Yogyakarta, 28 Juli 2021. Fakultas Teknologi Pertanian UGM menyelenggarakan Workshop “Peningkatan Kualitas Media Pembelajaran”. Workshop ini masih merupakan rangkaian dari agenda Dies Natalis yang ke-58 Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Webinar diawali dengan sambutan dari Ketua Panitia Dies Natalis ke-58, Dr. Andri Prima Nugroho, S.T.P., M.Sc., dan dibuka oleh Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc. Workshop tersebut membahas mengenai bagaimana cara menerapkan metode pembelajaran yang efektif dan berkualitas sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di masa yang akan datang dengan I Made Andi Arsana, S.T., M.E., Ph.D., Dosen Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik UGM sebagai narasumber. Webinar diselenggarakan secara online melalui Zoom Meeting dan YouTube Live Stream yang dimoderatori oleh Rendayu Jonda Neisyafitri, STP. M.Sc Dosen Departemen Teknologi Industri Pertanian FTP UGM.
Pada sesi pemaparan, Pak Andi, sapaan akrab I Made Andi Arsana, S.T., M.E., Ph.D., mengatakan bahwa untuk meningkatkan kualitas media pembelajaran, sebagai dosen harus “melek situasi”. Perbedaan usia dan generasi antara dosen dan mahasiswa semakin nyata, sehingga mengharuskan dosen untuk belajar lebih lagi agar dapat melakukan pendekatan dengan mahasiswa. Pendekatan dapat dengan menggunakan bahasa-bahasa yang dekat dengan anak muda (Youtube, Whatsapp, Instagram, Tiktok) agar lebih mudah diterima.
Pada dasarnya, semua orang memiliki sifat kalau bisa sesuka hati menikmati sesuatu, kenapa harus mengikuti jadwal. Untuk itu prinsip utama yang harus dipegang adalah “learning should be anywhere & anytime”. Dari hal tersebut dapat dilihat betapa pentingnya pembelajaran itu direkam sehingga bisa dilihat kapan saja, dimana saja, dan bisa berkali-kali. Selain itu, video rekaman juga menjadi sebuah investasi karena prinsip bahan ajar akan selalu sama sampai kapanpun. Agar lebih menarik, bahan ajar bisa disusun menjadi animasi atau divisualisasikan, tidak hanya berupa deskripsi sehingga harapannya mahasiswa menjadi lebih mudah untuk memahami. Animasi dibuat bisa dengan power point yang memiliki komponen animasi yang sederhana, seperti menggeser, memutar, hilang/muncul. Kreativitas akan muncul saat komponen animasi yang sederhana itu digabungkan.
Keramaian kelas akan memupuk semangat dosen untuk mengajar. Ketika membuat interaksinya anonymous, maka partisipasinya banyak, namun saat diminta untuk menjawab dengan nama maka partisipasinya sedikit. Untuk keramaian kelas, maka tidak perlu partisipasi dengan nama karena bukan evaluasi individu. Belajar menikmati keramaian dengan cara berbeda.
Penyajian yang baik itu yang multidisiplin agar lebih mudah dipahami oleh mahasiswa. Selain itu, juga bisa menggunakan analogi yang lebih sederhana. Mengasosiasikan ilmu kita dengan sesuatu yang baru trend. Bisa dengan membuat podcast dengan team teaching, membuat video singkat 1 menit (berisi audio dan animasi) yang akan menjadi teaser kemudian dapat di share di WA, teaching in social media karena anak muda adanya di sosial media.
Hal-hal yang menjadi poin penting dalam peningkatan media pembelajaran adalah “delivery”, antara lain story telling, alat (zoom, google meet, webex, dan lain-lain), interaksi di kelas (kahoot, mentimeter, dan lain-lain), keterampilan sederhana (menyingkat link), kuis menjawab singkat, posisi dengan komputer dan kamera (tidak bergerak terlalu jauh, selalu oncam), antusiasme (energi tidak berubah dari awal sampai akhir), lebih banyak melihat kamera seakan-akan audience memperhatikan kita, selalu siap presentasi untuk dishare, kalau ada kendala koneksi harus cepat switch-nya, siapkan alat peraga, evaluasi (kuis menggunakan google form, kahoot, dan lain-lain), evaluasi pembelajaran di akhir kuliah (masukan dari mahasiswa, opini, dan lain-lain).
Webinar dihadiri oleh sekitar 42 orang yang merupakan dosen dan civitas akademika Fakultas Teknologi Pertanian. Diskusi diisi dengan empat pertanyaan mengenai tips membuat video agar menarik dan mendapatkan banyak audience, sharing mengenai pentingnya hardware, humanware, dan software, regulasi mengenai pendidikan karakter, cara menumbuhkan jiwa volunteer-isme, dan tips supaya rekaman tidak hanya berinteraksi kepada mahasiswa saat kelas namun juga berinteraksi pada audience yang nantinya akan melihat rekamannya. Terakhir, Pak Andi menambahkan bahwa tidak perlu memaksa mahasiswa atas sesuatu yang tidak bisa kita kontrol karena hanya akan menjatuhkan diri kita sendiri. Webinar diakhiri dengan sesi ramah tamah dengan narasumber dan foto virtual bersama.
