[pdfviewer width=”100%” height=”850px” beta=”false”]https://tp.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/25/2022/12/5_6129416448814090110.pdf[/pdfviewer]
Informasi
Yogyakarta, 19 Desember 2022 Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menggelar Rapat Terbuka sebagai puncak peringatan Dies Natalis UGM ke-73 di Grha Sabha Pramana. Kegiatan Dies UGM tahun ini diselenggarakan oleh Agrokompleks yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc. Dekan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM dengan mengambil tema Pangan Berdaulat Bangsa Bermartabat.
Pada Rapat Terbuka, Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., dalam laporannya menyampaikan “Ketangguhan sumber daya manusia sebuah bangsa sangat tergantung pada jaminan ketersediaan pangan, dan infrastruktur pendukung ketahanan pangan. Meskipun perjuangan untuk ketahanan pangan bukanlah hal yang baru, UGM tetap berdedikasi untuk menjadi kekuatan utama bangsa ini dalam mengamankan ketersediaan pangan bagi masyarakat yang membutuhkan, baik di masa sekarang maupun untuk generasi mendatang.”
Rapat Terbuka dilanjutkan dengan orasi ilmiah yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo, M.Sc. dengan judul “Pangan Berdaulat, Generasi Sehat, Bangsa Bermartabat.”. Dalam orasinya menyampaikan “Usaha pemenuhan kebutuhan pangan mandiri dan berdaulat hendaknya ditempuh melalui cara-cara yang mampu memajukan kesejahteraan umum, melahirkan insan cerdas sehingga kita berkontribusi bagi pencapaian dunia yang kian bermartabat.”
“Untuk menjamin pangan yang tersedia di masyarakat aman dikonsumsi, maka diperlukan penyelenggaraan keamanan pangan di sepanjang rantai pangan, mulai dari tahap produksi sampai ke tangan konsumen.” terang Sri Raharjo.
Dalam kegiatan ini, juga dilaksanakan pemutaran video inovasi dari fakultas kluster agro. Salah satunya adalah pemutaran video Inovasi Smart Agriculture Enterprise (SAE) Kedelai dari FTP yang mendorong produktivitas dan mutu hasil panen kedelai dan agroindustri olahan kedelai, penelitian ini diketuai oleh Dr. Atris Suyantohadi S.T.P., M.T.
Inovasi dari FTP mengenai SIPASI yang telah dikembangkan di seluruh Indonesia juga ditampilkan. SIPASI adalah Sistem Pengelolaan Irigasi, sistem yang disusun untuk mengakomodasi pelaksanaan modernisasi irigasi di Indonesia sesuai dengan tuntutan masyarakat secara global. Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem bekerja sama dengan Tim Modernisasi Irigasi Nasional Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Pada akhir kegiatan Rapat Terbuka, juga dilaksanakan penyerahan buku dengan judul Pusaka Cita Rasa. Buku ini menguraikan tentang rangkaian perjalanan berkelana cita rasa di bumi zamrud khatulistiwa untuk menikmati hasil seni dapur lebih dari 1,000 etnis bangsa Indonesia. Buku ini merupakan hasil karya dari dosen FTP dan Prof. Dr. Ir. Murdijati Gardjito maestro teknologi pangan Indonesia sebagai penulis utama. Penyerahan Buku dari Dekan FTP dan Prof. Dr. Ir. Umar Santoso, M.Sc. selaku penulis buku untuk Rektor UGM dan Ketua Majelis Wali Amanat Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc.
Jum’at, 2 Desember 2022 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pemerintah Kabupaten Bangka berkunjung ke Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam rangka evaluasi kegiatan International Conference On Sustainable Environment, Agriculture And Tourism (ICOSEAT) 2022 yang telah dilaksanakan pada 21-23 Juli 2022 dan potensi peluang kerja sama lebih lanjut.
Kunjungan yang dilaksanakan di Operation Room dihadiri oleh Kepala Bappeda Ir. Pan Budi Marwoto, MSi., Sekretaris Bappeda Ir. Deviana AP, Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Dr. Darol Arkum, Mujioni S.Kom., Tri Nofansyah Putra, S.T., Putri Megie, Amd.
