Pangan tidak hanya mengenyangkan, namun harus menyehatkan. Hal ini berkaitan dengan masalah kesehatan di Indonesia. Indonesia memiliki makanan tradisional berbasis rempah yang beragam. Namun persiapan dan penyajiannya relatif lebih lama. Sedangkan kaum milenial menginginkan persiapan dan penyajian pangan harus cepat dan bisa dilakukan oleh setiap orang di rumah. Untuk menjawab tantangan tersebut maka perlu dikembangkan produk yang mempunyai efek kesehatan yaitu produk nutraceutical dan pangan fungsional dan produk perisa siap saji.
Pangan fungsional adalah pangan (segar/olahan) yang mengandung komponen yang bermanfaat untuk meningkatkan fungsi fisiologis tertentu, dan/atau mengurangi risiko sakit yang dibuktikan berdasarkan kajian ilmiah, harus menunjukkan manfaatnya dengan jumlah yang biasa dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan sehari-hari. Sedangkan nutraceutical adalah bahan/komponen kimia alami atau bahan lain dari pangan yang dapat dicerna yang bermanfaat bagi tubuh manusia dalam mencegah atau mengobati satu atau lebih penyakit atau meningkatkan kinerja fisiologis tubuh.
Setelah produk baru diperoleh maka tantangan berikutnya adalah pengembangan proses, khususnya desain proses agar bisa diproduksi secara masal. Namun, sebagian peneliti berpendapat bahwa setelah produk baru diperoleh, langkah selanjutnya adalah tanggungjawab industri. Dilain pihak, industri belum melihat kelayakan produk tersebut karena belum ada konsep produksi secara masal. Hal ini menyebabkan produk yang dikembangkan belum banyak yang dihilirkan.
Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Chusnul Hidayat dalam pidato pengukuhan dengan judul “Tantangan Pengembangan Produk dan Konsep Pengembangan Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perkebunan” yang berlangsung di Balai Senat UGM, Selasa, 22 Maret 2022 dan disiarkan langsung melalui saluran Youtube Universitas Gadjah Mada. Prof. Chusnul dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Teknologi Hasil Pertanian pada Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Beliau menjadi salah satu bagian dari 353 Guru Besar aktif di UGM, dan salah satu dari 15 Guru Besar aktif di Fakultas Teknologi Pertanian UGM.