Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM menyelenggarakan International Summer Course dengan tema “Traditional Food for Agro-biodiversity, Health and Tourism” pada 23-29 Juli kemarin. Kegiatan ini terlaksana berkat kerja sama FTP dengan Fakutas Kehutanan, Fakultas Geografi, serta Fakultas Kedokteran UGM. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Lustrum XI FTP UGM yang mengangkat tema besar ”Inovasi Teknologi Pertanian Dalam Mendukung Kedaulatan Pangan dan Agroindustri di Era Indonesia 4.0”.
Topik yang diangkat pada summer course ini tentang kompleksitas makanan tradisional yang dibahas dan didiskusikan dari berbagai aspek. Aspek tersebut meliputi ilmu dan teknologi pangan, pertanian dan teknik pertanian, aspek sosial dan budaya, ekowisata, kesehatan, serta keterkaitannya dengan bidang kehutanan.
Summer course ini diikuti oleh 22 peserta dari berbagai negara, seperti Denmark, Thailand dan Indonesia sendiri. Tidak kurang dari 10 pembicara asing juga terlibat dalam Summer Course ini, diantaranya berasal dari Inggris, Perancis, Korea Selatan, Malaysia, India dan Thailand. Selain melibatkan pembicara asing, banyak ahli dari Indonesia di bidang pangan, pertanian, kehutanan, pariwisata dan keteknikan pertanian juga hadir untuk menyampaikan kuliahnya.
Beberapa topik perkuliahan di kelas, diantaranya perkembangan makanan tradisional Indonesia, pangan tradisional sebagai pangan sehat, Geografi Gastronomi: Gudeg, pangan tradisional di negara Asia Tenggara, strategi untuk mempromosikan pangan tradisional sebagai pangan fungsional, agroforestry, food tourism, dan lain sebagainya.
Selain penyampaian materi dengan metode kuliah, summer course ini juga diisi kunjungan lapangan. Peserta diajak untuk mengunjungi pabrik tempe sehat ATTEMPE, bazar pangan sehat tradisional Mustokoweni, Griya Cokelat Nglanggeran dan Wanagama.
Arifin Dwi Saputro, selaku koordinator penyelenggara, menyatakan terselenggaranya summer course ini terbilang penting untuk membina generasi muda di bidang pertanian, kehutanan dan pariwisata. Hal itu bertujuan agar mereka dapat melestarikan dan menggunakan makanan tradisional sebagai makanan sehat dan media untuk mempromosikan pariwisata. 
Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., Direktur Kemitraan, Alumni dan Urusan Internasional UGM, dalam sambutannya ketika pembukaan pada Senin (23/7) menyampaikan bahwa penyelenggaraan summer course ini tepat. Hal itu karena Yogyakarta tidak hanya terkenal akan budaya tetapi juga kaya akan pangan tradisional.
Sementara itu, Prof. Dr. Eni Harmayani, Dekan FTP, menyatakan melalui summer course ini, FTP akan terus berkontribusi pada pengembangan pangan tradisional. “Dengan demikian, kegiatan ini juga akan meneguhkan FTP sebagai center of excellence dalam bidang makanan tradisional,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam) (/Mtt)
Dalam sambutan pembukanya Dr. Kuncoro Harto Widodo menyampaikan bahwa pimpinan fakultas sangat menyadari bahwa SDM merupakan salah satu sumber daya terpenting dalam pengelolaan institusi fakultas. Harapannya visi dan misi fakultas bisa terwujud menjadi fakultas yang unggul di bidang Agroindustri dari dukungan sumber daya manusia khususnya dalam hal pelayanan.
Pelayanan prima atau Excellence Service adalah pelayanan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan, namun juga dapat melampauinya secara terkontrol dan berkesinambungan. Sasarannya tidak lagi kepuasan namun loyalitas pelanggan. Demikian yang disampaikan Ferry Anggara selaku pembicara dalam pelatihan tersebut. Master of Ceremony, Trainer Public Speaking – Personality Development, dan juga salah seorang presenter TVRI Yogyakarta tersebut juga menyampaikan bahwa meningkatnya tuntutan pelanggan, pelanggan yang dilindungi oleh hukum, pelanggan yang semakin pintar, dan banyaknya kompetitor lokal atau global yang “bermain” di lahan yang sama merupakan tantangan yang harus dihadapi saat ini dalam hal pelayanan prima.
Adapun materi yang disampaikan meliputi fundamental supply chain and cold chain yang disertai dengan contoh penerapan teknologi dan rantai pendingin serta tantangan dan peluang rantai pendingin di Indonesia. Peserta yang turut hadir dalam workshop ini merupakan perwakilan berbagai instansi yang memiliki peran dan kepentingan di rantai pendingin, seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Bea Cukai Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, dosen-dosen di lingkungan Universitas Gadjah Mada, Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM, industri-industri di bidang teknologi suhu dingin dan logistik serta beberapa asosiasi seperti ALFI, AFFA, dan ARPI.
Sementara kebutuhan akan air bersih semakin meningkat. Rata-rata penggunaan air masyarakat berkisar antara 169,11 liter/orang/hari hingga 247,36 liter/orang/hari. Bahkan, diprediksikan pada tahun 2025 mendatang Indonesia akan mengalami kelangkaan air bersih akibat ketersediaan air tanah yang tak sebanding dengan penggunaan manusia.
Diah mengatakan ide pembuatan cookies daun sirsak ini berawal dari keikutsertaan mereka dalam Program Kreativitas Mahasiswa UGM 2018. Mereka tercetus untuk membuat biskuit ini karena prihatin dengan pola hidup masyarakat modern yang memiliki kecenderungan mengonsumsi makanan instan dan junk food. Konsumsi makanan tidak sehat dan hidup dalam kondisi lingkungan tercemar dapat memicu radikal bebas dalam tubuh dan dalam jangka panjang bisa memicu zat-zat karsinogenik yang menimbulkan tumor maupun kanker.