Turut hadir perwakilan dari FTP UGM yaitu Dekan FTP Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc., Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni Dr. Sri Rahayoe, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Yudi Pranoto, S.T.P., M.P., Ketua Departemen Teknologi Industri Pertanian Dr. Ir. Didik Purwadi, M.Ec., Teknologi Pertanian dan Biosistem Prof. Dr. Ir. Lilik Sutiarso, M.Eng., Dr. Ngadisih, S.T.P., M.Sc., Chandra Setyawan, STP., M.Eng., Ph.D., Bayu Nugraha, S.T.P., M.Sc., Ph.D., Dr. Ir. Priyanto Triwitono, M.P., Dr. Prieskarinda Lestari, S.T.
Dekan FTP UGM menyambut dengan baik kunjungan dari Bappeda Kab. Bangka untuk diskusi peluang kerja sama dan kolaborasi. Dekan FTP UGM berharap dengan adanya kerja sama bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat di Bangka dan juga bermanfaat bagi sivitas akademika di FTP UGM.
“Dari hasil ICOSEAT 2022 saya kira sangat bagus pelaksanaanya. Menurut saya juga sangat sukses, apresiasi juga dari berbagai pihak. Kedepannya, semoga bisa dilanjutkan kerja sama yang konkrit dan berkesinambungan, mungkin juga dengan memanfaatkan berbagai dana dan sumber daya yang ada baik di bangka maupun di UGM.” ucap Dekan FTP UGM.
Pan Budi Marwoto dalam sambutannya menyampaikan “Kegiatan ICOSEAT berlangsung dengan sangat baik. Apalagi di Pulau Bangka kegiatan konferensi internasional yang ada kaitannya dengan tourism itu belum banyak dilakukan, ICOSEAT adalah yang pertama. Mudah-mudahan nanti kalo memang ada kesempatan untuk kita menyelenggarakan konferensi internasional lebih lanjut apapun temanya, apapun topiknya, mungkin bisa kita diskusikan bersama.”
Untuk pembangunan di Kabupaten Bangka, Pan Budi menerangkan Kabupaten Bangka mencoba terus mengedepankan ilmu pengetahuan sebagai panglima dalam pembangunan. Terutama dalam menghadapi tantangan beberapa tahun kedepan, pertanian adalah salah satu sektor yang memang harus diperhatikan karena persoalan pertanian juga persoalan lahan, dan lahan di Bangka sudah sangat kritis. Kerjasama kedepan kaitannya menjadi sangat penting dengan teknologi pertanian.
Lilik Sutiarso dalam diskusi juga menyampaikan setiap kecamatan di Kabupaten Bangka memiliki makanan khas atau makanan lokal yang berpotensi menjadi salah satu model atau pengembangan kawasan agrotourism. Lilik Sutiarso juga menyampaikan supaya dapat ditindaklanjuti dengan Bappeda terkait dengan pengembangan kawasan agro-maritim tourism yang kedepannya bisa menjadi ikon dari Kab. Bangka. “Dimana kalo kita bicara agriculture, bicara maritime, kemudian tourism, itu nanti gastronomy tourism tadi masuk disini.” ungkapnya.
Oleh Bayu Dwi Apri Nugroho, S.T.P., M.Agr., Ph.D.
Sebagian wilayah Indonesia saat ini tengah mengalami kemarau basah, dimana musim kemarau tahun ini masih diselingi dengan hujan yang bersifat sporadis dan lebat dengan durasi cepat di beberapa tempat. Kondisi ini sangat terasa dampaknya di kalangan petani. Tidak seperti pada tahun-tahun sebelumnya, di bulan Mei dan Juni, biasanya petani sudah bisa menanam komoditas hortikultura seperti cabai atau bawang merah, tetapi di tahun ini malah sebaliknya. Sebab, pada bulan Mei dan Juni intensitas hujan masih sangat tinggi, bahkan di beberapa wilayah malah terjadi bencana banjir. Tidak sedikit petani yang mengalami gagal tanam karena perhitungan dan perkiraan waktu musim yang meleset dari perkiraan awal.
