• Tentang UGM
  • Simaster
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
  • Surel
  • PPID UGM
  • Indonesia
    • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Teknologi Pertanian
  • Tentang Kami
    • Pengantar
    • Sejarah FTP UGM
    • Visi dan Misi
    • Tujuan dan Sasaran
    • Struktur Kelembagaan
      • Senat Fakultas
      • Pengelola Fakultas
      • Pengelola Departemen
      • Pengelola Program Studi
      • Pelaksana Administrasi
      • Unit Manajemen Mutu (UMM)
    • Dies Natalis
    • Tenaga Pendidik
    • Kompetensi Lulusan
    • Fasilitas
      • Perpustakaan
    • Kerjasama
    • Kontak Kami
  • Pendidikan
    • Departemen
    • Program Studi
    • Program Pascasarjana
    • Akreditasi
    • Sistem Pendidikan
    • Persyaratan Menyelesaikan Studi
    • Panduan Akademik
    • Kalender Akademik
    • Summer School NUS & FH Upper Austria
    • SUMMER COURSE
    • Program Fast Track FTP
    • Penerimaan Mahasiswa Baru
  • Penelitian
    • Laboratorium
      • Inkubator
      • Uji Public Service
      • Pimpinan Laboratorium
    • Jurnal
    • Buku
    • Publikasi
  • Mahasiswa
    • Calon Mahasiswa
    • Organisasi Mahasiswa
    • Magang
    • Beasiswa
    • Layanan Mahasiswa
    • Pengajuan Aktivitas Mahasiswa dan SKPI
    • Yudisium dan Wisuda Program Sarjana
    • Layanan Akademik Online – Sarjana
    • Layanan Akademik Online – Pascasarjana
  • Alumni
    • Layanan Alumni
    • Karir
    • Survei Alumni
    • KAGAMA TP
  • Informasi Publik
  • Beranda
  • Pos oleh
Pos oleh :

admin

Menyiasati Anomali Iklim dan Kelangkaan Pangan Global

InformasiRilis Berita Kamis, 3 November 2022

Oleh Bayu Dwi Apri Nugroho, S.T.P., M.Agr., Ph.D.

Sebagian wilayah Indonesia saat ini tengah mengalami kemarau basah, dimana musim kemarau tahun ini masih diselingi dengan hujan yang bersifat sporadis dan lebat dengan durasi cepat di beberapa tempat. Kondisi ini  sangat terasa dampaknya di kalangan petani. Tidak seperti pada tahun-tahun sebelumnya, di bulan Mei dan Juni, biasanya petani sudah bisa menanam komoditas hortikultura seperti cabai atau bawang merah, tetapi di tahun ini malah sebaliknya. Sebab, pada bulan Mei dan Juni intensitas hujan masih sangat tinggi, bahkan di beberapa wilayah malah terjadi bencana banjir. Tidak sedikit petani yang mengalami gagal tanam karena perhitungan dan perkiraan waktu musim yang meleset dari perkiraan awal.

Terjadinya kemarau basah diakibatkan oleh La Nina yang merupakan kejadian anomali iklim global ditandai dengan keadaan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin dibandingkan suhu normalnya. Kondisi ini biasanya diikuti dengan berubahnya pola sirkulasi Walker atau sirkulasi atmosfer arah timur barat yang terjadi di sekitar ekuator dan dapat memengaruhi pola iklim dan cuaca global. Kondisi La Nina ini dapat berulang dalam beberapa tahun sekali dan setiap kejadian dapat bertahan hingga hitungan bahkan sampai tahunan. Setiap kejadian La Nina ini menyebabkan curah dan intensitas hujan semakin besar dan pergeseran periode musim hujan dan kemarau.

Upaya adaptasi dan mitigasi terkait dengan La Nina ini sangat diperlukan melalui metode prediksi cuaca secara nasional dan mendetail sampai pada level desa atau lahan. Informasi tersebut kemudian disampaikan ke masyarakat terutama terkait dengan anomali cuaca. Tidak hanya itu, edukasi dilakukan secara kontinu mengenai La Nina dan fenomena anomali cuaca lainnya serta dampaknya bagi petani bisa dilakukan lewat penyuluh pertanian yang ada di wilayah masing-masing.

Inovasi Teknologi
Perubahan anomali iklim yang terjadi saat ini maka kita bisa melakukan adaptasi dengan inovasi teknologi, apalagi di dalam revolusi industri 4.0, sektor pertanian harus mampu memanfaatkan teknologi digital berbasis internet. Informasi iklim menjadi sangat penting dan krusial, tidak hanya dalam informasi mengenai informasi cuaca secara online, real time dan up to date. Hal itu dilakukan untuk menjaga supaya kejadian gagal tanam, gagal panen, serta produktivitas pertanian menurun tidak terulang kembali.

