Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada (UGM), melalui kelompok peneliti dari Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, meluncurkan riset pengelolaan irigasi cerdas yang adaptif terhadap perubahan iklim dan tata guna lahan. Kick-off meeting dilakukan secara daring untuk menyamakan persepsi tim peneliti yang terdiri dari akademisi UGM, peneliti dari berbagai perguruan tinggi di Asia Pasifik, dan perwakilan pemerintah Indonesia, pada 16 Desember 2024. Penelitian ini didukung oleh Asia-Pacific Network (APN) for Global Change Research melalui skema Collaborative Regional Research Programme (CRRP).
Ketua peneliti, Dr. Chandra Setyawan, menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan mengatasi dampak tekanan global seperti pertumbuhan penduduk, perubahan iklim, dan alih fungsi lahan yang memengaruhi kemampuan sistem irigasi dalam menyediakan air bagi produksi pangan. Tim peneliti melibatkan akademisi UGM, termasuk Prof. Dr. Sigit Supadmo dan Dr. Ansita Gupitakingkin Pradipta, serta kolaborator dari perguruan tinggi internasional seperti Asian Institute of Technology (Thailand), Thuy Loi University (Vietnam), dan Flinders University (Australia). Pemerintah Indonesia juga turut serta melalui perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pertanian.
Dalam sambutan pembukaan, Dekan FTP UGM, Prof. Dr. Eny Harmayani, menegaskan pentingnya kolaborasi untuk menghadapi dampak perubahan iklim terhadap sumber daya air dan produksi pangan. Beliau menekankan bahwa pemecahan masalah ini memerlukan pendekatan integratif yang menggabungkan teknologi, kearifan lokal, dan kebijakan yang relevan. Diskusi dipimpin oleh Dr. Ngadisih dan menghasilkan langkah strategis untuk mencapai tujuan riset selama tiga tahun ke depan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 2 (Zero Hunger) yang mendukung ketahanan pangan global, dan SDG 13 (Climate Action) yang menangani dampak perubahan iklim. Dengan riset ini, sistem irigasi yang cerdas dan adaptif diharapkan dapat menjadi solusi nyata untuk menjaga keberlanjutan produksi pangan di masa depan.