[pdfviewer width=”100%” height=”850px”]https://tp.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/25/2023/02/Program-Beasiswa-Taiwan-Scholarship-by-Ministry-of-Education-bagi-Dosen-Tahun-2023.pdf[/pdfviewer]
Dalam rangka pemberdayaan ekonomi pesantren, Bank Indonesia bekerja sama dengan Fakultas Teknologi Pertanian UGM menyelenggarakan program Implementasi Pengembangan Model Pertanian Dengan Komoditas Hortikultura Cabai Melalui Mekanisme Kerjasama Kemitraan Di Pondok Pesantren dalam Rangka Mewujudkan Kemandirian Pondok Pesantren di DIY dan Jawa Tengah. Empat dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM memberikan materi tentang pascapanen dan pengolahan cabai, yaitu: Dr. Sri Rahayoe, STP., MP., IPM., Dr. Joko Nugroho Wahyu Karyadi, S.T.P., M.Eng., Dr. Devi Yuni Susanti, STP., M.Sc., IPM., Bayu Nugraha, S.T.P., M.Sc., Ph.D, Siti Mariyam, S.T.P., M.Sc. dan satu orang alumni yaitu Nadia Muna Salma.
Kegiatan dilaksanakan empat kali di empat pondok pesantren, yaitu:
(1) Pondok Pesantren Al Bayan (Minggir, Sleman, Yogyakarta) pada 23 Desember 2021;
(2) Pondok Pesantren Khoiro Ummah (Godean, Slemna, Yogyakarta) pada 28 Desember 2021;
(3) Pondok Pesantren Al Maa’uun (Wonosobo, Jawa Tengah) pada 13 Januari 2022; dan
(4) Pondok Pesantren Al Barokah (Magelang, Jawa Tengah) pada 15 Januari 2022.
Program ini bertujuan untuk mendapatkan pelatihan dan pendampingan pada anggota empat pondok pesantren, sehingga diharapkan nantinya dapat menjadi pembudidaya cabai yang baik secara mandiri dan berkelanjutan. Hasil praktek teknik budidaya dan olahan cabai selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan anggota pondok pesantren, masyarakat lingkungan sekitar, maupun dipasarkan sesuai dengan segmen pasar tertentu yang akan dijadikan target pemasaran. Apabila pondok pesantren bersama masyarakat sekitar mampu dalam meningkatkan intensifikasi pekarangan dan tegalan berbasis tanaman cabai produktif, maka konservasi lingkungan tanah dan airnya juga akan tetap terjaga secara lestari. Tentu saja ini juga menjadi perhatian dalam mewujudkan ekosistem rantai nilai halal pertanian khususnya cabai akan dapat dicapai dengan baik.
Materi pertama tentang penanganan pasca panen cabai diberikan untuk membekali peserta tentang proses pascapanen cabai, teknologi yang digunakan, dan karakteristik cabai yang memenuhi standar. Kemudian dilanjutkan dengan materi pengolahan cabai menjadi cabai kering, bubuk cabai, dan abon cabai. Materi ini memberikan gambaran bagi peserta agar memahami tata cara pengeringan dan pengolahan cabai yang baik dan benar. Materi yang diberikan disesuaikan dengan fasilitas yang diberikan kepada pondok pesantren berupa rumah produksi, alat pengering dan penggiling cabai. Untuk menjaga keberlanjutan dan keberhasilan program, kegiatan pelatihan dan pendampingan masih akan diselenggarakan kembali untuk praktik penggunaan alat dan pengolahan cabai. Harapannya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat khusunya dalam pondok pesantren dan sekitarnya.
Kontributor: Siti Mariyam
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BNI melakukan serah terima bantuan dana Bina Lingkungan kepada Fakultas Teknologi Pertanian UGM berupa bantuan revitalisasi Kantin (Digi-Canteen) milik Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM pada Jumat (8/1).
Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Prof.Dr.Ir. Eni Harmayani, M.Sc. bersama dengan Pemimpin BNI Kantor Cabang UGM, Sakariza Q. Hemawan, S.Si, M.M. menandatangani berita acara serah terima bantuan dana bina lingkungan dari Bank BNI. Keduanya juga menandatangani prasasti penyerahan bantuan yang dilaksanakan di area kantin FTP UGM. Secara simbolis juga diserahkan Bantuan tersebut dari Bank BNI kepada Fakultas Teknologi Pertanian UGM sebesar Rp178.756.370.
