Peranan wirausaha muda saat ini sangat besar untuk membangun bangsa, cara berpikir mereka yang sangat luas dapat membuat perubahan dan dapat menjadi pelopor bukan hanya sekedar mengikuti tren yang sudah ada, akan tetapi dapat menciptakan hal-hal baru di masyarakat. Untuk bisa melahirkan wirausaha-wirausaha muda bukan sesuatu hal yang mudah, karena bukan hanya masalah ketersediaan modal, teknologi, pasar dan kreativitas untuk bisa menjadi wirausaha, tetapi mental, sikap dan perilaku wirausaha yang kuat harus tertanam secara mendalam agar bisa menjadi wirausaha yang tangguh. Hal ini bukan sesuatu hal yang mudah dan dapat diciptakan dalam waktu singkat,tetapi harus ditanam dan dipahami secara lebih dini.
Melihat urgensi tersebut Fakultas Teknologi Pertanian UGM bekerjasama dengan PT. Bawa Indonesia Global (BIG) melaksanakan kegiatan Webinar Kick Off UGM Preneurs: “UGM Preneurs dari UGM untuk Yogyakarta, Indonesia, dan Dunia” guna menjadi salah satu langkah untuk memberikan edukasi tentang dunia kewirausahaan bagi para generasi muda. UGM Preneurs 2022 mengusung tema “Mencetak Entrepreneur Unggul Berkelas Global Menghadapi Tantangan Transformasi Digital”. Acara tersebut dilaksanakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan Dies Natalis ke 59 FTP UGM, dan bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila, tanggal 1 Juni 2022 bertempat di Auditorium Kamarijani-Soenjoto FTP UGM. UGM Preneurs memiliki tujuan untuk menjawab tantangan di masa pandemi dimana merupakan kesempatan menciptakan hal yang baru serta memberikan nilai tambah yang positif, mentoring generasi penerus guna memperkuat ketahanan bangsa, dan kolaborasi yang mendorong percepatan pemulihan ekonomi akibat pandemi.
Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D. dalam sambutannya menyampaikan,”UGM bercita-cita mempunyai iconic project, membuat suatu super creative hub, dimana salah satunya adalah ingin mengakselerasi tumbuhnya para entepreneur dan inovator sehingga dapat mempunyai interaksi yang baik untuk mengembangkan produk-produk dengan para mitra dan industri”. Selanjutnya Rektor membuka secara resmi kegiatan UGM-Preneurs dengan ditandai ketuk palu. Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc., Dekan FTP UGM dalam sambutannya menyampaikan harapan semoga dapat lahir para wirausaha andal yang dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Acara dilanjutkan dengan Talk show yang dimoderatori oleh Renno Meidi Akrommin, mahasiswa TPHP angkatan 2019, dengan narasumber Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc. (Dekan FTP UGM), Prof. Em. Eka Sari Lorena Soerbakti (Direktur PT. Eka Sari Lorena), Wednes Aria Yudha, S.T.P. (Co-Founder Coklat Ndalem), Fano Alfian Ardyansyah, S.T.P. (CEO Ailesh Power), dan Ellies Kiswoto (CEO Dusdusan).
Dilangsungkan pula kompetisi Pitching Product UGM-Preneurs yang diikuti oleh 5 kelompok peserta yang mempresentasikan produk masing-masing dan mendapatkan penilaian dari para juri di akhir sesi. Kompetisi dimenangkan oleh produk “Ichip” sebagai Juara 1, “Luegi” sebagai Juara 2, “Weirdough” sebagai Juara 3, “Foogie” sebagai juara Harapan 1, dan “Purple Pie” sebagai juara Harapan 2 . Diberikan pula penghargaan bagi peserta favorit dengan sistem voting dari audience baik yang hadir secara langsung maupun yang menyaksikan melalui aplikasi Zoom dan Youtube dan diraih oleh “Foogie”.