Pada prinsipnya, pemasangan teknologi sensor cuaca bisa memberikan informasi kondisi cuaca dan kondisi tanah lahan petani secara realtime dan akurat. Tidak cukup hanya sensor cuaca, tetapi juga diperlukan sensor tanah untuk mengukur tingkat parameter pH, kondisi air, tingkat kesuburan dan suhu tanah. Sensor yang dipasang tadi hanyalah sebagai alat untuk mendapatkan data kondisi riil lahan sebagai bahan untuk analisis ke depan sehingga nantinya dibuat algoritma yang dapat menerjemahkan data-data yang didapat dari alat tersebut serta prediksi kedepan. Setelah berhasil menerjemahkan dan membuat prediksi, diperlukan suatu rekomendasi mengenai apa yang harus dilakukan oleh petani dengan kondisi yang terbaca dari sensor tersebut dengan machine learning dan kecerdasan buatan (AI). Data yang dibaca lewat aplikasi bisa menghasilkan informasi cuaca dan tanah setiap waktu ke petani.

Swasembada Pangan
Kelangkaan pangan global saat ini membuat bangsa Indonesia mau tidak mau atau suka tidak suka harus bisa mencukupi kebutuhan pangannya sendiri. Meski belum lama ini pemerintah menerima penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI), sebagai negara yang berhasil melakukan swasembada pangan. Capaian tersebut perlu diapresiasi, namun  kita tetap tidak boleh lengah terhadap ancaman krisis pangan global. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah dalam menyiapkan swasembada pangan secara kontinu menjadi salah satu solusi dengan cara menyiapkan ekosistem-ekosistem pertanian berbasis inovasi teknologi. Ekosistem pertanian yang dimaksud di sini adalah sistem pertanian terpadu, dimana dalam satu lokasi atau desa sudah tersedia, penyedia sarana produksi pertanian (saprotan) dan sarana produksi (saprodi) sebagai penyedia input dengan produk-produk yang disepakati ekosistem. Keuntungan dalam ekosistem ini adalah kepastian pasar dan mempermudah distribusi saprodi.

Yang tidak kalah penting adalah dukungan perbankan dan asuransi pertanian, sebagai penyedia platform pinjaman atau kredit bagi petani. Adapun keuntungan bagi perbankan dalam ekosistem ini adalah perluasan nasabah, pengucuran kredit usaha tani (KUT) serta kepastian pengembalian kredit oleh petani.

Lalu, di kalangan petani ketersediaan teknologi sangat dibutuhkan untuk bisa dimanfaatkan petani baik di lahan maupun teknologi digital untuk penjualan produk hasil petani. Penerapan teknologi dalam ekosistem ini adalah memberikan kepastian kepada petani dan stakeholder terkait kondisi lahan dan juga informasi komoditas hasil panen. Sementara pemerintah dalam hal ini Kementerian dan pemda  bertanggung jawab dalam kelancaran kegiatan operasional terkait perizinan kegiatan pertanian berbasis teknologi. Sedangkan dinas terkait menjadi fasilitator sebagai penyedia sarana dan prasarana pendukung budi daya pertanian berbasis teknologi.

Di tingkat pusat, Kominfo bisa membantu pemasangan tower sinyal untuk memastikan kinerja teknologi IoT. Sedangkan dari pihak swasta atau perusahaan milik negara selaku offtaker, bisa menjadi penjamin bahwa hasil panen petani mampu terserap secara keseluruhan dengan harga yang pantas. Keuntungan komponen offtaker dalam ekosistem ini adalah kepastian supplier dan juga traceability produk yang lebih jelas. Dengan begitu, kelompok tani sebagai pelaksana dalam ekosistem mendapat manfaat dari akses modal dari perbankan, akses teknologi, kepastian saprodi, jaminan peningkatan produktivitas dan kepastian penjualan hasil panen. Bila kolaborasi antara ekosistem pertanian dan inovasi teknologi ini terjadi maka diharapkan bisa membantu proses adaptasi petani dalam menghadapi anomali iklim dan menjaga ketahanan pangan terjaga agar target swasembada pangan tetap tercapai kedepannya.

