional dengan kompor dan wajan. “Hasilnya, kualitas gula terbilang buruk dan skala produksi tidak terlalu besar,” ungkapnya, Rabu (15/8).

Hal itu menjadi inspirasi timnya untuk membuat suatu alat pemroduksi gula semut yang lebih terstandarisasi. Melalui alat tadi, produksi gula semut bisa lebih meningkat baik kualitas maupun kuantitas.

Alat tersebut sekarang sudah banyak dimanfaatkan oleh produsen gula di Indonesia. “Bahkan, dulu sempat dibeli oleh Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) yang diinisiasi oleh Ani Yudhoyono,” ungkapnya.

Arifin dalam tim itu sebenarnya juga hanya berperan sebagai peneliti semata. Ia berinisiatif mendokumentasikannya disebabkan ketertarikannya pada videografi. Ketertarikan itu sudah muncul sejak dia masih kuliah dulu.

Lalu, ketika memulai studi doktoralnya di Belgia pada 2013, ia mulai tertarik dengan Youtube. Hal itu setelah ia melihat konten dari Net. TV. Terutama, sosok Adrian Zakhary yang sering mengingatkan datangnya era digital, atau yang sekarang disebut Era Revolusi Industri 4.0.

Sejak saat itu, ia mulai rutin membuat konten video yang berisi pengalamannya selama kuliah. Hal itu karena ia percaya bahwa media video lebih mudah dipahami oleh masyarakat.  “Orang lebih tidak mudah bosan ketika menonton video,” sebutnya.

Ketertarikan Arifin tersebut tetap ia bawa setelah ia kembali menjadi dosen di FTP pada awal 2018 ini. Ia diserahi tanggung jawab untuk ikut mengurus kanal pengetahuan FTP. Selain itu, ia juga menjadi tim promosi Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem.

Arifin pun mengetahui ada lomba vlog dari Kemenristekdikti tadi. Ia kemudian berinisiatif untuk mencoba mengikutsertakan publikasi penelitian tahun 2010 tadi  setelah dilakukan penyuntingan. “Hal itu karena video awal masih mentah, belum tersusun. Lalu masih perlu ditambah teks deskripsi serta audio narasi,” tuturnya.

Arifin menyatakan bahwa awalnya ia tidak berharap akan memenangkan lomba tersebut. Hal itu disebabkan video yang diambil dari tahun 2010 tadi, kuallitas gambarnya tidak terlalu bagus jika dibanding peserta lain. “Wajar karena kamera yang digunakan tahun itu kualitasnya jauh di bawah kamera keluaran terbaru sekarang,” ucapnya.

Namun, ketika pengumuman juara keluar, Arifin tidak menyangka bisa terpilih menjadi juara. Ia menyatakan bahwa dewan juri tidak memberikan hasil penilaiannya. Namun, ia menduga bahwa videonya bisa terpilih karena kesesuaiannya dengan tema perlombaan.

Kemenangan tersebut membuat Arifin semakin percaya diri untuk meneguhkan jalannya dalam mendokumentasikan penelitian. Menurutnya, dalam Era Revolusi Industri 4.0, masyarakat sekarang lebih suka menonton video daripada membaca buku. Oleh karena itu, lembaga pendidikan juga harus ikut mengikuti perkembangan zaman dalam menyebarkan pengetahuannya.

“Era sekarang adalah era digital. Saya percaya bahwa sekarang video dokumentasi penelitian lebih mudah dicerna masyarakat daripada buku,” tegas Arifin. (Humas UGM/Hakam) (/Mtt)

 

Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/16840-video.sebagai.media.edukasi.di.era.revolusi.industri.40

FTP UGM Gelar International Summer Course tentang Pangan Sehat Tradisional

Rilis Berita Rabu, 1 Agustus 2018

Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM menyelenggarakan International Summer Course dengan tema “Traditional Food for Agro-biodiversity, Health and Tourism” pada 23-29 Juli kemarin. Kegiatan ini terlaksana berkat kerja sama FTP dengan Fakutas Kehutanan, Fakultas Geografi, serta Fakultas Kedokteran UGM. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Lustrum XI FTP UGM yang mengangkat tema besar ”Inovasi Teknologi Pertanian Dalam Mendukung Kedaulatan Pangan dan Agroindustri di Era Indonesia 4.0”.