Terjadinya kemarau basah diakibatkan oleh La Nina yang merupakan kejadian anomali iklim global ditandai dengan keadaan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin dibandingkan suhu normalnya. Kondisi ini biasanya diikuti dengan berubahnya pola sirkulasi Walker atau sirkulasi atmosfer arah timur barat yang terjadi di sekitar ekuator dan dapat memengaruhi pola iklim dan cuaca global. Kondisi La Nina ini dapat berulang dalam beberapa tahun sekali dan setiap kejadian dapat bertahan hingga hitungan bahkan sampai tahunan. Setiap kejadian La Nina ini menyebabkan curah dan intensitas hujan semakin besar dan pergeseran periode musim hujan dan kemarau.
Upaya adaptasi dan mitigasi terkait dengan La Nina ini sangat diperlukan melalui metode prediksi cuaca secara nasional dan mendetail sampai pada level desa atau lahan. Informasi tersebut kemudian disampaikan ke masyarakat terutama terkait dengan anomali cuaca. Tidak hanya itu, edukasi dilakukan secara kontinu mengenai La Nina dan fenomena anomali cuaca lainnya serta dampaknya bagi petani bisa dilakukan lewat penyuluh pertanian yang ada di wilayah masing-masing.
Inovasi Teknologi
Perubahan anomali iklim yang terjadi saat ini maka kita bisa melakukan adaptasi dengan inovasi teknologi, apalagi di dalam revolusi industri 4.0, sektor pertanian harus mampu memanfaatkan teknologi digital berbasis internet. Informasi iklim menjadi sangat penting dan krusial, tidak hanya dalam informasi mengenai informasi cuaca secara online, real time dan up to date. Hal itu dilakukan untuk menjaga supaya kejadian gagal tanam, gagal panen, serta produktivitas pertanian menurun tidak terulang kembali.
Pada prinsipnya, pemasangan teknologi sensor cuaca bisa memberikan informasi kondisi cuaca dan kondisi tanah lahan petani secara realtime dan akurat. Tidak cukup hanya sensor cuaca, tetapi juga diperlukan sensor tanah untuk mengukur tingkat parameter pH, kondisi air, tingkat kesuburan dan suhu tanah. Sensor yang dipasang tadi hanyalah sebagai alat untuk mendapatkan data kondisi riil lahan sebagai bahan untuk analisis ke depan sehingga nantinya dibuat algoritma yang dapat menerjemahkan data-data yang didapat dari alat tersebut serta prediksi kedepan. Setelah berhasil menerjemahkan dan membuat prediksi, diperlukan suatu rekomendasi mengenai apa yang harus dilakukan oleh petani dengan kondisi yang terbaca dari sensor tersebut dengan machine learning dan kecerdasan buatan (AI). Data yang dibaca lewat aplikasi bisa menghasilkan informasi cuaca dan tanah setiap waktu ke petani.
Swasembada Pangan
Kelangkaan pangan global saat ini membuat bangsa Indonesia mau tidak mau atau suka tidak suka harus bisa mencukupi kebutuhan pangannya sendiri. Meski belum lama ini pemerintah menerima penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI), sebagai negara yang berhasil melakukan swasembada pangan. Capaian tersebut perlu diapresiasi, namun kita tetap tidak boleh lengah terhadap ancaman krisis pangan global. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah dalam menyiapkan swasembada pangan secara kontinu menjadi salah satu solusi dengan cara menyiapkan ekosistem-ekosistem pertanian berbasis inovasi teknologi. Ekosistem pertanian yang dimaksud di sini adalah sistem pertanian terpadu, dimana dalam satu lokasi atau desa sudah tersedia, penyedia sarana produksi pertanian (saprotan) dan sarana produksi (saprodi) sebagai penyedia input dengan produk-produk yang disepakati ekosistem. Keuntungan dalam ekosistem ini adalah kepastian pasar dan mempermudah distribusi saprodi.
Yang tidak kalah penting adalah dukungan perbankan dan asuransi pertanian, sebagai penyedia platform pinjaman atau kredit bagi petani. Adapun keuntungan bagi perbankan dalam ekosistem ini adalah perluasan nasabah, pengucuran kredit usaha tani (KUT) serta kepastian pengembalian kredit oleh petani.
