Rilis Berita
Alumni Universitas Gajah Mada (UGM) yang tergabung dalam Keluarga Alumni Gajah Mada (Kagama) Teknologi Pertanian Jawa Tengah, mengadakan Pertemuan dan Pengukuhan Pengurus. Acara ini digelar di Rumah Makan Ikan Bakar Cianjur (IBC) Semarang dan diikuti oleh alumni UGM angkatan 1997-2000. Selain itu, kegiatan ini juga untuk menjalin tali silaturrahmi antar alumni sekaligus membahas beberapa prospek ke depan untuk Kagama Jawa Tengah.
“Melalui pertemuan ini, kami bisa meng-up date 2000 anggota Alumni UGM untuk saling menciptakan jejaring komunikasi,” ujar Nuswantoro, Ketua Kagama Jateng, Minggu (4/2/2018). Sementara itu, menurut Dr. Saiful Rochdianto, selaku ketua Kagama Pusat menyampaikan beberapa hal mengenai program kerja yang dilaksanakan untuk ke depannya. Satu di antara program kerja tersebut adalah mengupayakan bidang bisnis, yakni produk-produk hasil pertanian akan dikembangkan sehingga mampu membesarkan Kagama itu sendiri. Serta melakukan beberapa pelatihan kepada para petani maupun siswa dalam mengembangkan produk-produk hasil pertanian.
Lebih lanjut, kata Saiful, peran alumni juga akan mengupayakan dan mengembangkan proses belajar mengajar mahasiswa, seperti menerima mahasiswa ketika melakukan penelitian maupun kerja praktek.
“Ke depannya kami berharap beberapa pengurus serta program kerja yang telah ditetapkan bisa berjalan dengan semestinya,” harap Saiful.
Selain itu, ungkapan senang juga diutarakan oleh Prof. Dr. Anang, selaku dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Semarang (USM) dan perwakilan dari tuan rumah.
“Selain bisa saling silaturrahmi dan tukar pikiran, kami juga senang karena sudah resmi dikukuhkan sebagai organisasi atau paguyuban alumni TP UGM” ucap Anang. (Ttk)
Bertempat di Ruang Sidang Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, Rabu (24/1) berlangsung acara Pelepasan Wisudawan dan Wisudawati Program Pascasarjana periode II TA. 2017/2018. Acara tersebut selain dihadiri oleh jajaran pengurus fakultas dan orang tua wisudawan/wisudawati, turut hadir juga dosen pembimbing dan ketua program studi program pascasarjana yang ada di lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian.
Wisuda pada periode ini FTP UGM telah meluluskan 11 orang doktor, yang berasal dari program studi S2 Ilmu Teknik Pertanian sebanyak 1 orang, program studi S2 Ilmu dan Teknologi Pangan sebanyak 7 orang, program studi S2 Teknik Pertanian sebanyak 1 orang, program studi S2 Teknologi Hasil Perkebunan sebanyak 1 orang, dan program studi S2 Teknologi Industri Pertanian sebanyak 1 orang.
Lulusan yang meraih nilai Cumlaude tercatat atas nama Agusta Putri Balqis Linda Soharso, M.Sc dengan IPK 3,78; Candrasari Sri Harifah, M.Sc dengan IPK 3,78; Mita Nurul Azkia, M.Sc dengan IPK 3,92; Mutiara Ulfah, M.Sc dengan IPK 3,77; Korianto Kamput, M.Sc dengan IPK 3,80; dan Nadia Ulfiyati, M.Sc dengan IPK 3,81. (Ttk)
Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Fakultas Teknologi Pertanian (KAGAMA – TP) bersama komunitas UGM Guyub Rukun (UGR) memberikan bantuan ke beberapa sekolah di Gunungkidul.
Bantuan yang diberikan berupa peralatan praktik siswa dan makanan bagi sekolah terdampak siklon Cempaka di Gunungkidul. Pemberian bantuan dilakukan pada Minggu (14/1) di dua sekolah, yakni SMK N 1 Tanjungsari dan SMPN 3 Saptosari Gunungkidul.
Ketua KAGAMA – TP, Dr. Saiful Rochdiyanto, mengatakan bantuan yang diberikan merupakan bentuk empati dari Alumni Fakultas Teknologi Pertanian UGM kepada masyarakat yang terdampak bencana siklon Cempaka pada bulan November lalu.