Topik yang diangkat pada summer course ini tentang kompleksitas makanan tradisional yang dibahas dan didiskusikan dari berbagai aspek.  Aspek tersebut meliputi ilmu dan teknologi pangan, pertanian dan teknik pertanian, aspek sosial dan budaya, ekowisata, kesehatan, serta keterkaitannya dengan bidang kehutanan.

summer-course-activitySummer course ini diikuti oleh 22 peserta dari berbagai negara, seperti Denmark, Thailand dan Indonesia sendiri. Tidak kurang dari 10 pembicara asing juga terlibat dalam Summer Course ini, diantaranya berasal dari Inggris, Perancis, Korea Selatan, Malaysia, India dan Thailand. Selain melibatkan pembicara asing, banyak ahli dari Indonesia di bidang pangan, pertanian, kehutanan, pariwisata dan keteknikan pertanian juga hadir untuk menyampaikan kuliahnya.

Beberapa topik perkuliahan di kelas, diantaranya perkembangan makanan tradisional Indonesia, pangan tradisional sebagai pangan sehat, Geografi Gastronomi: Gudeg, pangan tradisional di negara Asia Tenggara, strategi untuk mempromosikan pangan tradisional sebagai pangan fungsional, agroforestry, food tourism, dan lain sebagainya.

Selain penyampaian materi dengan metode kuliah, summer course ini juga diisi kunjungan lapangan. Peserta diajak untuk mengunjungi pabrik tempe sehat ATTEMPE, bazar pangan sehat tradisional Mustokoweni, Griya Cokelat Nglanggeran dan Wanagama.

Arifin Dwi Saputro, selaku koordinator penyelenggara, menyatakan terselenggaranya summer course ini terbilang penting untuk membina generasi muda di bidang pertanian, kehutanan dan pariwisata. Hal itu bertujuan agar mereka dapat melestarikan dan menggunakan makanan tradisional sebagai makanan sehat dan media untuk mempromosikan pariwisata. 

Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., Direktur Kemitraan, Alumni dan Urusan Internasional UGM, dalam sambutannya ketika pembukaan pada Senin (23/7) menyampaikan bahwa penyelenggaraan summer course ini tepat. Hal itu karena Yogyakarta tidak hanya terkenal akan budaya  tetapi juga kaya akan pangan tradisional.

Sementara itu, Prof. Dr. Eni Harmayani, Dekan FTP, menyatakan  melalui summer course ini, FTP akan terus berkontribusi pada pengembangan pangan tradisional.  “Dengan demikian, kegiatan ini juga akan meneguhkan FTP sebagai center of excellence dalam bidang makanan tradisional,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam) (/Mtt)

 

Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/16725-ftp.ugm.gelar.international.summer.course.tentang.pangan.sehat.tradisional

1…3839404142…48

Berita Terakhir

  • Undangan Bootcamp Persiapan Pendaftaran Program Exchange dan Beasiswa
  • FTP UGM Gandeng NUS dan FHUA dalam Summer School Global Logistics and Supply Chain Management 2025
  • FTP UGM Buka Kegiatan Summer School Bersama National University of Singapore dan University of Applied Sciences Upper Austria
  • Dosen FTP UGM Berkontribusi dalam Kegiatan Pengembangan dan Penerapan Inovasi Teknologi Pascapanen Tanaman Pangan di Siak, Riau
  • Southeast Asia Friendship Initiative Perkuat Kolaborasi Mahasiswa NUS dan UGM

Berita UGM

  • UGM Masuk 10 Besar Universitas Terbaik di ASEAN 23 Juni 2025
  • UGM dan MIDSEA Perkuat Riset Pemodelan Penyakit Menular di Asia Tenggara 23 Juni 2025
  • Konflik Iran dan Israel, Pakar UGM Soroti Potensi Perang Global 23 Juni 2025
  • Merusak Ekosistem dan Keanekaragaman Hayati, Pakar UGM Desak Hentikan Aktivitas Tambang di Pulau Kecil  23 Juni 2025
  • Lembaga Baru Bermunculan, Pakar UGM Sebut Berpotensi Terjadinya Inefisiensi Anggaran 23 Juni 2025
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Jl. Flora No. 1 Bulaksumur
Yogyakarta, Indonesia 55281
+62 274 589797
+62 274 589797
fateta[at]ugm.ac.id

Info Fakultas

  • Rilis Berita
  • Agenda
  • Akademik
  • Kemahasiswaan
  • Perpustakaan
  • Beasiswa
  • Info Magang
  • Lowongan Kerja
  • Bantuan Hibah
  • Pengabdian
  • Seminar-Workshop

Departemen

  • Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian
  • Teknik Pertanian dan Biosistem
  • Teknologi Industri Pertanian

Layanan Akademik Online

  • Layanan Akademik Sarjana
  • Layanan Akademik Pascasarjana

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Permohonan Informasi Publik

Jurnal

  • Agritech
  • Agroindustrial Journal
  • Indonesian Food and Nutrition Progress

© 2024 Fakultas Teknologi Pertanian UGM

Peta SitusAturan PenggunaanKontak

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY