Mahasiswa Program Studi S2 Teknik Pertanian FTP UGM, Patriasia Hesti Tri Nugraheni, meraih gelar Best Presenter dalam seminar international 7th International Conference on Applied Sciences and Engineering Application (7th ICASEA) yang diberlangsung pada 9 Desember 2018 di Malaysia.
Seminar internasional tersebut diikuti 20 peserta dari berbagai negara di dunia. Melalui kegiatan ini para peserta yang terdiri dari akademisi, peneliti, dan praktisi diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman hasil riset dalam bidang keteknikan dan ilmu pengetahuan terapan.
Patriasia menyebutkan dirinya berhasil meraih gelar best presenter usai mempresentasikan penelitian berjudul “Mapping The Variable-Rate Application (VRA) Of Precision Fertilizing For Soybean”.
“Penelitian ditujukan untuk menghasilkan peta rekomendasi pemupukan tanaman kedelai secara presisi sehingga tanaman kedelai mendapatkan dosis pemupukan yang tepat,” paparnya belum lama ini.
Dalam penelitiannya Patriasia melakukan pengukuran kadar N, P, dan K dalam tanah pada lahan seluas 1.000 m2. Lahan tersebut kemudian dipetakan dengan ukuran 10m x 10m untuk melihat sebaran kadar N, P dan K tanah yang selanjutnya dibuat peta rekomendasi pupuk untuk tiap-tiap petak agar lebih presisi.
Dalam seminar internasional tersebut Departemen Teknik Pertanian dan dan Biosistem, Prodi Pascasarjana, tidak hanya mengirimkan Patriasia. Namun, juga mengirimkan satu mahasiswa dari program doktoral yaitu Sari Virgawati.
“Prestasi ini harapannya bisa memotivasi para mahasiswa untuk terus berkarya lebih baik lagi, berkontribusi bagi kemajuan bangsa, dan mengharumkan UGM,” pungkasnya. (Humas UGM/Ika) (/Mtt)
Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/17569-mahasiswa.ftp.ugm.raih.gelar.best.presenter.di.malaysia
Acara yang dilangsungkan pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama merupakan sesi materi yang disampaikan oleh tiga keynote speaker, yaitu Bapak Triawan Munaf yang merupakan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Bapak Dr. Ir. Djoko Udjianto yang merupakan Ketua Komisi X DPR RI yang juga sekaligus alumni dari FTP UGM, dan juga Ibu Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc. yang merupakan Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Dalam sesi ini, pembahasan berfokus pada gambaran kondisi ekonomi kreatif Indonesia saat ini yang juga dibandingkan pula dengan negara lain, karena tak dapat dipungkiri bahwa untuk menghadari Industri 4.0, maka industri kreatif Indonesia harus mampu bersaing dengan industri-industri kreatif negara asing.
Ketua Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM, Prof. Dr. Bambang Purwantana, M.Agr., mengatakan kegiatan sosialisasi dan demo alat mesin pertanian ini menjadi wahana untuk mengintroduksi beberapa alat mesin pertanian seperti traktor dan combine harvester sebagai upaya mengenalkan dan memberikan alternatif pilihan pada petani. Hal tersebut juga ditujukan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi.
Namun, bisa berkontribusi pada mekanisasi pertanian Indonesia. “Uji coba ini alat ini merupakan pertama kalinya di Indonesia dan menjadi awal kolaborasi dalam bidang teknologi pertanian. Semoga melalui teknologi pertanian moderen bisa mewujdukan kehidupan petani yang lebih baik,” katanya.
Wahyono mencontohkan sebelum menggunakan mesin pemanen padi, untuk memanen di sawah seluas 1.500 meter setidaknya membutuhkan dua orang tenaga pemotong tanaman padi dan dua orang yang bertugas merontokkan bulir padi dalam satu hari. Namun, dengan menggunakan mesin pemanen padi, petani bisa menghemat tenaga, waktu, dan biaya untuk pemotong tanaman padi dan merontokkan bulir padi. “Kedepan kami tertarik untuk menggunakan mesin ini karena sangat membantu dalam memanen padi,” ungkapnya. (Humas UGM/Ika) (/Mtt)