Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Fakultas Kehutanan, Fakultas Geografi, dan Fakultas Kedokteran, Keperawatan, dan Kesehatan Masyarakat telah menyelenggarakan kegiatan summer course pada tanggal 15-25 Juli 2019. Kegiatan ini merupakan kali kedua diselenggarakan oleh FTP dan pada tahun 2019 ini tema yang diangkat adalah FOOD AND LIFESTYLE: TECHNOLOGY, GASTRONOMY, CULTURE AND TOURISM PERSPECTIVE. Kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta, baik dari kalangan mahasiswa maupun profesional yang berasal dari berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Indonesia. Tak hanya peserta, narasumber yang diundang juga berasal dari berbagai negara seperti Belgia, Thailand, Australia, India, Malaysia, Spanyol, Singapura, dan Indonesia.
Acara summer course dilangsungkan selama 10 hari dan diisi dengan berbagai kegiatan, mulai dari perkuliahan dan diskusi di dalam dan di luar kelas, kunjungan industri, hingga master class. Acara pembukaan diselenggarakan di Fakultas Teknologi Pertanian dengan dihadiri oleh Dekan FTP Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Yudi Pranoto, S.T.P., MP., Ketua Kantor Urusan Interasional (KUI) UGM yang diwakili oleh Dr. Puji Astuti, M.Sc., serta beberapa perwakilan dosen dari FTP. Pada kesempatan ini Dekan FTP menyambut dengan hangat kehadiran narasumber dan peserta serta secara resmi membuka kegiatan Summer Course 2019.
Kegiatan kelas yang dilangsungkan di hari pertama mengambil topik Gastronomi Indonesia yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Murdijati Gardjito, MS. Materi lainnya yang disampaikan adalah Traditional Food Culture for Combatting Non-Communicable Diseases oleh Prof. Gerard Bodeker. Selain itu diselenggarakan pula pameran kuliner lokal untuk memperkenalkan beragam jenis makanan dan minumanan tradisional khas Indonesia seperti jamu, wedang, nasi tumpeng, dan beberapa bumbu kepada peserta summer course.
Di sela-sela kegiatan perkuliahan, seluruh peserta summer course diberikan sebuah sesi untuk berkunjung ke Pagelaran Candi Prambanan di malam hari untuk menikmati Sendratari Ramayana. Pementasan karya seni berdurasi hamper 120 menit ini bertujuan untuk mengenalkan kebudayaan yang berasal dari Indonesia kepada para peserta.
Melalui summer course ini peserta diharapkan mendapatkan pengetahuan tentang perkembangan, keberagaman, dan potensi pangan lokal dari berbagai persektif. Materi tentang perkembangan dalam teknologi pangan disampaikan oleh beberapa narasumber, seperti Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc. yang menyampaikan tentang perkembangan pangan fungsional, Prof. Sirinda Yunchalard dengan materi potensi pangan fermentasi di Asia Tenggara, serta metode ekstraksi pada analisis pangan yang disampaikan oleh Prof. Miguel Palma Lovillo.
Perkembangan wisata kuliner lokal yang kian berkembang pesat menjadi perhatian di kegiatan summer course FTP 2019. Adapun materi tentang potensi dan perkembangan wisata kuliner ini disampaikan oleh Assoc. Prof. Dr. Muhammad Shahrim. Selain itu, Janet Deneefe, Direktur Festival Ubud Bali turut diundang sebagai narasumber untuk memberikan gambaran peran komunitas dalam menjadikan makanan daerah sebagai sebuah nilai pariwisata. Topik lainnya yang disampaikan pada summer course ini meliputi perilaku konsumen terhadap keberagaman makanan yang disampaikan oleh Dr. Christine Hung, serta informasi terkait perkembangan makanan tradisional di Thailand seperti yang disampaikan oleh Dr. Rajnibhas Sukeaw Samakradhamrongthai dan Gai Mitwichan Lai.
Tak hanya sebagai nilai kebutuhan hidup dan pariwisata, produk pangan terlebih pangan tradisional memiliki peran lainnya yaitu dalam hal kesehatan manusia. Prof. Gerard Bodeker dalam kesempatannya menyampaikan materi tentang peran pangan sebagai obat di sistem kesehatan tradisional masyarakat Asia, sedangkan materi tentang peran pangan indigenous bagi kesehatan disampaikan oleh Dr. Unnikhrisnan Payyappallimana, dan materi tentang dampak makanan tradisional bagi kesehatan disampaikan pula oleh dosen FKKMK UGM, Dr. Lily Arsanti Lestari.
Dalam membicarakan pengembangan suatu produk pangan terlebih di Indonesia, maka aspek halal-thayyib menjadi hal yang tidak dapat diabaikan. Dalam hal ini salah satu narasumber, Dr. Mohd Dona Bin Sintang menekankan tentang aplikasikan teknologi yang tepat untuk produk-produk halal. Selanjutnya materi tentang gaya hidup yang tidak hanya mengedepankan halal namun juga thayyib disampaikan pula oleh Dr. Saroja Dorairajoo.
Selain penyampaian materi di kelas, peserta summer course diberi kesempatan untuk mempraktikkan secara langsung cara yang tepat untuk menyajikan makanan halal melalui kegiatan master class yang dipandu langsung oleh Chef Muhammad Kamal Bin Kamis, yang merupakan Presiden Federasi Kuliner Halal Singapura serta praktik preparasi cokelat Bersama Dr. Arifin Dwi Saputro. Peserta summer course juga diberikan kesempatan melakukan kunjungan lapangan ke berbagai usaha pengolahan pangan untuk memberikan pengalaman nyata kepada peserta summer course. Berapa lokasi yang dikunjungi adalah industri pembuatan jamu tradisional di Kiringan Bantul, budidaya dan industri pengolahan kakao di Nglanggeran, Gunung Kidul, dan juga daerah Agrowisata Salak Turi Sleman. Kegiatan summer course yang berlangsung 10 hari diakhiri dengan presentasi akhir oleh setiap peserta dan gala dinner yang berlangsung di UC Hotel UGM. (*)
# Activity Report kegiatan 2nd Summer Course ini dapat dibaca di laman berikut ini.