 

Sumber Berita : https://ugm.ac.id/id/berita/23123-menyiasati-anomali-iklim-dan-kelangkaan-pangan-global

Peran Teknologi Pertanian dalam Pengembangan Agroindustri di Era Tatanan Kehidupan Baru

Dies NatalisInformasiPendidikanRilis Berita Senin, 21 September 2020

Puncak acara peringatan Dies Natalis Fakultas Teknologi Pertanian UGM telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 September 2020 yang disiarkan langsung secara daring dari Auditorium Kamarijani-Soenjoto. Laporan Dekan Tahun 2020, Orasi ilmiah oleh Prof. Dr. Ir. Muhjidin Mawardi, M.Eng., soft launching Naskah Akademik FTP UGM, penganugerahan insan berprestasi dan purna tugas, serta peresmian outlet produk binaan FTP UGM di Selopamioro Kabupaten Bantul menjadi agenda puncak acara tahun 2020 ini. Adapun tema yang diambil adalah Peran Teknologi Pertanian dalam Pengembangan Agroindustri di Era Tatanan Kehidupan Baru.

Dr. Ir. Didik Purwadi, M.Ec. menyampaikan bahwa rangkaian acara Dies Natalis telah dilaksanakan adalah kegiatan-kegiatan dengan menerapkan protokol kesehatan. Hadir pula Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan UGM, Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr. dan memberikan sambutan, “Ketika UGM melakukan suatu evaluasi, FTP UGM tetap pada kinerja yang baik, ditunjukkan dengan jumlah publikasi-publikasi yang semakin meningkat, rasio publikasi dan dosen yang cukup baik, dan efisiensi pembelajaran yang cukup baik, sehingga ke depan diharapkan FTP UGM tetap menjadi salah satu fakultas yang menjadi leader terutama di bidang agro kompleks”.

Pada Rapat Terbuka Senat, Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc. dalam Laporan Dekan Tahun 2020 menyampaikan, “Adanya krisis akibat pandemi Covid-19 ini, dapat kita maknai sebagai turning point yang dapat membawa permasalahan ke arah lebih baik. Krisis adalah ujian bagi eksistensi kita. FTP dengan visinya sebagai pusat unggulan bertaraf internasional dalam penyelenggaraan tri dharma perguruan tinggi dibidang agroindustri telah melakukan antisipasi menghadapi berbagai dampak dari adanya pandemi ini”. Selanjutnya disampaikan pula orasi ilmiah dari Prof. Prof. Dr. Ir. Muhjidin Mawardi, M.Eng. dengan judul “Asas dan Teknik Konservasi Air untuk Mendukung Industri Pertanian Berkelanjutan”. Pada akhir Rapat Terbuka Senat dilakukan soft launching Naskah Akademik FTP UGM, selanjutnya ditutup oleh Ketua Senat FTP UGM, Prof. Dr. Ir. Umar Santoso, M.Sc.

Para insan berprestasi menerima apresiasi penghargaan, yaitu para mahasiswa berprestasi pada tahun 2019-2020, 3 dosen berprestasi dari 3 departemen, dan 3 tenaga kependidikan berprestasi FTP UGM 2020. Disampaikan pula penghargaan oleh Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, Sumber Daya Manusia dan Sistem Informasi, Dr. Kuncoro Harto Widodo, S.T.P., M.Eng. bagi para purna tugas FTP UGM 2019-2020.

Pada akhir acara dilakukan peresmian outlet produk binaan FTP UGM di Desa Selopamioro Kabupaten Bantul “Warung Gubug Dermo Selopamioro” sebagai salah satu program yang dikembangkan dari program Agro-techno Edupark yang dikoordinatori oleh Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM.


 

 

Webinar: “Best Practices Pengabdian kepada Masyarakat FTP UGM sebagai Model Implementasi Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar”

Dies NatalisInformasiMahasiswaPendidikanPenelitian Jumat, 11 September 2020


Tatanan Baru Berdampak pada Meningkatnya Daya Saing Agroindustri

Dies NatalisPendidikanPenelitianRilis Berita Kamis, 10 September 2020

Webinar “Pengembangan Agroindustri di Era Tatanan Kehidupan Baru” sebagai salah satu rangkaian kegiatan Dies Natalis FTP UGM Ke-57 telah dilaksanakan pada hari Kamis, 10 September 2020. Webinar ini diharapkan dapat merumuskan ide-ide inovatif yang dapat dikolaborasikan oleh Fakultas bersama mitra dan stakeholder terkait untuk menuntaskan permasalahan-pemasalahan rill di lapangan terkait agroindustri. Dalam sambutan Ketua Panitia Dies Natalis FTP UGM Ke-57 sekaligus moderator webinar, Dr. Ir. Didik Purwadi, M.Ec. menyatakan keprihatinan terkait dengan pandemi Covid-19 yang tidak lepas melanda industri berbasis bahan baku pertanian.