Saiful menjelaskan bahwa dana yang terkumpul secara spontanitas dari alumni dan komunitas UGR ini difokuskan untuk membantu sekolah terdampak serta membutuhkan berbagai peralatan praktik siswa dan buku pelajaran yang rusak akibat terendam air.
Kepala Sekolah SMKN 1 Tanjungsari, Sudiarto, menyampaikan ucapan terima kasih atas kepedulian KAGAMA – TP. “Bantuan ini akan kami rawat dan gunakan untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah,” ungkap Sudiarto.
Setelah selesai acara penyerahan bantuan di SMKN 1 Tanjungsari, rombongan yang terdiri dari pengurus KAGAMA – TP, mahasiswa dan perwakilan UGR melanjutkan perjalan untuk menyerahkan bantuan ke SMPN 3 Saptosari.
Kepala sekolah dan jajaran guru menyambut rombongan di SMPN 3 Saptosari. Rombongan diajak keliling melihat dampak banjir yang mengakibatkan rusaknya berbagai peralatan perkantoran, buku-buku perpustakaan dan alat praktik siswa. Senada dengan Sudiarto, Kepala Sekolah SMPN 3 Saptosari, Mulyono, mengatakan bahwa bantuan dari KAGAMA –TP dan komunitas UGR ini akan menambah semangat bagi guru dan siswa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar nanti. (*)
Sumberdaya air di Daerah Istimewa Yogyakarta berupa mata air, sungai, embung, dan waduk mengalami tekanan kerusakan yang semakin cepat dan luas disebabkan oleh pembangunan yang tidak mengindahkan kaidah alam, etika, dan peraturan. Kerusakan yang terjadi berupa hilangnya mata air, kerusakan fisik sungai, kerusakan sempadan sungai, tercemarnya sungai oleh limbah cair dan sampah, serta menurun dan bahkan hilangnya biota air yang bermanfaat bagi sistem ekologi dan ekonomi.
Dampak negatif telah dirasakan oleh masyarakat dari kerusakan sumberdaya air antara lain banjir, longsor, menurunnya ketersediaan air, menurunnya kualitas air, penyumbatan sampah di sungai dan saluran air lainnya, meningkatnya konflik air, dan kerusakan prasarana dan sarana fisik lainnya. Air sungai yang tercemar juga digunakan oleh petani untuk mengairi sawahnya.
Kekhawatiran tersebut mendorong Fakultas Teknologi Pertanian, khususnya Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, bersama dengan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Fakultas Teknologi Pertanian (KAGAMA TP), Asosiasi Komunitas Peduli Sungai Yogyakarta (AKSY), dan Gerakan Irigasi Bersih (GIB) memprakarsai deklarasi pengelolaan sumber daya air berkelanjutan di UGM Yogyakarta, Selasa (19/12). Deklarasi ini untuk menggaungkan sungai bebas pencemaran baik padat, cair, dan gas. Deklarasi dibacakan oleh Endang (AKSY) didampingi oleh Dr. Saiful Rochdyando (KAGAMA TP), Sunardi Wiyono (GIB), dan Prof. Sigit Supadmo Arif (FTP).
Guru Besar Teknologi Pertanian UGM, Sigit Supadmo Arif mengatakan bahwa solusi agar air sungai kembali menjadi andalan pertanian adalah mengajak semua pihak menghargai sungai. Pengguna harus taat aturan, warga jangan buang sampai dan limbah ke sungai. Cara itu yang bisa membuat sumber daya air bisa berkelanjutan. Kearifan lokal dan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana yang mengandung makna menjaga Bawana (dunia) ini tetap Hayu (indah) dan Rahayu (lestari) merupakan filosofi dan ciri khas tata nilai budaya Yogyakarta yang bersifat universal, komprehensif, holistik, dan selaras, sangat relevan untuk dikedepankan dalam mengatasi permasalahan dalam pengelolaan sumberdaya air di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penyadaran pada masyarakat dan edukasi sejak dini perlu terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan tindakan saat ini dan dimasa depat agar tetap selaras dengan tata nilai dan aturan yang ada.