Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM menggelar pameran karya inovasi yang dihasilkan oleh dosen baik lewat riset maupun pendampingan pada petani dan UMKM. Beberapa hasil karya inovasi tersebut berupa produk pangan, teknologi tepat guna dan maket pabrik pengolahan pangan. Beberapa diantaranya minuman sari tempe, alat cetak rengginang, pie buah dan biskuit serta cookies, maket pabrik asap cair, maket pabrik kacang rendah lemak, produk beras hitam dari hasil pengembangan padi SRI di Bantul dan Kediri.
Dekan FTP, Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc., mengatakan pameran produk inovasi pangan ini merupakan hasil dari kerja sama FTP UGM dengan para mitra, seperti kelompok tani dan UMKM.”Kita harapkan lewat pameran inovasi ini nantinya makin dikenal luas berbagai produk yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan industri,” kata Eni saat peluncuran pameran produk karya inovasi dan temu mitra di selasar FTP UGM, Selasa (12/9).
Salah satu produk inovasi yang dipamerkan adalah produk beras hitam dari kelompok tani Bantul dan Kediri. Prof Dr. Ir. Sigit Supadmo Arif, M.Eng., pembina budidaya padi SRI (System of Rice Intensification) dari FTP UGM, mengatakan budidaya tanam beras hitam bermula dari gerakan budidaya padi SRI dan gerakan irigasi bersih di Imogiri Bantul. Konsep budidaya padi SRI menarik minat beberapa orang petani untuk menanam varietas lokal seperti beras hitam yang berasal dari Imogiri Bantul. “Sudah dikembangkan oleh kelompok tani empat tahun yang lalu, sekali panen baru 1,4 ton,” kata Sigit.
Meski petani yang menanam beras hitam masih sedikit, kata Sigit, namun peminat beras hitam cukup tinggi. Dikatakan Sigit, keunggulan beras hitam dibanding beras lainnya dari sisi kesehatan sehingga menarik banyak calon pembeli. Sigit menuturkan beras hitam Bantul ini diketahui rendah karbohidrat. “Kadar glikemik sangat rendah sehingga bisa mengurangi risiko penyakit diabetes,” papar Sigit.
Selain di Bantul, kata Sigit, pengembangan budaya padi SRI juga dilakukan di Kediri. Salah satu kelompok tani di sana ternyata juga tertarik mengembangkan beras hitam dengan menggunakan sistem pertanian organik. Ali Maksun, 47 tahun, anggota kelompok tani Mulur, Desa Kencong, Kediri, mengatakan awalnya mereka menggunakan budidaya tanam padi SRI yang ditawarkan oleh UGM. Setelah hasil panen mereka per hektar meningkat maka Maksun bersama anggota kelompok tani lainnya menanam berbagai jenis varietas padi lokal. “Ada delapan varietas lokal di Kediri,”katanya.
Maksun mengakui sengaja menanam padi lokal dikarenkan peminatnya cukup banyak. “Saya kembangkan betul, menurut konsumen, rasanya enak, apalagi kita tanam secara organik,” ujarnya.
Saat ini, kata Maksun, untuk satu kilogram beras hitam mereka jual seharga Rp25 ribu. Sementara produk beras lokal Bantul, kata Sigit, dijual Rp20 ribu per kilogram. “Kita akan bantu menghubungkan ke petani jika ada peminat dari luar kota menginginkan varietas ini,” kata Sigit. (Humas UGM/Gusti Grehenson)
sumber dari https://ugm.ac.id/id/berita/14707-ftp.ugm.dan.kelompok.tani.kembangkan.beras.hitam.organik