Dalam pemaparan Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc., Dekan FTP UGM, menyampaikan tantangan agroindustri ke depan, yaitu integrasi sistem fisik dan cyber serta Internet of Things (IoT) yang akan mengubah produk, pabrik, perusahaan, rumah, sekolah, dan negara dijalankan dengan sistem yang cerdas. “Namun demikian tetap harus memperhatikan daya dukung lingkungan dan peran SDM supaya pengembangannya berkelanjutan. Indonesia memiliki banyak sumber daya lokal yang bisa dikembangkan untuk menghasilkan pangan fungsional yang bisa meningkatkan kesehatan, khususnya DIY yang juga memiliki banyak peluang tersebut yang perlu dinaikkan kelasnya untuk bisa men-supply standard nasional maupun dunia. Keamanan dan keberlanjutan pangan pada tatanan kehidupan baru juga perlu diperhatikan bersama”, imbuhnya.

Usaha untuk menggencarkan kembali agar usaha tani menjadi daya tarik generasi milenial untuk back to pertanian juga sudah dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY. “Jika berbicara agroindustri di DIY jika tidak ada kemitraan dengan daerah lain, itu juga non sense. Sehingga jika kita mengembangkan agroindustri, (harus) ada kesinambungannya,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Ir. Syam Arjayanti, M.P.A.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Ir. Aris Riyanta, M.Si. menyampaikan strategi pengembangan pelaku usaha sektor perindustrian di masa pandemi, salah satunya dengan pelatihan secara daring. “Di saat pandemi ini kaitannya dengan eksport, jika dibandingkan data Januari – Juni 2019 dan Januari -Juni 2020  mengalami peningkatan dari produk-produk agroindustri”, ungkapnya.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY, Ir. Srie Nurkyatsiwi, M.Si., menyampaikan usahanya mendorong UMKM untuk bergabung dalam sebuah wadah (koperasi) lembaga yang resmi untuk memperkuat kekuatan. Ia menuturkan, dampak pandemi terhadap UMKM antara lain penurunan penjualan/permintaan, kenaikan harga bahan baku, pengurangan tenaga kerja, produksi terhambat, dan kesulitan permodalan.

Di akhir diskusi, moderator menyampaikan beberapa point yang dapat dipetik dari webinar, antara lain agroindustri yang semakin terasa perannya di masa pandemic terutama di wilayah DIY. Adanya teknologi mendukung protocol kesehatan yang dirasa cocok diterapkan di masa pandemi ini. Tatanan baru juga berdampak meningkatnya daya saing industri.

Webinar Pengembangan Agroindustri di Era Tatanan Kehidupan Baru

Dies NatalisInformasiMahasiswaPendidikanPenelitian Kamis, 3 September 2020

123…50

Berita Terakhir

  • FTP UGM Dukung Penyusunan Raperda Keamanan dan Mutu Pangan Asal Hewan DIY
  • 35 Wisudawan Pascasarjana FTP UGM Ikuti Prosesi Pelepasan Wisuda Periode III 2024/2025
  • FTP UGM Berkontribusi dalam Pembahasan Hasil Kajian Sentra Omah Jadah Kaliurang
  • Bimbingan Teknis Perkuat Pemahaman Pelaku Usaha Pangan Terkait Keamanan Bahan Tambahan Pangan
  • Penerapan GMP Dorong Daya Saing Gula Semut Kulon Progo

Berita UGM

  • Prof. Wening Udasmoro Raih Penghargaan Inclusive Global Engagement dari U21 10 Mei 2025
  • Menko Muhaimin Sebut Pemerintah Cari Cara Baru Penanggulangan Kemiskinan 9 Mei 2025
  • Wakil Rektor UGM Terima Garudamiles Platinum dari PT Garuda Indonesia 9 Mei 2025
  • Mahasiswa UGM Gelar Pameran Fotografi  “Kaleidoskop Yogyakarta” di Bawah Jembatan Wreksodiningrat 9 Mei 2025
  • Ahli Gizi RSA UGM Beri Tips Cegah Kenaikan Berat Badan Saat Liburan 9 Mei 2025
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Jl. Flora No. 1 Bulaksumur
Yogyakarta, Indonesia 55281
+62 274 589797
+62 274 589797
fateta[at]ugm.ac.id

Info Fakultas

  • Rilis Berita
  • Agenda
  • Akademik
  • Kemahasiswaan
  • Perpustakaan
  • Beasiswa
  • Info Magang
  • Lowongan Kerja
  • Bantuan Hibah
  • Pengabdian
  • Seminar-Workshop

Departemen

  • Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian
  • Teknik Pertanian dan Biosistem
  • Teknologi Industri Pertanian

Layanan Akademik Online

  • Layanan Akademik Sarjana
  • Layanan Akademik Pascasarjana

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Permohonan Informasi Publik

Jurnal

  • Agritech
  • Agroindustrial Journal
  • Indonesian Food and Nutrition Progress

© 2024 Fakultas Teknologi Pertanian UGM

Peta SitusAturan PenggunaanKontak

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY