Kamis, 30 Maret 2023 telah diadakan Talk Show “Mengupas Kekayaan Kuliner Nusantara” di Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Pada talk show tersebut membedah buku “Pusaka Cita Rasa Indonesia” karya Prof. Dr. Ir. Murdijati Gardjito, Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc., dan Prof. Dr. Ir. Umar Santoso, M.Sc.
Talkshow yang diadakan siang hari ini, membahas kekayaan kuliner Indonesia khususnya ragam kudapan atau camilan tradisional nusantara. Sebagai negara dengan beragam suku, agama, dan budaya, Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang beragam dan unik. Tak hanya makanan berat, camilan atau kudapan tradisional juga menjadi warisan kuliner Indonesia yang patut dibanggakan.
Murdijati Gardjito, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan UGM sebagai perintis dan peneliti gastronomi Indonesia, menjadi penggagas terbentuknya karya dari buku “Pusaka Cita Rasa Indonesia”.
Dalam kegiatan ini turut hadir Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dan Teknologi Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., ASEAN.Eng. secara daring, serta seniman dan budayawan ahli kuliner juga pelaku usaha di bidang kuliner, Butet Kartaredjasa secara luring sebagai salah satu narasumber talk show.
Eni Harmayani dalam sambutannya menyampaikan, “Buku ini merupakan tonggak sejarah sekaligus persembahan bagi bangsa Indonesia serta milestone bagi Fakultas Teknologi Pertanian UGM yang kali ini bertepatan dengan Lustrum XII atau Dies Natalis ke-60 tahun. Dengan ketekunannya Prof. Murdijati Gardjito ini, mendokumentasikan seluruh makanan di Indonesia, dan saat ini akan diluncurkan 3 buku yaitu seri kudapan Indonesia. Semoga buku ini bermanfaat untuk generasi saat ini maupun generasi yang akan datang supaya mengenal lebih dalam dan bangga akan keragaman kuliner Indonesia dan mampu mengembangkan dan menyebarluaskan ke seluruh dunia”.
Nizam menyampaikan pandangannya terhadap karya buku “Pusaka Cita Rasa Indonesia”, ia menuturkan “Saya yakin melalui promosi kuliner indonesia dalam berbagai ruang, berbagai kesempatan, baik ajang-ajang budaya tinggi maupun untuk masyarakat awam/umum. Ini justru penting supaya makanan tradisional itu tidak tergusur oleh makanan-makanan dalam kemasan, makanan-makanan modern yang bukan kaya gizi tapi kaya akan bahan pengawet.” Ia juga menambahkan “Nah ini harus kita ubah mindset masyarakat untuk kembali mencintai, memproduksi, dan menikmati kuliner hidangan-hidangan dari ragam kekayaan nusantara mulai dari kudapan hingga main course-nya”.
Motivasi terciptanya karya buku “Pusaka Cita Rasa Indonesia” juga disampaikan oleh Murdijati Gardjito, ia menuturkan sejak tahun 2003 telah berusaha mengumpulkan makanan tradisional. Akan tetapi setelah beberapa waktu, ia menjadi sangat sedih karena dalam perjalanan belajar selama ini, makanan Indonesia itu tidak pernah ada yang membicarakan apalagi setelah zamannya internasionalisasi.
Murdijati Gardjito menyampaikan, “Jadi sebetulnya salahnya itu bukan siapa-siapa, tapi salahnya situasi karena tidak ada yang menulis. Literasi di tanah air kita itu sangat rendah sampai orang tidak menceritakan kekayaan kita, harta karun kita, yang berupa makanan. Bagaimana kita mencintai makanan itu, kalau kita tidak tahu apa itu makanan kita”.
Dalam diskusi ini, Butet menuturkan pandangannya, ia menyampaikan yang menjadi bagian menarik dalam buku ini, “Khusus yang Jawa, banyak sekali kudapan-kudapan yang saya tidak pernah mengenal, berarti sudah lama sekali. Ini justru menurut saya, buku ini seperti menawarkan tantangan kepada kawan-kawan yang bergerak di bidang itu untuk menjajal, mencoba, bereksperimen lagi dengan data-data yang ada ini”.
Acara bedah buku yang diselenggarakan ini turut dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, para Pimpinan Dekanat UGM, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY, General Manager Royal Ambarukmo, dan Andi Publisher yang telah menerbitkan buku karya “Pusaka Cita Rasa Indonesia”.