Webinar dilanjutkan dengan penyampaian pengantar dan selayang pandang oleh Prof. Ir. Sigit Supadmo Arif, M,Eng., Ph.D., mengenai teknologi pertanian dalam peradaban manusia. Prof. Ir. Sigit Supadmo Arif, M,Eng., Ph.D., menyampaikan bahwa nenek moyang kita sudah bisa membangun sistem irigasi yang sangat sistematis. Jejak peradaban manusia akan selalu berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi itu menjadi suatu kebutuhan dan akan terus berkembang selama masih ada manusia.
Dr. Andri Prima Nugroho, S.T.P., M.Sc., Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM menyampaikan bahwa teknik pertanian merupakan salah satu bidang ilmu yang merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan di bidang pertanian. Bidang keilmuannya terbagi menjadi empat, antara lain Teknik sumberdaya lahan dan air, Teknik pengendalian lingkungan hayati, Teknik mesin biosistem, dan Teknik pangan, pascapanen, dan bioproses.
Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu, M.S. Dosen Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian FTP UGM menyampaikan topik mengenai Gut Microbiota, Probiotik, dan Prebiotik. Gut Microbiota diperuntukkan bagi orang Indonesia mulai dari bayi sehat, anak sehat, anak malnutrisi, remaja sehat, pemuda dan lansia sehat, orang dewasa yang mengalami overweight, obesitas, dan diabet type II. Probiotik merupakan bakteri hidup dengan karakteristik yang jelas dan jumlah yang cukup yang berfungsi baik untuk kesehatan. Sedangkan prebiotik merupakan nutrisi bagi bakteri “baik” pada usus. Usus yang sehat akan mendukung kesehatan organ-organ yang lain seperti paru-paru. Apabila probiotik dan prebiotik ada pada suatu produk maka disebut dengan sinbiotik. Potensi probiotik lokal contohnya adalah coklat dan keju mazaraat.
Ir. Adi Djoko Guritno, MSIE., Ph.D., Dosen Departemen Teknologi Industri Pertanian FTP UGM menyampaikan beberapa hal terkait pengembangan rantai pasok terintegrasi untuk produk perikanan. Departemen Teknologi Industri Pertanian didirikan dengan pilar sistem engineering, teknologi, dan manajemen.
Webinar tersebut membedah buku karya salah satu sivitas akademika Fakultas Teknologi Pertanian UGM, yaitu Dr. Dwi Larasatie Nur Fibri, S.T.P., M.Sc. yang merupakan Dosen Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian FTP UGM yang berjudul ‘Nasi Goreng Indonesia, Cita Rasa Mendunia’. Sebagai pembahas adalah Dr. Endang Suraningsih, M.M., M.Psi, Wakil Direktur Bidang Pelatihan, Pendidikan dan Penelitian IGC (Indonesian Gastronomy Community). Webinar diselenggarakan secara online melalui Zoom Meeting dan YouTube Live Stream yang dimoderatori oleh Aulia Ardhi, S.T.P., M.Sc., Dosen Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian FTP UGM.
Dr. Endang Suraningsih, M.M., Psi. membahas buku Nasi Goreng Indonesia, Cita Rasa Mendunia dari segi tampilan, penyajian isi, isi buku, dan juga penutup. Bu Endang, sapaan akrab Dr. Endang Suraningsih, M.M., Psi., memberikan poin-poin positif untuk buku ini misalnya penampilan buku yang menarik dengan cover dan isi yang berwarna, pembahasan yang komprehensif namun tidak terlalu berat bagi pembacanya, serta proses penulisannya yang “menggunakan hati” dan melibatkan penulis lintas generasi dan lintas profesi. Kesan yang baik ini menjadikan buku Nasi Goreng Indonesia, Cita Rasa Mendunia direkomendasikan untuk dimiliki oleh setiap pecinta nasi goreng. Beliau juga menambahkan bahwa diperlukan suatu roadmap kuliner dengan konsep yang jelas untuk dapat menjawab tantangan menjadikan nasi goreng Indonesia dengan cita rasa mendunia yang tidak hanya dikenal dan dicintai oleh bangsa Indonesia sendiri, namun juga dapat dikenal dan dicintai oleh seluruh dunia. Untuk menyukseskan hal ini, diperlukan kerja sama dari semua pihak karena menyangkut berbagai aspek. Lebih daripada itu, nasi goreng merupakan makanan yang adaptif dan dapat menyesuaikan diri dimana dia berada sehingga nasi goreng dapat dikembangkan dengan mudah namun tetap harus menjunjung tinggi jati dirinya sebagai makanan khas Indonesia.
Selanjutnya pada sesi ke-2, disajikan pemaparan materi dari Prof. Lilik Sutiarso tentang “Sustainable Agriculture: a case study in Sriharjo Village”. Dalam pemaparannya, Prof. Lilik menjelaskan tentang konsep ekonomi bio-circular-green (BCG). Pada konsep circular economy, green economy, dan bio-economy diintegrasikan guna menyelaraskan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Konsep ini sudah dikembangkan sejak lama untuk membuka peluang kerjasama antara industri, pemerintah, dan penduduk dalam suatu sistem yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Pada sesi terakhir yang dipandu oleh Dr. Ngadisih, dilakukan presentasi hasil brainstorming dari tiap kelompok tentang kelebihan dan kekurangan dari penerapan Agro-ekowisata dan pemanfaatan mesin-mesin pertanian dari video yang telah diputar pada sesi pagi hari.