Penandatanganan MoU pertama oleh mitra kerjasama FTP, Yayasan Hadji Kalla diwakili oleh Mohammad Zuhair, ST., M.Eng. Dalam sambutan, Zuhair menyampaikan bahwa Yayasan yang terafiliasi oleh Kalla Group. Yayasan didirikan oleh Bapak Hadji Kalla yang sudah berdiri selama 10 tahun. Yayasan ini telah diakui sebagai Lembaga Amil Zakat yang saat ini sudah bekerja di 4 provinsi di Pulau Sulawesi. Yayasan ini fokus mencari mitra yang berkompeten. Awalnya dimulai dengan produk porang yang sampai saat ini terus dikembangkan (tidak hanya menjual bahan mentah). Kedepannya, diharapkan tidak hanya satu komoditas saja dan bisa berkembang dari segi bahan mentah hingga teknologinya sehingga dapat tercapai salah satu tujuan yaitu membantu pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat yang berada di 4 provinsi daerah kerja Yayasan Hadji Kalla.
Selanjutnya, Penandatanganan MoU oleh mitra kerjasama FTP dengan PT Indonesia Global yang diwakili oleh Prof. Em. Eka Sari Lorena Surbakti M.B.A. Eka Sari Lorena menyampaikan bahwa PT Bawa Indonesia Global merupakan perusahaan teknologi yang menjadi bagian dari Lorena Group. Ia percaya bahwa apa yang dicanangkan pemerintah “Merdeka Belajar” perlu didukung. Tidak hanya merdeka belajar, namun juga harus merdeka berkarya. Seluruh bagian masyarakat Indonesia harus bekerja sama karena kolaborasi itu penting untuk bisa mencapai banyak hal. Perlu dipercayai bahwa di balik tantangan, selalu ada kesempatan. Mentoring sangat penting untuk memperkuat ketahanan bangsa. Merdeka berkarya dapat tercapai dengan adanya kolaborasi antara wirausahawan, masyarakat, media, perguruan tinggi, dan pemerintah. Hal tercepat yang dapat melahirkan wirausahawan adalah dengan melakukan pendampingan kepada mahasiswa di UGM.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama FTP UGM dengan Foodbank of Indonesia (FOI) diwakili oleh Bapak M.Hendro Utomo, S.S., M.M. Hendro menyampaikan bahwa kerja sama FTP-FOI menuju Indonesia 100% merdeka. Kita belum merdeka kalau disekitar kita masih ada yang takut mengenai kondisi sehari-hari, yang paling sederhana adalah makan. FOI berkesempatan membantu FTP UGM yang lingkupnya adalah pangan sehingga selaras dengan tujuannya yaitu menuju Indonesia 100% merdeka. Situasi covid menyebabkan situasi kelaparan semakin memburuk dan menimbulkan kesulitan bagi masyarakat. Yang paling terdampak adalah UMKM padahal UMKM menyerap hampir 90% tenaga kerja. Kolaborasi FOI dan FTP UGM yaitu melakukan kampanye dan edukasi masyarakat, melakukan pendampingan pemberdayaan perempuan, dan melakukan riset.
Yang terakhir, penandatanganan Perjanjian Kerja Sama FTP UGM dengan Stasiun Klimatologi Sleman, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) D.I. Yogyakarta yang diwakili oleh Ibu Reni Kraningtyas, S.P., M.Si. BMKG berkontribusi dalam program MBKM dan dalam penyusunan kurikulum dan implementasi program MBKM serta mencetak ilmuwan-ilmuwan. Reni mengatakan, Program MBKM diharapkan dapat menghasilkan inovasi yang berasal dari anak bangsa dan dapat berkolaborasi untuk berinovasi dalam pembuatan aplikasi yang mendukung efisiensi pekerjaan dan bahkan menciptakan peralatan buatan dalam negeri serta mewujudkan keselamatan masyarakat Indonesia dari ancaman potensi bencana alam. BMKG DIY pada mulanya dibangun pada tahun 2014.