Dalam sambutannya, Eni menyampaikan harapannya melalui pengembangan kantin yang baik ini dapat melahirkan pemimpin bangsa yang unggul. “Dengan adanya pengembangan kantin yang baik, saya berharap dapat melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa yang unggul dari kampus ini. Dalam masa pandemi, sektor pangan memegang peranan penting, terutama pangan fungsional yang bisa meningkatkan kesehatan di luar zat gizi yang terkandung. Ini menjadi tren ke depan”, kata Eni. “Kantin sekaligus dapat digunakan untuk berwirausaha, inovasi – inovasi ekonomi kreatif bidang kuliner untuk mahasiswa maupun UMKM, untuk pengembangan pangan lokal yang sehat dan bergizi”, imbuhnya. Ia juga berharap selanjutnya BNI akan terus mendukung pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Saya berharap BNI akan terus mendukung pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dan saya yakin multiply effect luar biasa melalui sarana prasarana maupun inovasi yang akan dilakukan”, pungkasnya.
Sebagai bank milik pemerintah, Bank BNI berkomitmen untuk berkolaborasi dengan dunia pendidikan, terutama perguruan tinggi. Sakariza menyampaikan bahwa sebagai bank BUMN, Bank BNI mempunyai amanah dari kementrian BUMN dengan produk yang bernama Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Bina Lingkungan (BL) merupakan program hibah atau bantuan, yang masyarakat sering menyebutnya sebagai CSR. Sedangkan Program Kemitraan (PK) merupakan program soft loan, very soft loan, yang tidak ada bunga, biaya administrasi 3% tiap tahun. “Dalam waktu dekat kami akan mengkonkritkan support BNI terkait Program Kemitraan dengan FTP. BL berbeda dengan CSR, CSR untuk semua bidang, BL hanya untuk 6 bidang, yaitu lingkungan, keagamaan, penuntasan kemiskinan, sarpras, pendidikan, bencana alam”, kata Sakariza. “Dalam Berita Acara ini disebutkan sarana prasarana dan pendidikan karena request dari kementrian BUMN, setiap penyaluran dana BL harus dikorelasikan dengan bidang yang mana. Program Digi-Canteen ini terkait dengan sarana prasarana dan support pendidikan”, imbuhnya.
Nantinya, Bank BNI juga akan mendukung sistem transaksi pembayaran secara cash-less atau bahkan card-less. Hal ini tentunya juga dapat mengantisipasi transaksi menggunakan uang palsu. “Lebih mudah membangun kantin daripada pengembangan kantin yaitu bagaimana membuat kantin tumbuh berkembang dan paling sulit adalah mengubah mind set, paradigma. Tidak hanya pengelola tetapi juga pengunjung kantin terkait kebersihan, higienitas, dan menu. BNI akan support sistem transaksi pembayaran di kantin ini. Menggunakan uang cash sudah jadul, tidak bisa disebut digi, lebih baik dengan cash-less atau bahkan card-less. Hal ini untuk mengantisipasi uang palsu juga atau bisa juga menggunakan gadget”, tuturnya.
Sebagai penutup Sakariza menyampaikan alasan BNI mendukung pembangunan Digi-Canteen di FTP. “Kami yakin FTP sudah melakukan hal formal dalam menciptakan mahasiswa dan lulusan yang handal. Karena jalur formal sudah dilakukan oleh pihak FTP, maka BNI melakukan jalur informal, diantaranya adalah kantin. Kantin bisa dijadikan sebagai media komunikasi bahkan diskusi. Selain itu dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi akan memberikan pengaruh yang lebih baik dan bisa mendukung jalur formal tadi”, pungkasnya.
Acara kemudian diakhiri dengan sesi foto bersama dan peninjauan lokasi kantin yang telah direnovasi sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku.
Berikut ini adalah Standard Operational Procedure pelaksanaan ujian kerja praktik/magang industri, skripsi dan tesis di Fakultas Teknologi Pertanian UGM.