Lalu, di kalangan petani ketersediaan teknologi sangat dibutuhkan untuk bisa dimanfaatkan petani baik di lahan maupun teknologi digital untuk penjualan produk hasil petani. Penerapan teknologi dalam ekosistem ini adalah memberikan kepastian kepada petani dan stakeholder terkait kondisi lahan dan juga informasi komoditas hasil panen. Sementara pemerintah dalam hal ini Kementerian dan pemda bertanggung jawab dalam kelancaran kegiatan operasional terkait perizinan kegiatan pertanian berbasis teknologi. Sedangkan dinas terkait menjadi fasilitator sebagai penyedia sarana dan prasarana pendukung budi daya pertanian berbasis teknologi.
Di tingkat pusat, Kominfo bisa membantu pemasangan tower sinyal untuk memastikan kinerja teknologi IoT. Sedangkan dari pihak swasta atau perusahaan milik negara selaku offtaker, bisa menjadi penjamin bahwa hasil panen petani mampu terserap secara keseluruhan dengan harga yang pantas. Keuntungan komponen offtaker dalam ekosistem ini adalah kepastian supplier dan juga traceability produk yang lebih jelas. Dengan begitu, kelompok tani sebagai pelaksana dalam ekosistem mendapat manfaat dari akses modal dari perbankan, akses teknologi, kepastian saprodi, jaminan peningkatan produktivitas dan kepastian penjualan hasil panen. Bila kolaborasi antara ekosistem pertanian dan inovasi teknologi ini terjadi maka diharapkan bisa membantu proses adaptasi petani dalam menghadapi anomali iklim dan menjaga ketahanan pangan terjaga agar target swasembada pangan tetap tercapai kedepannya.
Sumber Berita : https://ugm.ac.id/id/berita/23123-menyiasati-anomali-iklim-dan-kelangkaan-pangan-global
Politeknik Negeri Indramayu menandatangani kegiatan kerja sama dengan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Selasa, 11 November 2022 di ruang Operation Room FTP UGM. Penandatanganan dan kegiatan diskusi kerja sama dihadiri oleh Direktur Politeknik Negeri Indramayu Casiman Sukardi, S.T., M.T., bersama tim peneliti Politeknik Negeri Indramayu yaitu A. Sumarudin, S.Pd., M.T., M.Sc., sebagai ketua peneliti dan anggotanya Alifia Puspaningrum, S.Pd., M.Kom., Adi Suheryadi, S.ST., M.Kom., Icha Syahrotul Anam, S.TP., M.Sc., dan Eko Purnomo, S.E.
Sebagai pembuka sambutan, Dekan FTP UGM Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc. memperkenalkan perwakilan yang hadir dalam diskusi yaitu Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni Dr. Sri Rahayoe, Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, Sumber Daya Manusia dan Sistem Informasi Prof. Dr. Kuncoro Harto Widodo, S.T.P., M.Eng., Kepala Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Prof. Dr. Ir. Tyas Utami, M.Sc., Dosen Teknologi Industri Pertanian Dr. Agung Putra Pamungkas, S.T.P., M.Agr., Dosen Teknik Pertanian dan Biosistem Bayu Nugraha, S.T.P., M.Sc., Ph.D., dan Dosen Teknik Pertanian dan Biosistem Dr. Andri Prima Nugroho, S.T.P., M.Sc.
Dekan FTP menyampaikan kerjasama berkaitan Smart Agriculture sudah tepat dilakukan dengan FTP UGM karena sudah banyak penelitian yang dilakukan berkaitan dengan Smart Agriculture, dan khususnya juga dengan farming dari hulu sampai hilir. Direktur Politeknik Negeri Indramayu juga memperkenalkan tim peneliti yang hadir. Kegiatan dilanjutkan dengan tanda tangan kerja sama dan diskusi oleh FTP UGM dan Politeknik Negeri Indramayu.
Dalam diskusi ini tercapai kesepakatan kerja sama di bidang penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan teknologi. Kerja sama tersebut akan dilakukan dalam kurun waktu tiga tahun hingga tahun 2025. Tujuan dari kerjasama kali ini, untuk melakukan kegiatan Implementasi Smart Agriculture dalam menunjang peningkatan produksi dan kualitas hasil pertanian di Indramayu, peningkatan produksi dan kualitas hasil pertanian dalam implementasi teknologi berbasis Smart Agriculture, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pertukaran pelajar, dan program MBKM Riset.