Bertempat di Auditorium Kamarijani Soenjoto Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Kamis (19/04) telah diselenggarakan acara Pelepasan Wisudawan/Wisudawati Program Pascasarjana Periode III Tahun Ajaran 2017/2018. Pada periode III kali ini FTP UGM telah meluluskan 12 (dua belas) mahasiswa program pascasarjana yang terdiri dari 7 (tujuh) mahasiswa yang berasal dari Program Studi S2 Ilmu dan Teknologi Pangan, 2 (dua) orang dari Program Studi S2 Teknologi Hasil Perkebunan, dan 2 (dua) mahasiswa dari Program Studi S3 Ilmu Pangan.
Hadir dalam acara tersebut Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc dan Wakil Dekan FTP, disamping dosen pembimbing serta orang tua mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam sambutannya Dekan Fakultas Teknologi Pertanian mengucapkan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati yang telah berhasil menyelesaikan studinya dengan baik dan siap kembali membangun daerahnya masing-masing dengan ilmu yang didapat selama belajar di FTP UGM.
Dekan Fakultas Teknologi Pertanian dalam kesempatan tersebut juga menyerahkan piagam penghargaan kepada 5 (lima) lulusan dengan predikat Cumlaude/Dengan Pujian. Ke-5 lulusan tersebut adalah Brigitta Laksmi Paramita, M.Sc dengan IPK 3,88; Elok Pawening Maharani, M.Sc dengan IPK 3,81; Renita Wijayanti, M.Sc dengan IPK 3,86; Sisca Diani Rosalina, M.Sc dengan IPK 3,79; dan Dr. Abadi Jading dengan IPK 2.83. (/Mtt)










Temuan cacing Anisakis sp. dalam sejumlah merek produk ikan makarel kalengan belum lama ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Dosen Perikanan UGM, Dr. Eko Setyobudi, menyampaikan kemunculan anisakis dalam ikan laut merupakan hal yang biasa.
‘’Konsumsi bahan makanan yang mengandung parasit mati tidak membahayakan bagi kesehatan tubuh. Hanya saja dari segi estetika cacing memang sebaiknya tidak ada dalam ikan,” jelasnya.
Mapag Toya merupakan tradisi mengambil air dari Sungai Tambak Boyo yang membelah Desa Potorono. Air sebagai simbol dari kehidupan tersebut kemudian diambil dan ditampung dalam beberapa kendi. Sebelum melakukan tradisi itu, iring-iringan warga yang mengendarai bendi serta membawa tiga gunungan hasil bumi dan jajanan pasar diarak mengelilingi desa dan berakhir di Embung Potorono. Sontak karnaval ini mengundang antusiasme tersendiri bagi warga Desa Potorono dan sekitarnya.